Eciyeee..judulnya hari ini pake bahasa inggris. Tapi isinya
tetep cinta tanah air beta kok. Haha. Oke. Sudah lama nggak nulis tentang cinta
“berjarak”. Hayo mana ni yang lagi longdistenan sama pacarnya? sama suaminya?
mana? mana? mana?
Ini permintaan dari temen-temen yang kemaren sudah baca tulisan saya di buku "Longdistance Heart". Maaf sudah lama tak ada postingan lagi tentang cinta "berjarak" ini. Bukannya apa-apa tapi saya sudah mentasbihkan hati untuk keluar dari zona LDR. Nggak tau sih kedepannya akan kembali gabung atau tetap pada pilihan ini. Ahahaha.
Jarak memang bukanlah ujian mudah bagi para pecinta. Kenapa
coba? Karena jarak bisa mengubah segalanya. Bahkan kebiasaan kecil yang sering
kita lakukan ketika raga kita dekat dengannya, bisa saja berubah haluan atau
tragisnya HILANG. Nah. Iya kan? Tanya aja sama yang tdi ngacungin telunjuknya.
Apalagi senjata paling ampuh yang kita punya untuk “mematai-matai”
si kekasih jauh cuma handphone. Sehebat apa sih smartphone bisa mendeteksi
tingkah polah si dia yang lagi jauh?
Cew:
Beb..lagi apa?
Cow:
Lagi banyak kerjaan ni beb (tangan kanan pegang handphone, tangan kiri lagi
melukin..oh no! melukin boneka maksudnya. Haha. Eh nggak ding! Tangan kiri lagi
sibuk bales sms pacar “deketnya”)
Cew:
Oooo..gitu ya. Padahal aku lagi pengen cerita ni. Kangen kamu.
Cow:
Iyaaaa..aku juga kangen banget sama kamu. Tapi gimana ya beb? Ini juga musti
aku beresin secepatnya. Gimana tu? Atau nanti malam aku telponin kamu deh.
Cew: (sumringah)
Beneran ya beb..aku tungguin kamu.
Cow:
Iya. Pasti. Aku kerja lagi ya.
Dan klik. Siapa yang berani taruhan kalo cewek tadi sadar
dia udah diboongin. Nggak ada yang tahu. And then, malamnya si cewek udah bolak
balik badan di tempat tidur nungguin telepon si bebeb yang tak kunjung datang.
Pas dia coba hubungi, smartphone bebebnya yang oon malah dimatiin. Alhasil si
cewek tidur malam itu sembari meluk handphonenya dengan bantal penuh airmati.
Dramatisasi beud!
Baik. Saya yakin yang cowok pada heboh ni. Oke. Untuk
memaksimalkan maksud dan niatan saya menulis ini, saya akan coba bikin satu
contoh lagi.
Cew:
Sayang..lagi ngapain?
Cow:
Lagi beresin tugas dari dosen ni Yang. Banyak banget. Bingung. Kamu?
Cew:
Nggak lagi ngapa-ngapain siiiihhh (secara lu di Eropa, gue di Indonesia. Lu
kerja, gue ngantuk. Lu tidur, gue kangennya ampe mau nyebur ke got). Eh, besok
siang aku mau jalan sama temen, boleh ya?
Cow:
Mmm..iya. Sama siapa emang?
Cew:
Ituuu si Santi (maksudnya sih Sandi)
Cow: Iya
deh..jaga diri baik-baik kalo traveling. Jangan macem-macem.
Cew: Oke
sayang.
Dan ya. Siapa yang bakalan tahu kalo ternyata si cewek malah
melanglang buana dengan pacar “deketnya” yang baru.
Sipp. Udah banyak banget korban dari hubungan “LDR”. Bukan
cuma cewek, cowok juga udah nggak kehitung lagi jumlahnya. Banyak rule memang
yang harus kita jaga untuk menjaga hubungan jarak jauh ini. Kepercayaan dan
kesetiaan saja terkadang nggak cukup. Semua itu ternyata banyak sedikitnya
dipengaruhi dan terpengaruhi oleh komunikasi. Coba kalo nggak bisa komunikasi
dengan baik, apa percaya dan setia saja cukup membuat si dia bertahan? Nggak
kan? (Howeeekk..maap pemirsah. Ini jadi sedikit menggebu-gebu karena pengaruh
masa lalu. Yakali!)
Tapi komunikasi yang baik juga bukan berarti menjadi tameng
kita untuk mengedepankan ego sendiri. “Aku
kangen. Pokoknya aku mau telponan sama kamu. Titik.” Yaelah bro. Kalo udah gini, dianya bakalan
kabur duluan.
Apapun itu, LDR yang baik hanya akan berjalan sukses dan
mulus bila dikendarai oleh orang-orang yang hati dan pikirannya juga
berkolaborasi dengan baik. Buat yang sedang menjalani jenis hubungan “tersulit”
ini, bersemangatlah. Yakinkan hati sendiri untuk selalu berjalan di “tempat”
yang aman. Dan untuk kekasihmu, doakan dia selalu agar cinta dan hatinya tak
akan pernah berubah hanya karena jarak dan waktu. Keep fighting!
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)