Penulis muda yang baru saja
menyemarakkan dunia baca nasional ini menampilkan konflik cinta, persahabatan
dan warna-warni kehidupan remaja yang diramu dengan sangat luar biasa di dalam
novel bercover merah dengan sebuah botol kaca berisi kertas origami yang telah
disulap menjadi hati.
Iya. Boy Candra. Lelaki muda
kelahiran Padang ini membuktikan pada banyak orang bahwasanya Minangkabau,
masih sama seperti dulu. Dalam hal apa? Dalam melahirkan penulis-penulis
berbakat. Salah satunya Boy. Dan semoga saja kelak akan muncul penulis muda
lainnya. Kita tunggu saja.
Origami hati sendiri
bercerita tentang Aruna, yang sedari awal membuka halaman novel ini sudah
mengalami yang namanya patah hati. Siapa sih yang nggak pernah hancur remuk
redam karena cinta?
Kenapa?
Kamu belum?
Belom pernah pacaran sih.
Haha. Atau cinta dan pacar pertama yang langsung berakhir di KUA? Selamat. Kamu
berarti nggak punya kisah cinta seru, seseru kisahnya Aruna. Oke kembali ke
keyboard.
Jadi ceritanya si Aruna ini
dikhianati oleh pacar yang sudah 3 tahun terakhir menemani hari-harinya. Bisa
dibayangkan betapa galaunya Aruna. Ya. Walaupun Aruna kalah banyak tahunnya
dibandingkan 7 tahun yang pernah saya jalani. Eiittss. Jangan coba-coba curhat
di laman ini. Maap maap. Kembalikan ke keyboard lagi.
Pengkhianatan Haga (pacarnya
Aruna) mendatangkan kesedihan luar biasa yang membuat Aruna benar-benar
kehilangan sandaran. Namun logikanya memenangkan pertarungan dengan rasa yang
ia miliki. Aruna memutuskan untuk menjauhi Haga dan memberikannya kebebasan
untuk dekat dengan perempuan yang ia pilih. Sakit pasti. Ditengah kegalauan
itulah Aruna bertemu dengan Bagas. Berawal dari pertemuan yang tak mereka
sengaja, namun telah direkayasa dengan sangat apik oleh Tuhan, Aruna dan Bagas
semakin dekat dari hari ke hari. Memiliki cerita masing-masing dari masa lalu
mereka, tak membuat Aruna dan Bagas menampik cinta yang mulai tumbuh. Aruna
dengan pengkhianatan Haga dan Bagas dengan kepergian Anila. Anila, perempuan
baik hati yang mencengkram hati Bagas bahkan setelah bertahun-tahun
kepergiannya ke kehidupan abadi, menghadap Illahi Rabbi.
Sementara dalam kehidupan
Bagas sendiri diperkenalkan Putri. Rekan satu organisasi yang telah jatuh cinta
padanya sedari dulu. Jauh sebelum Aruna mengenal Bagas. Jauh sebelum Bagas
menjalin hubungan spesial dengan Anila. Putri yang tak pernah memiliki kekuatan
untuk mengungkapkan perasaannya hanya bisa menunggu untuk kemudian ikhlas dan
rela mendapati Bagas mulai mendekati Aruna setelah kematian Anila. Baginya
mungkin cinta sejati itu tak harus memiliki.
Haga kembali hadir ketika
Aruna telah berusaha meyakinkan hatinya untuk menerima Bagas, untuk selamanya.
Haga yang menyesal dengan keputusan bodohnya menginginkan Aruna kembali
padanya. Aruna pun dilanda kegalauan yang lebih pelik dibandingkan sebelumnya.
Ditengah kebingungan dan dilema tersebut, akankah Aruna memilih Haga yang sudah
bertahun-tahun ia cintai? atau bertahan dengan Bagas? Lelaki yang awalnya ia
anggap aneh, namun mampu mendatangkan kehangatan cinta untuknya.
Penasaran?
Baca (beli) dong novelnya.
Penuturan Boy yang ringan terasa sangat membantu saya menemukan kembali
kesegaran dalam menikmati narasi ketika otak saya terbebani novel beratnya
William Dalrymple yang White Mughal itu. Konflik cinta Aruna dan Putri tentu
saja banyak dialami oleh perempuan-perempuan cantik negeri ini. Termasuk saya
(Kisahnya ya, bukan cantiknya. Hoho. Saya klarifikasi dulu sebelum manteman
komplain). Boy lewat penokohon Bagas mengajarkan kita bahwa mencintai tak perlu
meminta seseorang melupakan masa lalunya. Tarian narasi-nya Boy Candra cocok
banget buat yang lagi galau, yang susah move on, yang lagi jatuh cinta,
semuanya deh.
Dan The precious sentence
dari novel ini adalaaaaahhh..eng ing eng. Cekidot..
Hidup ini pilihan. Jika kamu
tak memperhitungkannya, kamu akan kalah [page 25 of 214]
Kadang mencintai bukan hanya
sekedar bersama tapi juga tentang kesiapan untuk sebuah perpisahan. Sebuah
perpindahan [page 31 of 214]
Tuhan tak pernah membiarkan
kesendirian membunuh hamba-Nya [page 32 of 214]
Kenangan tak perlu kamu
hilangkan, karena ia akan selalu pulang bersama ingatan [page 36 of 214]
Dia telah memeluk wanita
lain, lalu kenapa kamu membuang airmata untuk pelukan mereka? [page 49 of 214]
Karena tak ada ingatan yang
bisa dihapus kecuali disembunyikan di sudut hati. Di ruang gelap pikiran [page
61 og 214]
Kadang kita harus mencoba
menikmati hal lain. Agar kita tahu, jika kebahagiaan tidak hanya ada pada satu
titik [page 81 of 214]
Karena sesungguhnya luka,
sembuh dan utuh adalah wewenang waktu. Biarlah ia bekerja untuk hatimu [page
189 of 214]
Yang mau kenal lebih dekat
dengan penulis super ramah dan baik hati ini bisa stalking twitternya di
@dsuperboy. Selamat membacaaaaaa.
Salam!
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)