Selasa, Desember 24

99 Cahaya di Langit Eropa

Diposting oleh Orestilla di 08.15.00


Salah satu motivasi saya untuk menuntaskan buku ini, karena karya besar Hanum akhirnya diangkat ke layar lebar dan hebatnya, langsung take di bumi Eropa. Menakjubkan. Walau saya sendiri belum ada kesempatan untuk menonton. Namun sebagai salah seorang pemuja fashion Dian Pelangi (yang ikut ambil bagian dalam film ini), saya selalu mengikuti tahap demi tahap pembuatan film ini dengan cara kepoin sosial media mereka semua. Hahahaha.
Jika hanya diberi kesempatan untuk menyebutkan satu kata saja tentang buku ini, maka saya memilih kata “ilmu”. Mengapa? Karena setelah menyelesaikan 392 halamannya, saya menemukan begitu banyak ilmu tentang peradaban Islam di Eropa pada masa lampau. Peradaban yang mampu membuat orang-orang Eropa sana berdecak kagum dan menaruh minat serta hormat luar biasa. Sebuah penggambaran yang bertolak belakang dengan kenyataan yang kita temui saat ini.
Saya sengaja menandai beberapa halaman yang sempat membuat saya berlinang airmata. Ah. Membacanya saja sudah membuat saya begitu terharu. Bagaimana Hanum tidak menangis sesenggukan hingga bersujud dihadapan sisa-sisa peninggalan kebesaran peradaban Islam di tanah Eropa sana? Hanum. Sungguh beruntungnya dirimu. Menikmati mistisnya cinta pada sebuah agama yang sudah kita kenal sedari kecil.


Ada sebuah penggalan kalimat yang beberapa kali diulang dalam buku ini. “Agen muslim yang baik.” Untuk menundukkan penganut agama lain dalam perihal menghargai agama yang kita anut, menurut Hanum dan Fatma (sahabat muslimah yang Hanum temui di kelas bahasa Jerman), tidak harus melalui pedang dan peperangan, namun lebih pada sikap yang mampu meyakinkan semua pihak akan keagungan dalam kesederhanaan moral yang kita punya. Sebuah langkah sederhana yang bisa menancapkan pengaruh luar biasa bagi orang lain.
Pemaparan Hanum yang detail dengan bahasa yang mudah dimengerti, mengingatkan saya akan penulis besar Dan Brown. Belum lagi tempat-tempat yang Hanum bahas juga sama dengan yang disuguhkan oleh Dan Brown dalam buku-buku fenomenalnya. Dan dalam buku ini, Hanum juga menghadirkan rangkaian narasi terkenal yang dimiliki oleh salah satu penulis favorit saya yang lain, Paulo Coelho dalam bukunya The Alchemist. Pergilah untuk kembali, mengembaralah untuk menemukan jalan pulang. Sejauh apapun kakimu melangkah, engkau pasti akan kembali ke titik awal. Hanum di akhir cerita menyadari, bahwa Mekkah dengan Kakbahnya yang luar biasa adalah titik awalnya untuk kembali pulang dalam rangkaian perjalanan spiritual tersebut.
Bicara ilmu, saya akan memaparkan poin-poin yang saya anggap penting. Pengetahuan yang sebelumnya sama sekali tidak pernah mampir dalam perkiraan saya. Informasi yang membuat saya berulang kali tercengang dan menggelengkan kepala. Ini dia:
Bukit Kahlenberg yang ada di Wina, Austria dalam bahasa Jerman (kahl = telanjang, berg = pegunungan) diartikan sebagai sebuah tempat yang dapat kita gunakan untuk menelanjangi keindahan Wina.
Di istana Schoenbrunn, ikon Wina, terdapat lukisan Maria Theresa (Ratu Austria kenamaan) bersama 13 anaknya. Salah satunya adalah Marie Antoinette, yang akhirnya dipersunting oleh putra mahkota Inggris. Sampai disini teman-teman pasti tahu bagaimana ceritanya. Hehe. Tahu roti croissant Prancis yang terkenal itu? Sesungguhnya roti itu adalah roti yang selalu disuguhkan Marie Antoinette setelah menikah. Roti croissant itu kepunyaan Wina pada awalnya.
Malaikat Mikail yang ditugaskan Allah untuk menyebar rezki, dalam tradisi Kristen dikenal sebagai malaikat perang (malaikat pelindung), sedangkan di Yahudi, Mikail berarti “dia yang menyerupai Tuhan”.
Filsuf besar Eropa bernama Voltaire, seseorang yang membuat fragmen drama kontroversial berjudul “Le fanatisme, ou Mahomet le Prophete” - fanatisme atau Muhammad Sang Nabi. Drama ini menggambarkan karakter Nabi secara negatif. Sebuah karya seni yang akhirnya menjadi kontroversial.
Pada lukisan Bunda Maria dan bayi Yesus yang ada di Museum Louvre tepatnya di Paintings Department memperlihatkan bahwa dalam “hijab” yang ia pakai dikepalanya (kerudung yang dimainkan bayi Yesus dengan tangan-tangan mungilnya), terlihat sebaris kalimat dalam bahasa Arab yang bila diperhatikan dengan lebih seksama tampak tertulis seperti “Laa Ilaa ja Illallah”. Hal yang sama juga ditemukan dalam pakaian-pakaian kebesaran pemimpin Eropa pada masa itu. Setelah saya baca halaman berikutnya, saya mengetahui bahwa mungkin saja para pelukis, pemahat, penjahit tersebut tidak mengetahui dengan pasti arti “kalimat sakti” ini. Peradaban Islam yang saat itu berpusat di Timur Tengah juga dikenal dengan kain suternya yang berkualitas tinggi. Kekaguman bangsa Eropa pada peradaban Islam membuat mereka memesan kain-kain tersebut dalam jumlah banyak. Sementara di Timur Tengah sendiri, kain yang mereka produksi selalu dilampiri oleh kalimat syahadat. Pada zaman itu, dua kalimat syahadat dianggap seperti halnya kata-kata pepatah yang kita gunakan saat ini. Bisa jadi hal itu dilakukan untuk mengingatkan mereka semua akan kebesaran Allah. Bisa jadi. Oiya, tulisan di kerudung Bunda Maria itu dinamakan seni Pseudo Kufic, dilahirkan oleh nonmuslim yang meniru inskripsi Arab.
Di Paris, Napoleon membangun Axe Historique atau garis imajiner yang membelah kota. Keberadaannya menempatkan banyak bangunan penting seperti monument du Carrousel, Obelisk Luxor,Arc de Triomphe de l’Etoile, La Grande Arche de la Defense dalam satu garis lurus yang sempurna. Dan jika dilanjutkan, maka garis lurus tersebut akan berakhir di Kota Mekkah. Sedang Axe Historique sendiri memiliki nama lain Voie Triomphale yang berarti “Jalan Kemenangan”. Bangunan ini memang didirikan setelah Napoleon kembali dari ekspedisi Mesir. Banyak yang berpendapat bahwa ia memutuskan untuk memeluk Islam sekembalinya dari sana. Namun tidak ada bukti konkrit untuk itu semua. Yang pasti, penasehat kepercayaannya yang bernama Francois Menou, bersyahadat setelah kembali dari Mesir.
Membaca beberapa paragraf sederhana saya saja, saya yakin sedikit banyak telah menambah pengetahuan teman-teman tentang agama dan kegemilangan peradaban Islam di masa lalu. Ilmu yang lebih banyak lagi akan kamu temukan jika mau membaca karya berharga ini.
Yuk ayuk. Cari bukunya dan resapi makna-makna hakiki yang tersembunyi dalam setiap penggalan kata yang disajikan.
Salam!

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

Selasa, Desember 24

99 Cahaya di Langit Eropa

Diposting oleh Orestilla di 08.15.00


Salah satu motivasi saya untuk menuntaskan buku ini, karena karya besar Hanum akhirnya diangkat ke layar lebar dan hebatnya, langsung take di bumi Eropa. Menakjubkan. Walau saya sendiri belum ada kesempatan untuk menonton. Namun sebagai salah seorang pemuja fashion Dian Pelangi (yang ikut ambil bagian dalam film ini), saya selalu mengikuti tahap demi tahap pembuatan film ini dengan cara kepoin sosial media mereka semua. Hahahaha.
Jika hanya diberi kesempatan untuk menyebutkan satu kata saja tentang buku ini, maka saya memilih kata “ilmu”. Mengapa? Karena setelah menyelesaikan 392 halamannya, saya menemukan begitu banyak ilmu tentang peradaban Islam di Eropa pada masa lampau. Peradaban yang mampu membuat orang-orang Eropa sana berdecak kagum dan menaruh minat serta hormat luar biasa. Sebuah penggambaran yang bertolak belakang dengan kenyataan yang kita temui saat ini.
Saya sengaja menandai beberapa halaman yang sempat membuat saya berlinang airmata. Ah. Membacanya saja sudah membuat saya begitu terharu. Bagaimana Hanum tidak menangis sesenggukan hingga bersujud dihadapan sisa-sisa peninggalan kebesaran peradaban Islam di tanah Eropa sana? Hanum. Sungguh beruntungnya dirimu. Menikmati mistisnya cinta pada sebuah agama yang sudah kita kenal sedari kecil.


Ada sebuah penggalan kalimat yang beberapa kali diulang dalam buku ini. “Agen muslim yang baik.” Untuk menundukkan penganut agama lain dalam perihal menghargai agama yang kita anut, menurut Hanum dan Fatma (sahabat muslimah yang Hanum temui di kelas bahasa Jerman), tidak harus melalui pedang dan peperangan, namun lebih pada sikap yang mampu meyakinkan semua pihak akan keagungan dalam kesederhanaan moral yang kita punya. Sebuah langkah sederhana yang bisa menancapkan pengaruh luar biasa bagi orang lain.
Pemaparan Hanum yang detail dengan bahasa yang mudah dimengerti, mengingatkan saya akan penulis besar Dan Brown. Belum lagi tempat-tempat yang Hanum bahas juga sama dengan yang disuguhkan oleh Dan Brown dalam buku-buku fenomenalnya. Dan dalam buku ini, Hanum juga menghadirkan rangkaian narasi terkenal yang dimiliki oleh salah satu penulis favorit saya yang lain, Paulo Coelho dalam bukunya The Alchemist. Pergilah untuk kembali, mengembaralah untuk menemukan jalan pulang. Sejauh apapun kakimu melangkah, engkau pasti akan kembali ke titik awal. Hanum di akhir cerita menyadari, bahwa Mekkah dengan Kakbahnya yang luar biasa adalah titik awalnya untuk kembali pulang dalam rangkaian perjalanan spiritual tersebut.
Bicara ilmu, saya akan memaparkan poin-poin yang saya anggap penting. Pengetahuan yang sebelumnya sama sekali tidak pernah mampir dalam perkiraan saya. Informasi yang membuat saya berulang kali tercengang dan menggelengkan kepala. Ini dia:
Bukit Kahlenberg yang ada di Wina, Austria dalam bahasa Jerman (kahl = telanjang, berg = pegunungan) diartikan sebagai sebuah tempat yang dapat kita gunakan untuk menelanjangi keindahan Wina.
Di istana Schoenbrunn, ikon Wina, terdapat lukisan Maria Theresa (Ratu Austria kenamaan) bersama 13 anaknya. Salah satunya adalah Marie Antoinette, yang akhirnya dipersunting oleh putra mahkota Inggris. Sampai disini teman-teman pasti tahu bagaimana ceritanya. Hehe. Tahu roti croissant Prancis yang terkenal itu? Sesungguhnya roti itu adalah roti yang selalu disuguhkan Marie Antoinette setelah menikah. Roti croissant itu kepunyaan Wina pada awalnya.
Malaikat Mikail yang ditugaskan Allah untuk menyebar rezki, dalam tradisi Kristen dikenal sebagai malaikat perang (malaikat pelindung), sedangkan di Yahudi, Mikail berarti “dia yang menyerupai Tuhan”.
Filsuf besar Eropa bernama Voltaire, seseorang yang membuat fragmen drama kontroversial berjudul “Le fanatisme, ou Mahomet le Prophete” - fanatisme atau Muhammad Sang Nabi. Drama ini menggambarkan karakter Nabi secara negatif. Sebuah karya seni yang akhirnya menjadi kontroversial.
Pada lukisan Bunda Maria dan bayi Yesus yang ada di Museum Louvre tepatnya di Paintings Department memperlihatkan bahwa dalam “hijab” yang ia pakai dikepalanya (kerudung yang dimainkan bayi Yesus dengan tangan-tangan mungilnya), terlihat sebaris kalimat dalam bahasa Arab yang bila diperhatikan dengan lebih seksama tampak tertulis seperti “Laa Ilaa ja Illallah”. Hal yang sama juga ditemukan dalam pakaian-pakaian kebesaran pemimpin Eropa pada masa itu. Setelah saya baca halaman berikutnya, saya mengetahui bahwa mungkin saja para pelukis, pemahat, penjahit tersebut tidak mengetahui dengan pasti arti “kalimat sakti” ini. Peradaban Islam yang saat itu berpusat di Timur Tengah juga dikenal dengan kain suternya yang berkualitas tinggi. Kekaguman bangsa Eropa pada peradaban Islam membuat mereka memesan kain-kain tersebut dalam jumlah banyak. Sementara di Timur Tengah sendiri, kain yang mereka produksi selalu dilampiri oleh kalimat syahadat. Pada zaman itu, dua kalimat syahadat dianggap seperti halnya kata-kata pepatah yang kita gunakan saat ini. Bisa jadi hal itu dilakukan untuk mengingatkan mereka semua akan kebesaran Allah. Bisa jadi. Oiya, tulisan di kerudung Bunda Maria itu dinamakan seni Pseudo Kufic, dilahirkan oleh nonmuslim yang meniru inskripsi Arab.
Di Paris, Napoleon membangun Axe Historique atau garis imajiner yang membelah kota. Keberadaannya menempatkan banyak bangunan penting seperti monument du Carrousel, Obelisk Luxor,Arc de Triomphe de l’Etoile, La Grande Arche de la Defense dalam satu garis lurus yang sempurna. Dan jika dilanjutkan, maka garis lurus tersebut akan berakhir di Kota Mekkah. Sedang Axe Historique sendiri memiliki nama lain Voie Triomphale yang berarti “Jalan Kemenangan”. Bangunan ini memang didirikan setelah Napoleon kembali dari ekspedisi Mesir. Banyak yang berpendapat bahwa ia memutuskan untuk memeluk Islam sekembalinya dari sana. Namun tidak ada bukti konkrit untuk itu semua. Yang pasti, penasehat kepercayaannya yang bernama Francois Menou, bersyahadat setelah kembali dari Mesir.
Membaca beberapa paragraf sederhana saya saja, saya yakin sedikit banyak telah menambah pengetahuan teman-teman tentang agama dan kegemilangan peradaban Islam di masa lalu. Ilmu yang lebih banyak lagi akan kamu temukan jika mau membaca karya berharga ini.
Yuk ayuk. Cari bukunya dan resapi makna-makna hakiki yang tersembunyi dalam setiap penggalan kata yang disajikan.
Salam!

0 komentar on "99 Cahaya di Langit Eropa"

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea