Agak terdengar ekstrim memang judul bacaan untuk keluarga
#30DaysSaveEarth hari ini. Kebetulan dalam 2 hari ini saya cukup sering
dipertemukan dengan topik “Suhu Bumi”. Berawal dari membaca cerpen Sharfina yang
bikin saya agak merinding sebenarnya (silahkan klik link ini), sebuah ulasan di
surat kabar yang kemaren sore saya baca bersama papa dan pagi ini, hasil bacaan
dan pengamatan saya dari beberapa buah website yang mengupas serta mengulas
dengan sangat detail tentang suhu ekstrim bumi beberapa puluh tahun mendatang.
Masih lama mungkin ya. Jika hari ini saya berumur 25 tahun, maka mungkin saja
kejadiannya akan berlangsung ketika saya sudah mulai menua dimakan waktu. Ah.
Tapi tahun-tahun itu pasti akan datang. Dan dengan melihat gaya hidup
masyarakat dunia yang semakin meresahkan, bukan tidak mungkin kejadiannya akan
berlangsung dalam waktu dekat.
Bumi tengah
berjalan menuju jurang akhir jaman, dimana kota-kota besar seperti New York dan
London tak layak huni bagi makhluk hidup dalam 45 tahun, berkat perubahan suhu
ekstrim. Hal itu terungkap dalam sebuah studi yang dilakukan oleh akademisi
Universitas Hawaii, Amerika Serikat (AS), yang dipublikasikan di Jurnal Alam,
Rabu (9/10/2013), waktu setempat. Dalam laporan mereka, disebutkan bahwa Kota
New York akan mengalami perubahan suhu ekstrim pada tahun 2047, sementara Los
Angeles dan London mengalami hal serupa di tahun 2048 dan 2056. Jika emisi gas
rumah kaca yang berbahaya itu berlangsung stabil, maka New York akan menjadi
wilayah yang tak layak huni di tahun 2072 dan London pada tahun 2088. Kota-kota
AS pertama yang merasakan perubahan iklim ekstrim, beber mereka adalah,
Honolulu dan Phoenix, dan diikuti oleh San Diego dan Orlando, di tahun 2046. New
York dan Washington akan mengalami hal serupa di tahun 2047, diikuti oleh Los Angeles,
Detroit, Houston, Chicago, Seattle, dan Dallas Austin.
Pemimpin studi, Camilo Mora,
dikutip Dailymail, Kamis (10/10/2013), mengatakan diantara 265 kota yang akan
mengalami perubahan iklim ekstrim terakhir adalah, Anchorage, Alaska yaitu di
tahun 2071. Menurutnya ada margin kesalahan sebanyak lima tahun dari perkiraan
timnya. Di tahun 2043, 147 kota dari setengah yang diamati, akan mengalami
peningkatan suhu panas, di luar catatan sejarah. Namun tim Mora memproyeksikan
bahwa episentrum pemanasan global akan berada di daerah tropis.
Jika kondisi emisi karbon seperti
saat ini, maka diperkirakan Asia Tenggara akan menjadi wilayah yang pertama
kali mengalami cuaca ekstrem ini. Seperti dirilis oleh Livescience, kota yang akan
mengalami kondisi perubahan iklim paling awal di dunia adalah Manokwari di
Papua, di mana para ahli memperkirakan kota ini akan mencapai titik terpanasnya
di tahun 2020. Kota kedua yang akan mengalami perubahan cuaca paling panas
tercepat adalah Jakarta, yang diperkirakan akan mencapai suhu paling panas di
tahun 2029. Selebihnya, rata-rata berbagai kota di Asia akan mengalami cuaca
paling panas di tahun 2040-an. Seperti yang diperkirakan terjadi dengan
Beijing, Cina; Bangkok, Thailand (2046); Tokyo, Jepang (2041); dan
Mumbai, India (2034). “Tahun yang paling dingin di masa depan sama dengan suhu
terpanas di bumi 150 tahun silam,” ungkap Camilo Mora.
Prakiraan iklim planet Bumi yang
dirilis oleh para ahli ini juga meliputi tingkat keasaman air laut, pola curah
hujan yang baru, dan kenaikan permukaan air laut. "Kami berharap analisis
ini akan mampu membawa pesan bagi semua orang bahwa perubahan iklim kini tengah
berlangsung,” ungkap Abby Frazier, salah satu anggota tim peneliti dari University
of Hawaii. Prediksi kenaikan suhu udara ini dilakukan melalui meta-analisis
yang dilakukan oleh Mora dan sejumlah rekan penelitinya terhadap 39 contoh
iklim yang dibangun oleh para pakar iklim secara independen dari 12 negara di
dunia. Meta-analisis adalah sebuah pendekatan statistik, yang biasanya
digunakan dalam dunia pengobatan, yang mengumpulkan semua data penelitian dan
mempelajari tren yang muncul dari data tersebut. Tim dari University of Hawaii
melihat lebih jauh ke suhu permukaan bumi, dan melihat bagaimana satwa,
vegetasi dan manusia akan merespons terhadap pola iklim yang baru, seperti
kenaikan keasaman air laut, kenaikan permukaan air laut dan perubahan curah
hujan. Para peneliti memberikan dua jenis hasil prediksi: pertama adalah
hasil penelitian yang diperoleh jika manusia tidak melakukan tindakan menekan
emisi karbon dan membiarkan emisi berjalan seperti saat ini, dan kedua adalah
hasil dengan pengurangan emisi karbon.
Kawasan tropis akan mengalami
dampak parah akibat dari iklim mereka yang stabil, ungkap para peneliti. Tidak
seperti yang terjadi kawasan Arktika, di mana perubahan suhu di musim panas dan
musim dingin bisa begitu berbeda, di kawasan tropis satwa dan vegetasi
cenderung berada pada suhu yang kurang lebih sama sepanjang tahun.
Wilayah yang akan pertama kali
mengalami kenaikan suhu secara ekstrim adalah Manokwari, Indonesia pada tahun
2020 (Bayangkan! Ini akan terjadi dalam waktu 7 tahun setelah tulisan ini saya
posting). Jika faktor-faktor yang menyumbang perubahan iklim tidak dihentikan
pada saat ini, Manokwari, yang berada di titik Khatulistiwa, akan mengalami
perubahan suhu ekstrim pada tahun 2025. Akibat dari kenaikan suhu bumi yang
terjadi secara ekstrim maka diperkirakan, bahwa akan terjadi pengungsian
besar-besaran dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
indahnya pantai Manokwari. Saat ini. |
Dan apa yang akan kita lakukan jika
seluruh wilayah di dunia mengalami hal yang sama? Mencari planet lain untuk
dihuni? Bahkan sebelum hal itu benar-benar terjadi, mungkin kita sudah akan
dibumihanguskan dulu oleh bumi yang sudah sangat marah karena keteledoran kita
selama ini. Sumpah. Perasaan saya baca ini bener-bener campur aduk. Antara
sedih, menyesal, takut..Tapi mungkin ada sesuatu yang bisa kita lakukan mulai
dari sekarang. Mungkin sebelum 2020 datang, kita bisa menjalin persahabatan
kembali dengan bumi. Sebelum ia benar-benar murka dan membuat kita semua mati.
Iya. Disini. Di bumi Indonesia kita sendiri :(
CAMILO MORA |
Oiya, saya sempat mencari tahu
sendiri keberadaan Camilo Mora dan saya temukan laboratorium net nya yang bisa
teman-teman kunjungi disini.
Semoga apa yang saya coba sampaikan kembali di laman ini bisa menjadi pertimbangan bagi kita semua sebagai generasi muda bangsa untuk sekali lagi berpikir keras demi terselamatkannya bumi kita tercinta. Salam bumi!
Tulisan
ini ditulis dalam rangka event #30DaysSaveEarth yang diselenggarakan oleh
@jungjawa dan @unidzalika Info selanjutnya bisa intip link ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)