Selasa, Februari 7

Tolonglah aku

Diposting oleh Orestilla di 15.26.00

Aku terjerembab jatuh ke sebuah lubang menganga berisi ribuan liter air yang bisa saja membuatku mati kehabisan udara.
Dimanakah letak salahnya?
Lubang kelam yang tak memberikan aba-aba akan keberadaannya, licinnya jalan yang kutempuh hingga terjatuh atau kebodohanku yang tidak pernah bisa berenang?
Aku tak tau itu.
Yang ku tau cuma satu, aku sedang terperangkap di sini. Mencoba menegakkan kepala agar udara di atas sana bisa kuraih dan kukirimkan ke paru-paru, membantuku untuk tetap hidup. Menggapai apapun yang bisa kusentuh agar ragaku bisa segera keluar dari lubang kelam ini. Atau mungkin aku bisa mengajarkan kakiku untuk mendayung agar tubuhku tetap mengambang, tak hanya diam menunggu kematian. Apapun akan kulakukan untuk meninggalkan kegelapan ini, secepat mungkin, sekuat yang aku bisa.

Dan tiba-tiba, tangan itu muncul.
Jantungku berdegup karena kegembiraan. Ya. Ada yang datang mengulurkan tangannya untukku. Betapa pertolongan itu sangat berarti. Aroma kematian seakan menguap pergi. Kuraih tangan itu dan mendorong badanku dengan sisa-sisa tenaga yang ku punya.

Tapi, apa ini?
Bukannya menarikku keluar dari si lubang kelam, tangan itu malah mendorongku, menghempaskan tubuh rapuhku jauh lebih dalam. Riakan air seakan memelukku erat dan tak ingin melepaskannya lagi walau hanya untuk sesaat. Airmataku jatuh, jatuh dan semakin deras. Aku takut. Siapa dia? Siapa yang dengan begitu teganya memberikanku harapan akan hidup dan menghancurkannya hanya dalam hitungan detik?

Air-air ini memasuki tenggorokanku, aahh..betapa perihnya. Mereka mulai menggerayangi mata, hidung dan telingaku. Tak ada lagi udara. Sesak. Dan segalanya menghitam, legam. Siapapun kamu, tolong. Tolonglah aku.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

Selasa, Februari 7

Tolonglah aku

Diposting oleh Orestilla di 15.26.00

Aku terjerembab jatuh ke sebuah lubang menganga berisi ribuan liter air yang bisa saja membuatku mati kehabisan udara.
Dimanakah letak salahnya?
Lubang kelam yang tak memberikan aba-aba akan keberadaannya, licinnya jalan yang kutempuh hingga terjatuh atau kebodohanku yang tidak pernah bisa berenang?
Aku tak tau itu.
Yang ku tau cuma satu, aku sedang terperangkap di sini. Mencoba menegakkan kepala agar udara di atas sana bisa kuraih dan kukirimkan ke paru-paru, membantuku untuk tetap hidup. Menggapai apapun yang bisa kusentuh agar ragaku bisa segera keluar dari lubang kelam ini. Atau mungkin aku bisa mengajarkan kakiku untuk mendayung agar tubuhku tetap mengambang, tak hanya diam menunggu kematian. Apapun akan kulakukan untuk meninggalkan kegelapan ini, secepat mungkin, sekuat yang aku bisa.

Dan tiba-tiba, tangan itu muncul.
Jantungku berdegup karena kegembiraan. Ya. Ada yang datang mengulurkan tangannya untukku. Betapa pertolongan itu sangat berarti. Aroma kematian seakan menguap pergi. Kuraih tangan itu dan mendorong badanku dengan sisa-sisa tenaga yang ku punya.

Tapi, apa ini?
Bukannya menarikku keluar dari si lubang kelam, tangan itu malah mendorongku, menghempaskan tubuh rapuhku jauh lebih dalam. Riakan air seakan memelukku erat dan tak ingin melepaskannya lagi walau hanya untuk sesaat. Airmataku jatuh, jatuh dan semakin deras. Aku takut. Siapa dia? Siapa yang dengan begitu teganya memberikanku harapan akan hidup dan menghancurkannya hanya dalam hitungan detik?

Air-air ini memasuki tenggorokanku, aahh..betapa perihnya. Mereka mulai menggerayangi mata, hidung dan telingaku. Tak ada lagi udara. Sesak. Dan segalanya menghitam, legam. Siapapun kamu, tolong. Tolonglah aku.

0 komentar on "Tolonglah aku"

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea