Akhirnya saya bisa bertemu, meraba kata yang Paulo rangkai di
dalam buku terbaiknya, The Alchemist.
Ah. Sudah beberapa kota saya datangi hanya untuk menemukannya. Bahkan sampai menitipkan
pencariannya pada beberapa sahabat. Dan berkat 25th anniversary
penerbitannya, The Alchemist dicetak
lagi tahun ini. Novel ini telah diedarkan di seluruh pelosok bumi,
diterjemahkan ke dalam ratusan bahasa. Mengagumkan! Dan saya tak pernah menyesal
telah menghabiskan waktu untuk mencari keberadaannya. Berlebihan? Tentu saja
tidak. Anda berkata begitu karena belum larut saja dalam sihir katanya Paulo
Coelho.
The Alchemist.
Kesimpulan pertama yang akan muncul ketika membaca kata ini adalah keajaiban
perubahan timah atau tembaga menjadi emas. Tapi benarkah ada keajaiban seperti
itu di dunia ini? Bukankah jika memang ada, kemurnian emas sebagai logam mulia
hanya akan membuatnya “hambar” dan menjadi tak lagi berharga?
The Alchemist menjawab
segalanya. Paulo mengisahkan perjalanan seorang pemuda bernama Santiago dalam
menemukan harta karun yang telah ditakdirkan untuknya. Perjalanan panjang dari
Spanyol berlatar padang rumput luas menuju piramida Mesir yang demi
menginjakkan kakinya di tempat itu, Santiago harus melewati sebuah gurun pasir
maha luas. Pencarian takdir yang berawal dari pertemuan tak sengajanya dengan
seorang perempuan gipsi, berlanjut dengan pembicaraan singkat bersama raja tua
misterius membuat Santiago percaya bahwa takdir akan menuntunnya pada harta
karun terhebat yang tak pernah singgah dalam kehidupannya sebagai gembala.
Perjalanan lalu memaksanya bertemu dengan seorang pencuri licik yang pada
awalnya meluluhlantakkan mimpi yang telah ia rajut tinggi. Namun
bisikan-bisikan yang ia dengar dari hati membuatnya gagal berputus asa,
melanjutkan perjalanan, bertemu dengan seorang pecinta buku-buku alkemis dari
Inggris dan Sang Alkemis itu sendiri.
Bisakah Santiago menemukan harta karun itu? Jauh dari lubuk hati
terdalam, saya ingin membagikan apa yang baru saja selesai saya baca. Pelajaran
berharganya. Kutipan-kutipan penting yang ia punya (yang seperti biasa telah
saya tandai dengan stabilo). Namun saya ingin teman-teman mau membaca kisah
ini. Membacanya dengan hati dan menemukan sebuah fakta yang akan membuat kita
tercengang. Penasaran? Iya. Itu juga yang saya rasakan sedari dulu dan sore ini
rasa penasaran itu telah terobati.
Dalam The Alchemist juga saya menemukan banyak kosa kata baru
yang sebelumnya tak saya perhatikan, tak saya ketahui. Maktub, Ramuan
Kehidupan, Batu Filsuf, bahasa dunia, Oya,
ini bagian yang selalu ditunggu teman-teman pembaca. The Precious Sentences.
Ayo kita kupas satu persatu.
Yang membuat hidup ini menarik adalah kemungkinan untuk
mewujudkan impian menjadi kenyataan [page 17 of 213]
“Kalau kau memulai dengan menjanjikan sesuatu yang belum kau
miliki, kau akan kehilangan hasratmu untuk berusaha memperolehnya [page 34 of
213]
Bahasa dunia yang murni. Bahasa yang lebih tua daripada manusia,
lebih kuno dari padang pasir. Sesuatu yang meletupkan daya yang sama manakala
dua pasang mata beradu pandang. Bahasa Cinta [page 120 of 213]
“Bukan yang masuk ke mulut yang menajiskan orang, melainkan yang
keluar dari mulut.” [page 148 of 213]
“Kau harus mengerti, cinta tak pernah menghalangi orang mengejar
takdirnya. Kalau dia melepaskan impiannya itu karena cintanya bukan karena
cinta sejati..bukan cinta yang berbicara bahasa dunia.” [page 155 of 213]
“Kau tak kan pernah lari dari hatimu. Jadi sebaiknya
dengarkanlah suaranya. Dengan begitu, kau tidak perlu takut mendapatkan pukulan
yang tidak disangka-sangka.” [page 166 of 213]
“Orang-orang takut mengejar impian-impian mereka yang paling
berharga, sebab mereka merasa tidak layak mendapatkannya, atau tidak akan
pernah bisa mewujudkannya.” [page 167 of 213]
Rasa takut akan penderitaan justru lebih menyiksa daripada
penderitaan itu sendiri [page 167 of 213]
Setiap pencarian dimulai dengan keberuntungan bagi si pemula.
Dan setiap pencarian diakhiri dengan ujian berat bagi si pemenang [page 170 of
213]
Dan siapa pun yang campur tangan dalam takdir orang lain tidak
akan pernah menemukan takdirnya sendiri [page 176 of 213]
Dan masih banyak lagi kutipan berharga yang akan menghabiskan
laman ini jika saya sampaikan seluruhnya. The
Alchemist mengajarkan saya untuk percaya pada hati, mematikan rasa takut
terutama takut akan kegagalan dan kegigihan mencapai mimpi. Saya benar-benar
tak ingin menutup halamannya sebelum 213 halaman ini terselesaikan.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)