Kamis, Oktober 17

Thanks Dear

Diposting oleh Orestilla di 10.50.00

Bahagianya punya temen-temen seperti mereka. Selalu peduli. Setidaknya membaca yang sudah dengan susah payah kita narasikan. Walaupun mungkin saja belum tersampaikan dengan baik. maafkan :(
Kebetulan teman-teman saya ini punya aktivitas, pekerjaan dan latar belakang pendidikan yang berbeda satu sama lain. Namun pada hakikatnya kita semua punya satu kesamaan. Apa itu? Cinta. Cinta pada siapa? Yang pasti, cinta suci untuk bumi. Ini dia rekam komentar mereka tentang postingan saya kemaren. Cekidot!

Tambah ciek lai la,,kurangi pemakaian plastik alias diet kantong plastik,,klo dsiko supermarket ndk ado maagiah kantong lai do,,urg baok tas blnjo sorg atw pke kardus la. (Nah. karena ini pake bahasa minang maka akan saya translate-kan untuk teman-teman yang lain). Vioni berkata, “Tambah satu lagi la..kurangi pemakaian plastik alias diet kantong plastik. Kalau disini (di Jepang maksudnya karena Vioni sedang melanjutkan pendidikannya di negeri sakura in), supermarket tidak lagi menyediakan kantong plastik. Setiap orang membawa tas sendiri ketika berbelanja atau dengan menggunakan kardus”.

Della Syahni (Della masih sempat baca dan komentari tulisan saya saat sibuk bolak balik Indonesia - Arab Saudi)
Tambah duo lai yang ringan dan yang barek la. Yang ringan mencabut semua colokan yang tidak digunakan. Yang barek diet kertas. Apalagi di kantor pemerintahan la. Tilla mungkin bisa usul di kantor untuk segera pindah ke digital semua jenis memo dan surat kantor hehe.. Nah, ini juga akan dengan senang hati saya terjemahkan. Della berkata, “Tambah dua lagi, yang ringan dan yang berat la. yang ringan, dengan mencabut semua colokan yang tidak digunakan..(yang lain sudah dalam bahasa Indonesia. Haha).

Ardi Kidd (Ardi saat ini sedang melanjutkan kuliah arsitekturnya di Florida, Amerika Serikat)
Ardi berkata:
Cakepp, ayo diterusin kak kampanyenya.
Di Bandung kita punya Forum Hijau Bandung (FHB) yang isinya komunitas-komunitas hijau seperti Bikers, Berkebun, Walhi, Institusi Hijau, ada juga unit kegiatan mahasiswa hijau seperti U-Green ITB, semuanya gabung disini buat nyebarin pola hidup hijau. Ada banyak cara sederhana untuk mengurangi dampak pemanasan global, efisiensi energi, dan menjaga keseimbangan alam, 50 kebiasaan yang bisa dibentuk dari diri pribadi ada di link ini.
Soal pemanfaatan sumber daya alam sebagai sumber energi terbaharukan masih jadi masalah di Indonesia, yang paling memungkinkan di Indonesia dengan manfaatin energi kinetis air, angin atau tenaga solar. Ada teknologi menarik di Belanda, mereka memanfaatin gerakan ombak air, gerakan ombak ini menggerakkan panel yang terapung diatasnya, energi kinetis yang dihasilkan kemudian dikonversi menjadi energi listrik. Kebetulan salah satu mahasiswa ITB pernah bikin alat sederhananya dan berhasil. Masih banyak lagi yang lain seperti windmill, solar panel, dll. Tapi ada 'main-main' keknya sehingga teknologi tadi belum masuk ke Indonesia sedangkan Professor di Indonesia pada belajar disana. Harga mesin-mesin tersebut super mahal, tapi Indonesia g mau produksi. Ada negara lain yang mengkontrol energi di Indonesia, karena kalau kita mandiri energi, ada negara2 yang bakal down.

Masih inget kejadian sukoi yang jatuh di Gunung Salak tahun kemarin? kebetulan aku ikut jadi relawan disana, kali pertama naik gunung. Kenapa waktu sukoinya jatuh transmitternya g berfungsi? biasanya kalau pesawatnya jatuh maka transmitternya akan nyala sehingga lokasi jatuhnya pesawat bisa diketahui. Ternyata sinyal di gunung salak sudah di cover oleh Amerika supaya g ada yang bisa membuat rekam wilayah, why? cerita temenku, disana ada sumber panas bumi terbesar di Indonesia, siapa yang kelola? ya Amerika tadi, sumber panas bumi ini jadi sumber pembangkit listrik dan listriknya di jual kembali ke Indonesia. Selain energi kita dicuri, adanya eksplorasi panas bumi tadi berdampak pada pengurangan debit air tanah, yang kasihan masyarakat setempat.
Itu baru satu kasus, masih banyak lagi yang lain seperti Freeport, dan temen-temennya. Jadi berbicara soal hijau bukan hanya soal energi dan alam tapi juga soal moral/attitude dan kesadaran.
Halahh, selalu jadinya komentar kepanjangan gini. Maaf maaf.

Itu dia tiga komentar yang kemaren masuk ke akun facebook saya. Dan saya yakin, masih banyak teman-teman kita yang peduli di luar sana. Salam bumi!

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

Kamis, Oktober 17

Thanks Dear

Diposting oleh Orestilla di 10.50.00

Bahagianya punya temen-temen seperti mereka. Selalu peduli. Setidaknya membaca yang sudah dengan susah payah kita narasikan. Walaupun mungkin saja belum tersampaikan dengan baik. maafkan :(
Kebetulan teman-teman saya ini punya aktivitas, pekerjaan dan latar belakang pendidikan yang berbeda satu sama lain. Namun pada hakikatnya kita semua punya satu kesamaan. Apa itu? Cinta. Cinta pada siapa? Yang pasti, cinta suci untuk bumi. Ini dia rekam komentar mereka tentang postingan saya kemaren. Cekidot!

Tambah ciek lai la,,kurangi pemakaian plastik alias diet kantong plastik,,klo dsiko supermarket ndk ado maagiah kantong lai do,,urg baok tas blnjo sorg atw pke kardus la. (Nah. karena ini pake bahasa minang maka akan saya translate-kan untuk teman-teman yang lain). Vioni berkata, “Tambah satu lagi la..kurangi pemakaian plastik alias diet kantong plastik. Kalau disini (di Jepang maksudnya karena Vioni sedang melanjutkan pendidikannya di negeri sakura in), supermarket tidak lagi menyediakan kantong plastik. Setiap orang membawa tas sendiri ketika berbelanja atau dengan menggunakan kardus”.

Della Syahni (Della masih sempat baca dan komentari tulisan saya saat sibuk bolak balik Indonesia - Arab Saudi)
Tambah duo lai yang ringan dan yang barek la. Yang ringan mencabut semua colokan yang tidak digunakan. Yang barek diet kertas. Apalagi di kantor pemerintahan la. Tilla mungkin bisa usul di kantor untuk segera pindah ke digital semua jenis memo dan surat kantor hehe.. Nah, ini juga akan dengan senang hati saya terjemahkan. Della berkata, “Tambah dua lagi, yang ringan dan yang berat la. yang ringan, dengan mencabut semua colokan yang tidak digunakan..(yang lain sudah dalam bahasa Indonesia. Haha).

Ardi Kidd (Ardi saat ini sedang melanjutkan kuliah arsitekturnya di Florida, Amerika Serikat)
Ardi berkata:
Cakepp, ayo diterusin kak kampanyenya.
Di Bandung kita punya Forum Hijau Bandung (FHB) yang isinya komunitas-komunitas hijau seperti Bikers, Berkebun, Walhi, Institusi Hijau, ada juga unit kegiatan mahasiswa hijau seperti U-Green ITB, semuanya gabung disini buat nyebarin pola hidup hijau. Ada banyak cara sederhana untuk mengurangi dampak pemanasan global, efisiensi energi, dan menjaga keseimbangan alam, 50 kebiasaan yang bisa dibentuk dari diri pribadi ada di link ini.
Soal pemanfaatan sumber daya alam sebagai sumber energi terbaharukan masih jadi masalah di Indonesia, yang paling memungkinkan di Indonesia dengan manfaatin energi kinetis air, angin atau tenaga solar. Ada teknologi menarik di Belanda, mereka memanfaatin gerakan ombak air, gerakan ombak ini menggerakkan panel yang terapung diatasnya, energi kinetis yang dihasilkan kemudian dikonversi menjadi energi listrik. Kebetulan salah satu mahasiswa ITB pernah bikin alat sederhananya dan berhasil. Masih banyak lagi yang lain seperti windmill, solar panel, dll. Tapi ada 'main-main' keknya sehingga teknologi tadi belum masuk ke Indonesia sedangkan Professor di Indonesia pada belajar disana. Harga mesin-mesin tersebut super mahal, tapi Indonesia g mau produksi. Ada negara lain yang mengkontrol energi di Indonesia, karena kalau kita mandiri energi, ada negara2 yang bakal down.

Masih inget kejadian sukoi yang jatuh di Gunung Salak tahun kemarin? kebetulan aku ikut jadi relawan disana, kali pertama naik gunung. Kenapa waktu sukoinya jatuh transmitternya g berfungsi? biasanya kalau pesawatnya jatuh maka transmitternya akan nyala sehingga lokasi jatuhnya pesawat bisa diketahui. Ternyata sinyal di gunung salak sudah di cover oleh Amerika supaya g ada yang bisa membuat rekam wilayah, why? cerita temenku, disana ada sumber panas bumi terbesar di Indonesia, siapa yang kelola? ya Amerika tadi, sumber panas bumi ini jadi sumber pembangkit listrik dan listriknya di jual kembali ke Indonesia. Selain energi kita dicuri, adanya eksplorasi panas bumi tadi berdampak pada pengurangan debit air tanah, yang kasihan masyarakat setempat.
Itu baru satu kasus, masih banyak lagi yang lain seperti Freeport, dan temen-temennya. Jadi berbicara soal hijau bukan hanya soal energi dan alam tapi juga soal moral/attitude dan kesadaran.
Halahh, selalu jadinya komentar kepanjangan gini. Maaf maaf.

Itu dia tiga komentar yang kemaren masuk ke akun facebook saya. Dan saya yakin, masih banyak teman-teman kita yang peduli di luar sana. Salam bumi!

0 komentar on "Thanks Dear "

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea