Tampilkan postingan dengan label Tarian Narasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tarian Narasi. Tampilkan semua postingan

Kamis, Mei 22

Menjauhlah

Diposting oleh Orestilla di 09.37.00 2 komentar


Saat lelah menikam, aku ingin kalian datang lalu memeluk, membuat sedih bungkam
Pun begitu ketika bahagia datang, aku ingin kalian lah yang pertama kali merasakan debar-debar kesenangan
Saat tangis menjamah, aku berharap tangan-tangan tulus terulur dan mendiamkan isak
Pun begitu saat tawa berderai, aku berharap bersama kita memecah angkasa dengan cinta, angan gila dan kemenangan
Namun ada waktu ketika jarak menjadi begitu jauh walau ragamu masih bisa ku sentuh
Ada ucap yang tak mampu ku eja walau hatiku berteriak tanpa jeda
Ada kerinduan yang membisu jauh di kedalaman jiwa
Untukmu sahabat
Berpalinglah padaku. sekali lagi. jangan pernah jemu.
Maafkan aku untuk kesalahan yang belum mampu kusimpulkan
Maafkan aku untuk kesedihan yang mungkin saja lahir tanpa kurencanakan
Maafkan aku untuk sebuah pengakuan yang tak mampu kusampaikan
Maafkan aku untuk satu rasa kehilangan tanpa alasan
Menjauhlah jika dengan itu luka dihatimu tak lagi berkobar, untuk kemudian padam dan menghilang
Menjauhlah jika dengan itu kamu akan kembali dengan sepaket kepribadian yang kini tak pernah lagi datang
Menjauhlah jika itu memang pilihan terbaikmu saat ini
Tapi percayalah, disini tak akan ada yang berubah
Tak akan ada yang berbeda
Tak akan pernah ada yang lupa
Kami.
Mencintaimu.

Senin, Mei 12

untuk satu hati

Diposting oleh Orestilla di 09.31.00 0 komentar


ini rangkaian kata pertama yang tersampaikan setelah aku jatuh cinta.
lagi.
jatuh pada satu hati yang dengan hatinya berusaha untuk menjaga hatiku.
ketika paket jatuh hati ini disandingkan dengan rindu, aku tau bahwasanya ada rasa sakit yang mungkin sedang mengintip malu-malu.
tapi tak apa,
karena dengan kepercayaan penuh, sudah kuserahkan hatiku untuk dijaga olehnya.
ini rangkaian kata pertama yang kusampaikan setelah sekali lagi aku jatuh cinta.
rasanya jangan pernah kalian bertanya.
karena sejujurnya aku pun dibuat gila.
bongkahan kelam nelangsa yang sebelumnya bertumpuk hebat di kedalaman rasa, hilang. Ia kabur tanpa jejak.
keraguanku lenyap, menjelmakan harap bagai burung yang tengah mengepak hebat membelah angkasa.
pada kamu si pemilik hati, terimakasih.
untuk hatimu, aku jatuh.
lagi dan lagi.

Rabu, November 27

Reply to "Lelaki yang Jatuh Hati"

Diposting oleh Orestilla di 08.47.00 2 komentar


Sepagi ini membaca “lelakiyang jatuh hati” di laman sahabat saya si penulis Origami Hati. Ada yang nyesek juga disini walau frasa itu berasal dari sudut pandang Boy, lelaki. Iya. Karena rasa seperti itu juga bisa kami alami, kami si perempuan yang lebih sering terluka karena cinta.
Ditambah pilihan soundtrack pagi yang bikin hati saya kembali merindu dan menggebu, pada sosok yang dulu pernah saya ceritakan dalam narasi. Sosok yang tak mampu saya gapai hatinya dengan cinta, namun punya tempat tersendiri di hati saya. The One That Got Away. Anda semua pasti kenal lagu keren yang awalnya dinyanyikan oleh Katy Perry ini. Tapi saya sendiri lebih tertarik ketika lagu ini didendangkan oleh Boyce Avenue. Karena ditampilkan akustik, lagu ini terdengar lebih “dalem” lagi.

Summer after high school when we first met
We make out in your Mustang to Radiohead
And on my 18th Birthday
We got matching tattoos
Used to steal your parents’ liquor
And climb to the roof
Talk about our future
like we had a clue
Never plan that one day
I’d be losing you
And in another life
I would be your girl
We keep full of promises
Be us against the world
And in another life
I would make you stay
So I don’t have to say
You were the one that got away
The one that got away
I was June and you were my Johnny Cash
Never one we got the other we made a pact
Sometimes when I miss you
I put those records on
Someone said you had your tattoo removed
Saw you downtown singing the Blues
Its time to face the music
I’m no longer your muse
All these money can’t buy me a time machine
Can’t replace you with a million rings
I shoulda told you what you meant to me
Cause now I pay the price

Tiap kali lagunya sampai pada lirik “Never plan that one day, I’d be losing you” ada luka yang hadir tanpa tanya. Ada wajah yang sontak hadir dan mengingatkan kembali pada masa lalu yang penuh suka. Ada kenangan yang bergantian melintas layaknya potongan-potongan adegan dalam film romansa. Indah memang. Eiittss..jangan bicarakan sang mantan hanya karena lirik awal lagu ini ya. Hahaha. Cinta sejati bukan selalu berarti cinta yang pernah kita miliki dalam waktu lama, iya kan?
Membaca narasi Boy sembari mendengarkan lagu-nya Boyce Avenue mengingatkan saya sekali lagi bahwasanya cinta sejati memang tak harus memiliki. Agak sedikit bullshit terdengar. Namun itulah faktanya. Fakta yang hanya bisa di-amin-kan oleh mereka yang pernah ada dalam posisi istimewa seperti itu. Masih ingat cerita “Wanita Penghantar Pernikahan” saya? Jika Boy berani bertutur dalam tajuk “Lelaki yang jatuh hati” (serius looo..ini sepertinya perasaan nyata sang penulis), saya juga pernah jujur disana.
Seringkali cinta yang seperti ini menjadi cinta yang sulit untuk dilupakan, abadi dalam penantian, indah dalam kenangan.
“Lelaki yang jatuh hati” sendiri memberikan gambaran baru bagi saya bahwasanya lelaki tak selalu berada pada pihak yang “diperjuangkan”. Masih ada ribuan lelaki di luar sana yang hatinya terluka karena cinta. Walaupun lelaki lebih dikenal dengan kekuatan logika dan kerendahan rasa, toh mereka masih tetap manusia biasa. Bedanya, lelaki lebih rapi menyimpan kesakitan. Tak sama dengan perempuan yang dengan mudahnya dibaca oleh mata telanjang.

"Terima kasih Boy. Rangkaian kata kali ini ngena banget di hati."


Kamis, Oktober 31

#LastDay #30DaysSaveEarth

Diposting oleh Orestilla di 08.45.00 1 komentar


30 hari berlalu. Hari ini tanggal 31 Oktober. Harusnya senang karena besok gajian. Tapi ada satu ruang kosong yang menganga di hati. Serasa akan berpisah dengan sesuatu yang sudah menjadi keseharian. Dalam satu bulan ini, #30DaysSaveEarth menjadi pembuka hari. Begitu sampai dikantor dan menyelesaikan beberapa tanggung jawab yang dinilai cukup urgent, hal berikutnya yang akan saya lakukan adalah membaca postingan-postingan pecinta bumi yang saya cintai dengan hati. Sungguh.


Pertama kali mengikuti event ini, hal pertama yang terlintas adalah mendapatkan hadiah menarik dari Jung dan Uni. Haha. Iya. Ini salah satunya yang selalu menjadi motivasi saya setiap kali mengikuti kompetisi menulis. Apalagi jika hadiah-hadiah itu adalah buku. Siapa coba yang bisa menolak buku hanya dengan satu syarat: mengasah kemampuan sendiri. Bagi saya bagai kejatuhan durian runtuh (walaupun secara pribadi saya nggak suka duren).
Tapi jauh dari perkiraan, apa yang saya dapatkan dalam 30 hari terakhir melebihi mimpi. Iya. Saya diingatkan sekali lagi, bahwasanya Allah memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Dan ini lah akhirnya, saya memperoleh asupan gizi akan ilmu tentang bumi dan lingkungan. Saya butuh untuk tahu akan semua ini. Kenapa? Karena saya ingin tetap hidup diatas bumi yang asri. Kedepannya, saya ingin anak dan cucu saya juga masih bisa melihat hijaunya bumi saat pagi disapa mentari. Hal berharga yang mungkin saja tak saya temui jika saya tidak singgah di laman Jung dan Uni hari itu. Ada banyak, bahkan sangat banyak sekali ilmu yang saya dapatkan. Mulai dari hal sepele yang dengan mudahnya saya lupakan, sampai hal super besar yang belum terlintas di pikiran saya. 


Tak hanya ilmu, saya pun memperoleh sahabat-sahabat baru. Sahabat yang juga menyisipkan cinta dihatinya untuk bumi dan lingkungan. Kebanyakan dari mereka masih muda (dan saya juga belum tua pastinya), sungguh saya sangat bangga. Bahkan ada yang akhirnya menjadikan saya sebagai tempat curhat, ngobrol kesana kemari sampai pada hal-hal pribadi.
Saya berharap kampanye tulus kita dalam satu bulan ini tak akan mati di kemudian hari. Catat hal baik untuk kita realisasikan dalam kehidupan nyata. Ingat ya teman, lanjutkan dalam tindak nyata. Karena sebanyak apapun kita menulis, tak akan ada artinya bagi bumi jika segalanya hanya berakhir di laman-laman yang kita punya. Mari kita mulai dari diri sendiri, sadarkan keluarga dan teman-teman. Satu langkah kecil kita akan memberikan kontribusi besar untuk dunia. Jika temukan hal buruk? Simpan dan lupakan. Tapi sejauh ini, tak ada hal buruk yang saya temui. Bagaimana denganmu?
Untuk Jung dan Uni, saya ucapkan terima kasih. Ide brilian dan kreatifitas kalian berdua memberikan dampak yang sangat besar untuk jiwa-jiwa muda yang masih peduli dan memiliki nurani untuk menjaga bumi. Saya tunggu gebrakan selanjutnya. Percayalah, jika niat kita baik, kebaikan dan keberhasilan akan diikutsertakan Allah dalam langkah kita nanti. Cinta saya pada bumi dan pada sahabat semua tak akan berakhir saat tanggal di kalender kita, hari dan bulan berganti keesokan hari.
Salam sayang. Salam bumi!



Tulisan ini ditulis dalam rangka event #30DaysSaveEarth yang diselenggarakan oleh @jungjawa dan @unidzalika Info selanjutnya bisa intip link ini.

Tampilkan postingan dengan label Tarian Narasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tarian Narasi. Tampilkan semua postingan

Kamis, Mei 22

Menjauhlah

Diposting oleh Orestilla di 09.37.00 2 komentar


Saat lelah menikam, aku ingin kalian datang lalu memeluk, membuat sedih bungkam
Pun begitu ketika bahagia datang, aku ingin kalian lah yang pertama kali merasakan debar-debar kesenangan
Saat tangis menjamah, aku berharap tangan-tangan tulus terulur dan mendiamkan isak
Pun begitu saat tawa berderai, aku berharap bersama kita memecah angkasa dengan cinta, angan gila dan kemenangan
Namun ada waktu ketika jarak menjadi begitu jauh walau ragamu masih bisa ku sentuh
Ada ucap yang tak mampu ku eja walau hatiku berteriak tanpa jeda
Ada kerinduan yang membisu jauh di kedalaman jiwa
Untukmu sahabat
Berpalinglah padaku. sekali lagi. jangan pernah jemu.
Maafkan aku untuk kesalahan yang belum mampu kusimpulkan
Maafkan aku untuk kesedihan yang mungkin saja lahir tanpa kurencanakan
Maafkan aku untuk sebuah pengakuan yang tak mampu kusampaikan
Maafkan aku untuk satu rasa kehilangan tanpa alasan
Menjauhlah jika dengan itu luka dihatimu tak lagi berkobar, untuk kemudian padam dan menghilang
Menjauhlah jika dengan itu kamu akan kembali dengan sepaket kepribadian yang kini tak pernah lagi datang
Menjauhlah jika itu memang pilihan terbaikmu saat ini
Tapi percayalah, disini tak akan ada yang berubah
Tak akan ada yang berbeda
Tak akan pernah ada yang lupa
Kami.
Mencintaimu.

