Rabu, September 12

Spesial untuk 18-ku tercinta

Diposting oleh Orestilla di 15.53.00 0 komentar

Sahabat..apa kabarmu disana?

Ditengah kesibukanmu didaerah masing-masing, aku yakin tak seorangpun diantara kalian semua yang melupakan hari ini, 12 September. Ya. Tepat 3 tahun yang lalu kita dikukuhkan sebagai Pamong Praja Muda, pengayom masyarakat yang diharapkan mampu membawa perubahan bagi negeri kita tercinta. Walau perubahan itu mungkin tak terlalu berarti dalam pandangan orang lain.

Sahabat..betapa rindu tak mampu tersampaikan hanya lewat kata.

Akankah hanya aku sendiri yang saat ini tengah duduk didepan tumpukan berkas dengan kerinduan membuncah tentangmu, tentang kita, tentang kawah candradimuka Institut Pemerintahan Dalam Negeri?

Berharap dimanapun saat ini kalian berada, akan ada rindu yang sama.

Mengabdi untuk negeri, demikian janji yang dulu kita ikrarkan dan akan selalu terpatri didalam hati. Semoga Tuhan selalu mengiringi langkah kita hingga akhirnya nanti. Dan semoga akan ada waktunya aku bisa menggenggam tangan kalian lagi. Amin.




BHINNEKA NARA EKA BHAKTI.

Ini dia cerita cintaku, bagaimana denganmu?

Diposting oleh Orestilla di 15.03.00 0 komentar

Kembali lagi bersamaku, Sang Dokter cinta yang katanya mampu menjadi motivator bagi sebagian orang, yang sejujurnya... Halah. Kecoplosan. Tu kaaaann...stop..!!stop..!! Jangan sampai ada sesi curhat. Hahahaha.



Cinta. Bicara cinta, bicara banyak hal. Bicara tentang beragam perasaan yang bercampur baur didalamnya. Ialah bahagia dengan segala suka cita hingga tak bisa menahan bibir untuk tetap tersenyum sepanjang hari. Ialah kesedihan mendalam yang mampu membuat segelintir orang bahkan terlalu nekat untuk mengakhiri perjalanan panjang kehidupannya. Ialah keraguan tatkala cinta dihadapkan pada dua cermin dengan pantulan indahnya yang berlomba untuk dipilih. Ialah kebodohan ketika kesadaran akan ketidakmungkinan menuju akhir yang masih memaksa hati untuk tetap bertahan dalam angan panjang tak berujung.

Tak ada yang bisa menebak apa itu sebenarnya cinta. Sebelum membahas klasifikasi cinta pada ciptaan Tuhan, mari kita sadari bahwa sesungguhnya cinta hanya pantas dipersembahkan untuk-Nya, Sang Pencipta itu sendiri.

Ketika mendapati dua insan dalam keseharian yang selalu tersenyum satu sama lain, yang mempertontonkan rengkuhan penuh kasih didepan semua mata, cintakah itu yang mereka punya? Tidak. Tidak untuk semua orang yang melakonkannya. Ada cinta yang lahir dari sebuah keterpaksaan. Terpaksa karena tak ada pilihan lain yang bisa dipilih dalam daftar pilihan yang ada. Terpaksa karena sebuah alasan yang ditempeli label rahasia. Rahasia pribadi si pelakon dengan Sang Khalik. Rahasia yang hanya akan menjadi miliknya sendiri sampai kematian mendatangi.

Ada cinta dalam kepura-puraan. Melengkapi hidup yang dia percaya hanya sebuah sandiwara. Maka bersandiwara pulalah ia dalam cinta. Namun jauh didalam hatinya yang paling dalam, ada sebongkah kehampaan yang hanya dirasainya sendiri. Kehampaan yang tertutupi oleh kepura-puraan yang ia perankan dengan sangat matang dan menyentuh.

Cinta pada pandangan pertama menjadi satu topik cinta yang seringkali dibicarakan ketika mata bertemu mata dan hati menafsirkan keberadaannya. Namun siapa yang mampu menjamin itu menjadi cinta yang sebenarnya? Berhati-hatilah. Tidakkah itu cinta yang hanya memuja keindahan fisik semata? Atau cinta yang jatuh pada sikapnya yang tampak sangat istimewa? Dan ya. Mungkin saja memang itu cinta sesungguhnya. Ada yang bertahun-tahun menjalin cinta dan akhirnya berpaling ketika pandangan pertama mengalihkan cinta lama pada perasaan baru yang tarikannya lebih kuat dan membuat hati berbunga-bunga. Ada yang langsung bertekuk lutut karena pandangan pertama telah membuatnya jatuh hingga hidup tak lengkap ketika tak mendapatinya ada. Demikianlah cinta. Demikianlah pandangan pertama yang mampu membuatnya ada.

Ada cinta dalam diam. Cinta yang bersemi tanpa untaian kata. Tanpa sebuah pertemuan istimewa. Tanpa kesepakatan akan sebuah status. Namun mampu menghadiahkan letupan-letupan kebahagiaan. Cinta yang hadir saat pertemuan tak terduga mempertemukan pandanganmu dengannya. Cinta yang menutupi malam kelammu dengan megahnya kerlipan bintang. Cinta yang hadir bahkan tanpa disadari oleh keduanya. Namun rasa itu ada dan sesungguhnya nyata.

Bila aku berkata, ini dia cerita cintaku. Bagaimana denganmu?

Rabu, September 12

Spesial untuk 18-ku tercinta

Diposting oleh Orestilla di 15.53.00 0 komentar

Sahabat..apa kabarmu disana?

Ditengah kesibukanmu didaerah masing-masing, aku yakin tak seorangpun diantara kalian semua yang melupakan hari ini, 12 September. Ya. Tepat 3 tahun yang lalu kita dikukuhkan sebagai Pamong Praja Muda, pengayom masyarakat yang diharapkan mampu membawa perubahan bagi negeri kita tercinta. Walau perubahan itu mungkin tak terlalu berarti dalam pandangan orang lain.

Sahabat..betapa rindu tak mampu tersampaikan hanya lewat kata.

Akankah hanya aku sendiri yang saat ini tengah duduk didepan tumpukan berkas dengan kerinduan membuncah tentangmu, tentang kita, tentang kawah candradimuka Institut Pemerintahan Dalam Negeri?

Berharap dimanapun saat ini kalian berada, akan ada rindu yang sama.

Mengabdi untuk negeri, demikian janji yang dulu kita ikrarkan dan akan selalu terpatri didalam hati. Semoga Tuhan selalu mengiringi langkah kita hingga akhirnya nanti. Dan semoga akan ada waktunya aku bisa menggenggam tangan kalian lagi. Amin.




BHINNEKA NARA EKA BHAKTI.

Ini dia cerita cintaku, bagaimana denganmu?

Diposting oleh Orestilla di 15.03.00 0 komentar

Kembali lagi bersamaku, Sang Dokter cinta yang katanya mampu menjadi motivator bagi sebagian orang, yang sejujurnya... Halah. Kecoplosan. Tu kaaaann...stop..!!stop..!! Jangan sampai ada sesi curhat. Hahahaha.



Cinta. Bicara cinta, bicara banyak hal. Bicara tentang beragam perasaan yang bercampur baur didalamnya. Ialah bahagia dengan segala suka cita hingga tak bisa menahan bibir untuk tetap tersenyum sepanjang hari. Ialah kesedihan mendalam yang mampu membuat segelintir orang bahkan terlalu nekat untuk mengakhiri perjalanan panjang kehidupannya. Ialah keraguan tatkala cinta dihadapkan pada dua cermin dengan pantulan indahnya yang berlomba untuk dipilih. Ialah kebodohan ketika kesadaran akan ketidakmungkinan menuju akhir yang masih memaksa hati untuk tetap bertahan dalam angan panjang tak berujung.

Tak ada yang bisa menebak apa itu sebenarnya cinta. Sebelum membahas klasifikasi cinta pada ciptaan Tuhan, mari kita sadari bahwa sesungguhnya cinta hanya pantas dipersembahkan untuk-Nya, Sang Pencipta itu sendiri.

Ketika mendapati dua insan dalam keseharian yang selalu tersenyum satu sama lain, yang mempertontonkan rengkuhan penuh kasih didepan semua mata, cintakah itu yang mereka punya? Tidak. Tidak untuk semua orang yang melakonkannya. Ada cinta yang lahir dari sebuah keterpaksaan. Terpaksa karena tak ada pilihan lain yang bisa dipilih dalam daftar pilihan yang ada. Terpaksa karena sebuah alasan yang ditempeli label rahasia. Rahasia pribadi si pelakon dengan Sang Khalik. Rahasia yang hanya akan menjadi miliknya sendiri sampai kematian mendatangi.

Ada cinta dalam kepura-puraan. Melengkapi hidup yang dia percaya hanya sebuah sandiwara. Maka bersandiwara pulalah ia dalam cinta. Namun jauh didalam hatinya yang paling dalam, ada sebongkah kehampaan yang hanya dirasainya sendiri. Kehampaan yang tertutupi oleh kepura-puraan yang ia perankan dengan sangat matang dan menyentuh.

Cinta pada pandangan pertama menjadi satu topik cinta yang seringkali dibicarakan ketika mata bertemu mata dan hati menafsirkan keberadaannya. Namun siapa yang mampu menjamin itu menjadi cinta yang sebenarnya? Berhati-hatilah. Tidakkah itu cinta yang hanya memuja keindahan fisik semata? Atau cinta yang jatuh pada sikapnya yang tampak sangat istimewa? Dan ya. Mungkin saja memang itu cinta sesungguhnya. Ada yang bertahun-tahun menjalin cinta dan akhirnya berpaling ketika pandangan pertama mengalihkan cinta lama pada perasaan baru yang tarikannya lebih kuat dan membuat hati berbunga-bunga. Ada yang langsung bertekuk lutut karena pandangan pertama telah membuatnya jatuh hingga hidup tak lengkap ketika tak mendapatinya ada. Demikianlah cinta. Demikianlah pandangan pertama yang mampu membuatnya ada.

Ada cinta dalam diam. Cinta yang bersemi tanpa untaian kata. Tanpa sebuah pertemuan istimewa. Tanpa kesepakatan akan sebuah status. Namun mampu menghadiahkan letupan-letupan kebahagiaan. Cinta yang hadir saat pertemuan tak terduga mempertemukan pandanganmu dengannya. Cinta yang menutupi malam kelammu dengan megahnya kerlipan bintang. Cinta yang hadir bahkan tanpa disadari oleh keduanya. Namun rasa itu ada dan sesungguhnya nyata.

Bila aku berkata, ini dia cerita cintaku. Bagaimana denganmu?

 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea