Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Itu
peribahasanya. Kata kunci untuk proyek #30DaysSaveEarth #Day1 hari ini dari
saya adalah sampah. Coba kita temukan korelasi sempurna untuk peribahasa dan keyword ini. Iya. Bisa dibayangkan
bagaimana jadinya bila sampah yang awalnya hanya satu, dua, tiga, tiba-tiba
menjelma menjadi ribuan, jutaan dan menggunung.
Membuang sampah memang menjadi sebuah rutinitas yang
dipandang enteng oleh sebahagian besar orang. Tak terkecuali kita, bahkan saya
sendiri. Adakalanya kekhilafan masih menghampiri kita sebagai manusia biasa.
Bila tak khilaf, maka lupa mungkin lebih baik terdengar. Iya. Kita terkadang
lupa, mungkin juga malah sering. Sering lupa untuk membuang sampah di tempat
yang seharusnya. Slogan “buanglah sampah pada tempatnya” sekarang lebih sering
hanya menghuni dinding-dinding sekolah. Jika diamalkan itu sudah prestasi yang
luar biasa. Faktanya slogan-slogan ini hanya dibaca sambil lalu saja. Pernah
dengar masuk kuping kanan keluar kuping kiri kan teman? Nah itu dia. Dibaca
sebentar, menit berikutnya langsung dilupakan.
Coba perhatikan papan larangan dan fakta yang ada |
Tak jarang kita lihat sebuah tempat yang terang-terangan
membuat pengumuman “Dilarang membuang sampah disini” sementara di bagian bawah
papan pengumuman tersebut, sampah mulai menggunung, berpesta pora memproduksi
jutaan bakteri yang kemudian dihadiahkan untuk kita semua, manusia-manusia yang
masih minim sekali kesadarannya akan kebersihan lingkungan.
Sebagai seorang abdi negara di salah satu pemerintah daerah
negeri ini, saya paham dan tahu betul program-program apa saja yang sudah dan
akan dijalankan pemerintah untuk menanggulangi masalah persampahan. Namun
seluruh rencana program dan kegiatan tersebut tidak akan memiliki arti sama
sekali jika kita sebagai masyarakat belum menanamkan kepedulian dalam diri kita
masing-masing. Bahkan sekuat peraturan daerah saja, tak akan mampu mengusir
sampah-sampah yang terlanjur bertebaran di luar sana bila kita yang berperan
sebagai penghasil sampah tidak sadar atau lebih buruknya tidak mengindahkan
aturan-aturan yang telah ada.
Menggurui orang lain untuk menjaga kebersihan diri pribadi,
keluarga dan lingkungannya memang bukanlah hal mudah, tak sekedar membalikkan
telapak tangan. Tak segampang berkata-kata seperti yang sedang saya lakukan di
laman ini sekarang. Namun, ajakan dengan memulainya dari diri sendiri mungkin
bisa menjadi pilihan yang tepat. Tidak akan terlalu berat rasanya bila membuang
sampah pribadi kita ke tempat yang sudah disediakan. Lebih baik lagi jika
kebiasaan kecil ini kita mulai dari lingkungan keluarga, rumah kita sendiri
atau wilayah yang lebih kecil, kamar kita sendiri.
Suka bawa cemilan ke kamar tidur? Atau ada yang hobi nulis
surat mungkin? Yang jika salah sedikit saja, langsung dirobek
kemudiaaaann..jebret!!! langsung dibuang ke sembarang tempat. Atau ada yang
suka memelihara tanaman hias, yang jika daunnya mulai layu harus segera dibuang
dan yaaa..untuk menampung remah-remah kotor itu kita bisa menyediakan sebuah
tempat sampah. Tak perlu sebesar gentong di belakang rumah. Kita bisa
menciptakan sebuah tempat sampah cantik yang hanya dengan memandangnya saja,
orang-orang tak akan pernah tahu kalau itu adalah sebuah tempat sampah! Ayo
kembangkan kreatifitas teman. Mungkin bisa dengan cara menyulap kaleng kue
kepunyaan mama. Menghiasinya dengan kain-kain flannel. Ciptakan seindah
mungkin. Dan tentunya, pastikan setelah memiliki si tempat sampah cantik, kita
tidak akan pernah lagi membuang sampah-sampah di tempat yang lain.
Ini bisa jadi contoh juga lo teman-teman |
Jika belum bisa mengajak orang lain peduli akan
sampah, peduli akan kebersihan, peduli akan lingkungan, setidaknya kita telah
mencoba untuk memulainya dari diri kita sendiri. Antusias! Mulai hari ini mari
berjanji dari dalam hati kita masing-masing, “Jangan lagi buang sampah di
tempat yang tak seharusnya”. Sampah itu kotor dan yang berlabel kotor jangan
pernah tebarkan di sembarang tempat. Prinsipnya, bila belum bisa menyebarkan
kebaikan, jangan pernah tebar kekotoran. Haha. Sekian teman. Salam lingkungan :)
Tulisan ini ditulis dalam rangka event #30DaysSaveEarth yang
diselenggarakan oleh @jungjawa dan @unidzalika Info selanjutnya bisa intip link
ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)