Senin, Mei 12

untuk satu hati

Diposting oleh Orestilla di 09.31.00 0 komentar


ini rangkaian kata pertama yang tersampaikan setelah aku jatuh cinta.
lagi.
jatuh pada satu hati yang dengan hatinya berusaha untuk menjaga hatiku.
ketika paket jatuh hati ini disandingkan dengan rindu, aku tau bahwasanya ada rasa sakit yang mungkin sedang mengintip malu-malu.
tapi tak apa,
karena dengan kepercayaan penuh, sudah kuserahkan hatiku untuk dijaga olehnya.
ini rangkaian kata pertama yang kusampaikan setelah sekali lagi aku jatuh cinta.
rasanya jangan pernah kalian bertanya.
karena sejujurnya aku pun dibuat gila.
bongkahan kelam nelangsa yang sebelumnya bertumpuk hebat di kedalaman rasa, hilang. Ia kabur tanpa jejak.
keraguanku lenyap, menjelmakan harap bagai burung yang tengah mengepak hebat membelah angkasa.
pada kamu si pemilik hati, terimakasih.
untuk hatimu, aku jatuh.
lagi dan lagi.

Rabu, November 27

Reply to "Lelaki yang Jatuh Hati"

Diposting oleh Orestilla di 08.47.00 2 komentar


Sepagi ini membaca “lelakiyang jatuh hati” di laman sahabat saya si penulis Origami Hati. Ada yang nyesek juga disini walau frasa itu berasal dari sudut pandang Boy, lelaki. Iya. Karena rasa seperti itu juga bisa kami alami, kami si perempuan yang lebih sering terluka karena cinta.
Ditambah pilihan soundtrack pagi yang bikin hati saya kembali merindu dan menggebu, pada sosok yang dulu pernah saya ceritakan dalam narasi. Sosok yang tak mampu saya gapai hatinya dengan cinta, namun punya tempat tersendiri di hati saya. The One That Got Away. Anda semua pasti kenal lagu keren yang awalnya dinyanyikan oleh Katy Perry ini. Tapi saya sendiri lebih tertarik ketika lagu ini didendangkan oleh Boyce Avenue. Karena ditampilkan akustik, lagu ini terdengar lebih “dalem” lagi.

Summer after high school when we first met
We make out in your Mustang to Radiohead
And on my 18th Birthday
We got matching tattoos
Used to steal your parents’ liquor
And climb to the roof
Talk about our future
like we had a clue
Never plan that one day
I’d be losing you
And in another life
I would be your girl
We keep full of promises
Be us against the world
And in another life
I would make you stay
So I don’t have to say
You were the one that got away
The one that got away
I was June and you were my Johnny Cash
Never one we got the other we made a pact
Sometimes when I miss you
I put those records on
Someone said you had your tattoo removed
Saw you downtown singing the Blues
Its time to face the music
I’m no longer your muse
All these money can’t buy me a time machine
Can’t replace you with a million rings
I shoulda told you what you meant to me
Cause now I pay the price

Tiap kali lagunya sampai pada lirik “Never plan that one day, I’d be losing you” ada luka yang hadir tanpa tanya. Ada wajah yang sontak hadir dan mengingatkan kembali pada masa lalu yang penuh suka. Ada kenangan yang bergantian melintas layaknya potongan-potongan adegan dalam film romansa. Indah memang. Eiittss..jangan bicarakan sang mantan hanya karena lirik awal lagu ini ya. Hahaha. Cinta sejati bukan selalu berarti cinta yang pernah kita miliki dalam waktu lama, iya kan?
Membaca narasi Boy sembari mendengarkan lagu-nya Boyce Avenue mengingatkan saya sekali lagi bahwasanya cinta sejati memang tak harus memiliki. Agak sedikit bullshit terdengar. Namun itulah faktanya. Fakta yang hanya bisa di-amin-kan oleh mereka yang pernah ada dalam posisi istimewa seperti itu. Masih ingat cerita “Wanita Penghantar Pernikahan” saya? Jika Boy berani bertutur dalam tajuk “Lelaki yang jatuh hati” (serius looo..ini sepertinya perasaan nyata sang penulis), saya juga pernah jujur disana.
Seringkali cinta yang seperti ini menjadi cinta yang sulit untuk dilupakan, abadi dalam penantian, indah dalam kenangan.
“Lelaki yang jatuh hati” sendiri memberikan gambaran baru bagi saya bahwasanya lelaki tak selalu berada pada pihak yang “diperjuangkan”. Masih ada ribuan lelaki di luar sana yang hatinya terluka karena cinta. Walaupun lelaki lebih dikenal dengan kekuatan logika dan kerendahan rasa, toh mereka masih tetap manusia biasa. Bedanya, lelaki lebih rapi menyimpan kesakitan. Tak sama dengan perempuan yang dengan mudahnya dibaca oleh mata telanjang.

"Terima kasih Boy. Rangkaian kata kali ini ngena banget di hati."


Kamis, Oktober 31

#LastDay #30DaysSaveEarth

Diposting oleh Orestilla di 08.45.00 1 komentar


30 hari berlalu. Hari ini tanggal 31 Oktober. Harusnya senang karena besok gajian. Tapi ada satu ruang kosong yang menganga di hati. Serasa akan berpisah dengan sesuatu yang sudah menjadi keseharian. Dalam satu bulan ini, #30DaysSaveEarth menjadi pembuka hari. Begitu sampai dikantor dan menyelesaikan beberapa tanggung jawab yang dinilai cukup urgent, hal berikutnya yang akan saya lakukan adalah membaca postingan-postingan pecinta bumi yang saya cintai dengan hati. Sungguh.


Pertama kali mengikuti event ini, hal pertama yang terlintas adalah mendapatkan hadiah menarik dari Jung dan Uni. Haha. Iya. Ini salah satunya yang selalu menjadi motivasi saya setiap kali mengikuti kompetisi menulis. Apalagi jika hadiah-hadiah itu adalah buku. Siapa coba yang bisa menolak buku hanya dengan satu syarat: mengasah kemampuan sendiri. Bagi saya bagai kejatuhan durian runtuh (walaupun secara pribadi saya nggak suka duren).
Tapi jauh dari perkiraan, apa yang saya dapatkan dalam 30 hari terakhir melebihi mimpi. Iya. Saya diingatkan sekali lagi, bahwasanya Allah memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Dan ini lah akhirnya, saya memperoleh asupan gizi akan ilmu tentang bumi dan lingkungan. Saya butuh untuk tahu akan semua ini. Kenapa? Karena saya ingin tetap hidup diatas bumi yang asri. Kedepannya, saya ingin anak dan cucu saya juga masih bisa melihat hijaunya bumi saat pagi disapa mentari. Hal berharga yang mungkin saja tak saya temui jika saya tidak singgah di laman Jung dan Uni hari itu. Ada banyak, bahkan sangat banyak sekali ilmu yang saya dapatkan. Mulai dari hal sepele yang dengan mudahnya saya lupakan, sampai hal super besar yang belum terlintas di pikiran saya. 


Tak hanya ilmu, saya pun memperoleh sahabat-sahabat baru. Sahabat yang juga menyisipkan cinta dihatinya untuk bumi dan lingkungan. Kebanyakan dari mereka masih muda (dan saya juga belum tua pastinya), sungguh saya sangat bangga. Bahkan ada yang akhirnya menjadikan saya sebagai tempat curhat, ngobrol kesana kemari sampai pada hal-hal pribadi.
Saya berharap kampanye tulus kita dalam satu bulan ini tak akan mati di kemudian hari. Catat hal baik untuk kita realisasikan dalam kehidupan nyata. Ingat ya teman, lanjutkan dalam tindak nyata. Karena sebanyak apapun kita menulis, tak akan ada artinya bagi bumi jika segalanya hanya berakhir di laman-laman yang kita punya. Mari kita mulai dari diri sendiri, sadarkan keluarga dan teman-teman. Satu langkah kecil kita akan memberikan kontribusi besar untuk dunia. Jika temukan hal buruk? Simpan dan lupakan. Tapi sejauh ini, tak ada hal buruk yang saya temui. Bagaimana denganmu?
Untuk Jung dan Uni, saya ucapkan terima kasih. Ide brilian dan kreatifitas kalian berdua memberikan dampak yang sangat besar untuk jiwa-jiwa muda yang masih peduli dan memiliki nurani untuk menjaga bumi. Saya tunggu gebrakan selanjutnya. Percayalah, jika niat kita baik, kebaikan dan keberhasilan akan diikutsertakan Allah dalam langkah kita nanti. Cinta saya pada bumi dan pada sahabat semua tak akan berakhir saat tanggal di kalender kita, hari dan bulan berganti keesokan hari.
Salam sayang. Salam bumi!



Tulisan ini ditulis dalam rangka event #30DaysSaveEarth yang diselenggarakan oleh @jungjawa dan @unidzalika Info selanjutnya bisa intip link ini.

 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea