Selasa, Februari 14

Membunuhmu

Diposting oleh Orestilla di 08.43.00
Terinspirasi dari tulisan sebelumnya yang dilahirkan saudara sepupuku nun jauh di sana, postingan kali ini akan menjadi benar-benar berbeda. Aku coba. Kali ini tak lagi menjadi sosok perempuan lemah dengan banyak dilema dan kegalauan. Tapi berdiri tepat dan tegak sebagai seorang perempuan kejam tak berperasaan. Uuuhhh..miris. Namun tak ada yang salah ketika aku ingin memposisikan diriku menjadi pembunuh perasaan berdarah dingin seperti itu. Haha. Kita lihat saja. Mampukah aku?

Dalam kebekuan hari dan dinginnya angin kali ini, ada sesuatu yang mendidih dalam tubuh rapuhku. Apakah itu? Akupun tak tau. Rasa panas menyebar melewati kulit porselenku dan berhenti pada wajah yang secepat kilat menimbulkan rona kemerahan. Bukan malu karena tersanjung. Tapi kemarahan yang mengangkasa. Kemarahan yang mengganggu lelapku beberapa malam ini. Kemarahan yang membuatku ingin meludahi wajahmu dan berkata, "Enyahlah kau dari gemerlapnya dunia. Matilah dengan kehinaan dan tunggu pembalasan terkejam untukmu di neraka sana".


Tubuhmu yang kuat bak algojo diseberang sana melahirkan hasrat membunuh tak berkesudahan dalam nadiku. Ingin kusambar sebuah pisau tua berkarat dan menikamkannya tepat dijantungmu. Untuk kemudian membanjiri tempatmu dengan genangan darah hitam yang siratkan legam kejahatanmu. Kurapatkan sepuluh jariku, mengumpulkan darah kotormu dalam genggaman dan kuhadiahkan pada binatang-binatang yang haus akan darah. Betapa indahnya menatapmu dalam selimut kematian. Tangisan kesakitanmu membuatku benar-benar terbahak. Lolongan perihmu bagai selentingan musik pengantar tidurku. Dan disinilah aku dan kamu. Aku yang berdiri kokoh dengan pisau bergelimang darah ditangan kiriku dan kamu yang terpojok disudut sana dengan taman darah disekelilingmu. Masih berpikirkah kamu bahwa aku akan menyongsongmu dan membasuh luka-luka itu? TIDAK. Aku hanya akan menatapmu. Menjemput kematianmu perlahan tepat didepan kedua bola mataku.

-The End-

Sadaaapppp..Susah juga ternyata jadi orang berhati kejam minus perasaan seperti itu. Agak-agak ngeri gimanaaa gitu. Yah. Hanya mampu menelurkan 2 paragraf singkat.Namun percobaan untuk menjadi jiwa yang berbeda sudah kulakukan dan berharap di waktu berikutnya aku bisa menjadi seseorang yang lain, lagi.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

Selasa, Februari 14

Membunuhmu

Diposting oleh Orestilla di 08.43.00
Terinspirasi dari tulisan sebelumnya yang dilahirkan saudara sepupuku nun jauh di sana, postingan kali ini akan menjadi benar-benar berbeda. Aku coba. Kali ini tak lagi menjadi sosok perempuan lemah dengan banyak dilema dan kegalauan. Tapi berdiri tepat dan tegak sebagai seorang perempuan kejam tak berperasaan. Uuuhhh..miris. Namun tak ada yang salah ketika aku ingin memposisikan diriku menjadi pembunuh perasaan berdarah dingin seperti itu. Haha. Kita lihat saja. Mampukah aku?

Dalam kebekuan hari dan dinginnya angin kali ini, ada sesuatu yang mendidih dalam tubuh rapuhku. Apakah itu? Akupun tak tau. Rasa panas menyebar melewati kulit porselenku dan berhenti pada wajah yang secepat kilat menimbulkan rona kemerahan. Bukan malu karena tersanjung. Tapi kemarahan yang mengangkasa. Kemarahan yang mengganggu lelapku beberapa malam ini. Kemarahan yang membuatku ingin meludahi wajahmu dan berkata, "Enyahlah kau dari gemerlapnya dunia. Matilah dengan kehinaan dan tunggu pembalasan terkejam untukmu di neraka sana".


Tubuhmu yang kuat bak algojo diseberang sana melahirkan hasrat membunuh tak berkesudahan dalam nadiku. Ingin kusambar sebuah pisau tua berkarat dan menikamkannya tepat dijantungmu. Untuk kemudian membanjiri tempatmu dengan genangan darah hitam yang siratkan legam kejahatanmu. Kurapatkan sepuluh jariku, mengumpulkan darah kotormu dalam genggaman dan kuhadiahkan pada binatang-binatang yang haus akan darah. Betapa indahnya menatapmu dalam selimut kematian. Tangisan kesakitanmu membuatku benar-benar terbahak. Lolongan perihmu bagai selentingan musik pengantar tidurku. Dan disinilah aku dan kamu. Aku yang berdiri kokoh dengan pisau bergelimang darah ditangan kiriku dan kamu yang terpojok disudut sana dengan taman darah disekelilingmu. Masih berpikirkah kamu bahwa aku akan menyongsongmu dan membasuh luka-luka itu? TIDAK. Aku hanya akan menatapmu. Menjemput kematianmu perlahan tepat didepan kedua bola mataku.

-The End-

Sadaaapppp..Susah juga ternyata jadi orang berhati kejam minus perasaan seperti itu. Agak-agak ngeri gimanaaa gitu. Yah. Hanya mampu menelurkan 2 paragraf singkat.Namun percobaan untuk menjadi jiwa yang berbeda sudah kulakukan dan berharap di waktu berikutnya aku bisa menjadi seseorang yang lain, lagi.

0 komentar on "Membunuhmu"

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea