Senin, Januari 6

Bespelling Jane Austen

Diposting oleh Orestilla di 15.14.00


Jangan bilang pecinta buku kalau belum baca karya-karyanya Jane Austen. Pride and Prejudice. Pastinya ingat kan? Atau mungkin sebagian besar dari kamu malah sudah menonton film layar lebarnya?
Iya. Jane Austen. Penulis handal yang akhirnya menjadi motivator untuk kelahiran buku ini, Bespelling Jane Austen yang digagas oleh empat penulis besar lainnya. Jadi ceritanya, keempat penulis ini ditantang untuk melahirkan sebuah karya, dengan konsep seperti cerita pendek, yang merupakan kembangan dari cerita-cerita Jane Austen dari berbagai novel yang telah ia keluarkan.


Di bagian pertama, ada Mary Balogh yang jatuh cinta pada karya Austen berjudul Persuassion. Dalam ceritanya yang bertajuk Almost Persuade, Balogh menuturkan lika-liku kehidupan seorang lelaki dan wanita yang mengalami reinkarnasi. Mereka yang beberapa kali dipertemukan pada kehidupan yang lalu, sama-sama gagal dalam mempertahankan cinta. Maka dalam pertemuan sekian kalinya, mereka berupaya untuk kuat dan tidak lagi menyerah pada proses penyatuan hati yang mungkin saja tak akan pernah mereka jumpai lagi di reinkarnasi berikutnya. Cerita bersetting tahun 1800-an (ini tebak-tebakan saya saja, mengingat gaya hidup dan cara berpakaian yang dikisahkan), memperkenalkan seorang gadis muda bernama Jane Everett yang mendapat firasat bahwa lelaki yang ia temui di rumah seorang pendeta adalah lelaki yang pernah mengisi hidupnya di masa lalu. Lelaki tampan bernama Kapten Robert Mitford yang langsung saja menarik perhatiannya di jumpa pertama. Namun status sosial yang berbeda membuat keduanya tak urung menikah. Sebuah alasan yang menyadarkan mereka akan rintangan yang sekali lagi menghampiri seperti halnya rintangan-rintangan lain yang mengalahkan mereka dahulu. Mampukah mereka bersatu kali ini?
Cerita berikutnya datang dari Colleen Gleason. Kepunyaannya dalam buku ini yang diberi judul Northanger Castle terinspirasi dari Northanger Abbey-nya Jane Austen. Dalam ceritanya, Gleason menetapkan tokoh Caroline Merril sebagai ganti dari Catherine Morland yang membuatnya merasa menemukan kesamaan karakter dalam memahami dunia gothic. Gleason memulai cerita dari wilayah Inggris pada tahun 2845 (ini memang dicantumkan di awal paragraf pertama). Caroline curiga bahwa seorang lelaki vampir sedang mengincar nyawa orang-orang terdekatnya. Kesukaannya membaca buku-buku berbau mistis dan gothic membuatnya paranoid, sehingga mengharuskannya membawa banyak benda yang ia yakin bisa menyelamatkannya dari bangsa vampir. Bawang putih, salib dan pasak kayu adalah contoh benda-benda yang selalu ia bawa dalam tas besarnya. Rasa ingin tahu dan kemarahan yang menyelubungi perasaannya pada lelaki bernama Mr. Blanchard tersebut membawa Caro pada berbagai penemuan yang membuatnya terhenyak berkali-kali. Ditambah penuturan rahasia dari lelaki lain, James Thornton, yang mengaku sebagai teman masa kecil Mr. Blanchard yang saat itu memang sedang merencanakan hal-hal buruk. Caro percaya penuh padanya. Namun kejadiannya selanjutnya malah tidak sesuai dengan perkiraan awal. Bukti-bukti yang ia temukan malah mengarah pada sosok yang sedari awal tak membuatnya curiga. Dan ia harus berterima kasih karena ternyata Mr. Blanchard sedang berusaha untuk menjauhkannya dari petaka.
Blood and Prejudice adalah kisah berikutnya yang ditulis oleh Susan Krinard. Iya. Cerita ini terinspirasi dari karya terkenal Austen, Pride and Prejudice. Tentu saja. Faktanya, serial Bespelling Jane Austen ini memang lahir dari Krinard. Ia lah yang pertama kali memunculkan cerita ini dan segera mengontak agennya dan mengumpulkan tiga penulis handal lain untuk berkolaborasi dengannya dalam proyek besar ini. Ia berharap serial ini akan memuaskan dahaga penggemar Jane Austen dan mereka yang menyukai cerita-cerita mistis. Blood and Prejudice milik Krinard bercerita tentang kisruh perusahaan Bennet Laboratories yang hampir bangkrut. Seorang anak perempuan dari pemilik perusahaan tersebut, Lizzy, terjebak dalam hubungan yang rumit dengan lelaki bernama Mr. Darcy. Lelaki ini sendiri adalah direktur Bingley Pharmaceuticals sekaligus sahabat dari Mr. Charles Bingley, orang yang akan mengambil alih perusahaan keluarga mereka. Orang yang pada pandangan pertama langsung jatuh cinta pada Jane, kakak tertua Lizzy. Orang yang diharapkan sang ibu akan mampu mengembalikan perusahaan tersebut ke tangan mereka hanya dengan mengikatnya dengan sebuah pernikahan. Namun Mr. Darcy dengan segala pengaruhnya akan diri Charles berusaha untuk memisahkannya dari Jane. Dalam proses tersebut, ia malah jatuh cinta pada Lizzy. Sementara Lizzy yang menganggap Darcy terlalu kejam pada keluarganya, menemukan fakta baru bahwa Darcy merupakan bagian dari kaum strigoi (vampir). Mampukah Lizzy membebaskan hidupnya dari rasa cinta pada vampir yang bisa saja merenggut nyawanya? Mampukah ia menyelamatkan sang kakak dari dekapan seorang lelaki yang menghabiskan hidupnya dengan bergaul dengan strigoi (dan bisa saja Charles adalah salah satu bagian dari mereka)? Mampukah Lizzy mengembalikan kejayaan Bennet Laboratories yang menjadi kebanggaan keluarganya? Krinard menghantarkan kita pada kisah di luar logika yang di setiap halamannya akan membuat kita sering kali kaget dan berucap:
 “ooo..”
 “astagaaaa..”
 “ngerii..”
 “ternyataaaa..”
Penutup buku ini diserahkan pada Janet Mullany yang hadir dengan rangkaian narasi berjudul Little to Hex Her. Sama seperti Austen, Mullany mengambil latar belakang sebuah desa di kota Washington D.C. Ia menceritakan sosok Emma Woodhouse yang dipercaya sang kakak, Isabella, untuk mengurus bisnis biro jodohnya, Hartfields. Biro jodoh ini tak seperti biro-biro jodoh kebanyakan. Dijalankan oleh seorang penyihir, Hartfields mencoba menjodohkan makhluk-makhluk paranormal dengan berbagai watak dan karakter. Sebut saja manusia serigala, vampir, penyihir dan makhluk astral lainnya. Ketidakpuasan seorang pelanggan bernama Mr. Elton memporak-porandakan bisnis tersebut. Elton berusaha untuk membuat semua pelanggan Hartfields hengkang dan menjatuhkan Woodhouse sebagai akibat dari keteledorannya yang tidak bisa bersikap profesional. Namun sebagai pemula di bisnis tersebut, Woodhouse tentunya membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Hanya saja sikap keras kepala dan tinggi hati membuatnya semakin terpuruk dan terpojok. Di waktu yang tepat, lelaki yang ia tinggalkan sepuluh tahun silam hadir menyelamatkannya. Adalah Knightley, yang sejak hari ia ditinggalkan masih menyimpan rasa yang sama untuk Emma Woodhouse. Namun kekerasan hati Woodhouse membuatnya bertahan untuk bersikap netral dalam posisinya sebagai seorang rekan kerja.
Keempat kisah yang ditampilkan cukup memikat. Aroma mistisnya ada, pun begitu halnya dengan romansa tokoh di setiap cerita. Dan beberapa the precious sentences yang saya temukan ada di halaman ini:
Perasaan terdalam dan tulus dari seseorang adalah petunjuk yang paling dapat dipercaya [page 53 of 431]
Membaca apapun lebih baik daripada tidak membaca sama sekali [page 154 of 431]
Lebih baik memakai akal sehat yang biasanya bisa mencegah kesalahan fatal saat sifat mudah percaya dan kelembutan hati sedang menggiringnya ke jalan kesesatan [page 203 of 431]
Wanita manapun tidak seharusnya bergantung kepada ketetapan hati seorang pris [page 258 of 431]
Pelajaran berharga yang saya temukan dari buku ini adalah “jangan menaruh kepercayaan yang terlalu cepat pada satu pribadi”. Bahkan terkadang orang yang kita anggap baik, malah seyogyanya sedang mengasah pisau untuk ditancapkan pada punggung kita. Pun begitu sebaliknya.
Untuk lima bintang bernilai sempurna (*****), saya beri buku ini nilai ****.
Selamat membaca.
Salam!


0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

Senin, Januari 6

Bespelling Jane Austen

Diposting oleh Orestilla di 15.14.00


Jangan bilang pecinta buku kalau belum baca karya-karyanya Jane Austen. Pride and Prejudice. Pastinya ingat kan? Atau mungkin sebagian besar dari kamu malah sudah menonton film layar lebarnya?
Iya. Jane Austen. Penulis handal yang akhirnya menjadi motivator untuk kelahiran buku ini, Bespelling Jane Austen yang digagas oleh empat penulis besar lainnya. Jadi ceritanya, keempat penulis ini ditantang untuk melahirkan sebuah karya, dengan konsep seperti cerita pendek, yang merupakan kembangan dari cerita-cerita Jane Austen dari berbagai novel yang telah ia keluarkan.


Di bagian pertama, ada Mary Balogh yang jatuh cinta pada karya Austen berjudul Persuassion. Dalam ceritanya yang bertajuk Almost Persuade, Balogh menuturkan lika-liku kehidupan seorang lelaki dan wanita yang mengalami reinkarnasi. Mereka yang beberapa kali dipertemukan pada kehidupan yang lalu, sama-sama gagal dalam mempertahankan cinta. Maka dalam pertemuan sekian kalinya, mereka berupaya untuk kuat dan tidak lagi menyerah pada proses penyatuan hati yang mungkin saja tak akan pernah mereka jumpai lagi di reinkarnasi berikutnya. Cerita bersetting tahun 1800-an (ini tebak-tebakan saya saja, mengingat gaya hidup dan cara berpakaian yang dikisahkan), memperkenalkan seorang gadis muda bernama Jane Everett yang mendapat firasat bahwa lelaki yang ia temui di rumah seorang pendeta adalah lelaki yang pernah mengisi hidupnya di masa lalu. Lelaki tampan bernama Kapten Robert Mitford yang langsung saja menarik perhatiannya di jumpa pertama. Namun status sosial yang berbeda membuat keduanya tak urung menikah. Sebuah alasan yang menyadarkan mereka akan rintangan yang sekali lagi menghampiri seperti halnya rintangan-rintangan lain yang mengalahkan mereka dahulu. Mampukah mereka bersatu kali ini?
Cerita berikutnya datang dari Colleen Gleason. Kepunyaannya dalam buku ini yang diberi judul Northanger Castle terinspirasi dari Northanger Abbey-nya Jane Austen. Dalam ceritanya, Gleason menetapkan tokoh Caroline Merril sebagai ganti dari Catherine Morland yang membuatnya merasa menemukan kesamaan karakter dalam memahami dunia gothic. Gleason memulai cerita dari wilayah Inggris pada tahun 2845 (ini memang dicantumkan di awal paragraf pertama). Caroline curiga bahwa seorang lelaki vampir sedang mengincar nyawa orang-orang terdekatnya. Kesukaannya membaca buku-buku berbau mistis dan gothic membuatnya paranoid, sehingga mengharuskannya membawa banyak benda yang ia yakin bisa menyelamatkannya dari bangsa vampir. Bawang putih, salib dan pasak kayu adalah contoh benda-benda yang selalu ia bawa dalam tas besarnya. Rasa ingin tahu dan kemarahan yang menyelubungi perasaannya pada lelaki bernama Mr. Blanchard tersebut membawa Caro pada berbagai penemuan yang membuatnya terhenyak berkali-kali. Ditambah penuturan rahasia dari lelaki lain, James Thornton, yang mengaku sebagai teman masa kecil Mr. Blanchard yang saat itu memang sedang merencanakan hal-hal buruk. Caro percaya penuh padanya. Namun kejadiannya selanjutnya malah tidak sesuai dengan perkiraan awal. Bukti-bukti yang ia temukan malah mengarah pada sosok yang sedari awal tak membuatnya curiga. Dan ia harus berterima kasih karena ternyata Mr. Blanchard sedang berusaha untuk menjauhkannya dari petaka.
Blood and Prejudice adalah kisah berikutnya yang ditulis oleh Susan Krinard. Iya. Cerita ini terinspirasi dari karya terkenal Austen, Pride and Prejudice. Tentu saja. Faktanya, serial Bespelling Jane Austen ini memang lahir dari Krinard. Ia lah yang pertama kali memunculkan cerita ini dan segera mengontak agennya dan mengumpulkan tiga penulis handal lain untuk berkolaborasi dengannya dalam proyek besar ini. Ia berharap serial ini akan memuaskan dahaga penggemar Jane Austen dan mereka yang menyukai cerita-cerita mistis. Blood and Prejudice milik Krinard bercerita tentang kisruh perusahaan Bennet Laboratories yang hampir bangkrut. Seorang anak perempuan dari pemilik perusahaan tersebut, Lizzy, terjebak dalam hubungan yang rumit dengan lelaki bernama Mr. Darcy. Lelaki ini sendiri adalah direktur Bingley Pharmaceuticals sekaligus sahabat dari Mr. Charles Bingley, orang yang akan mengambil alih perusahaan keluarga mereka. Orang yang pada pandangan pertama langsung jatuh cinta pada Jane, kakak tertua Lizzy. Orang yang diharapkan sang ibu akan mampu mengembalikan perusahaan tersebut ke tangan mereka hanya dengan mengikatnya dengan sebuah pernikahan. Namun Mr. Darcy dengan segala pengaruhnya akan diri Charles berusaha untuk memisahkannya dari Jane. Dalam proses tersebut, ia malah jatuh cinta pada Lizzy. Sementara Lizzy yang menganggap Darcy terlalu kejam pada keluarganya, menemukan fakta baru bahwa Darcy merupakan bagian dari kaum strigoi (vampir). Mampukah Lizzy membebaskan hidupnya dari rasa cinta pada vampir yang bisa saja merenggut nyawanya? Mampukah ia menyelamatkan sang kakak dari dekapan seorang lelaki yang menghabiskan hidupnya dengan bergaul dengan strigoi (dan bisa saja Charles adalah salah satu bagian dari mereka)? Mampukah Lizzy mengembalikan kejayaan Bennet Laboratories yang menjadi kebanggaan keluarganya? Krinard menghantarkan kita pada kisah di luar logika yang di setiap halamannya akan membuat kita sering kali kaget dan berucap:
 “ooo..”
 “astagaaaa..”
 “ngerii..”
 “ternyataaaa..”
Penutup buku ini diserahkan pada Janet Mullany yang hadir dengan rangkaian narasi berjudul Little to Hex Her. Sama seperti Austen, Mullany mengambil latar belakang sebuah desa di kota Washington D.C. Ia menceritakan sosok Emma Woodhouse yang dipercaya sang kakak, Isabella, untuk mengurus bisnis biro jodohnya, Hartfields. Biro jodoh ini tak seperti biro-biro jodoh kebanyakan. Dijalankan oleh seorang penyihir, Hartfields mencoba menjodohkan makhluk-makhluk paranormal dengan berbagai watak dan karakter. Sebut saja manusia serigala, vampir, penyihir dan makhluk astral lainnya. Ketidakpuasan seorang pelanggan bernama Mr. Elton memporak-porandakan bisnis tersebut. Elton berusaha untuk membuat semua pelanggan Hartfields hengkang dan menjatuhkan Woodhouse sebagai akibat dari keteledorannya yang tidak bisa bersikap profesional. Namun sebagai pemula di bisnis tersebut, Woodhouse tentunya membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Hanya saja sikap keras kepala dan tinggi hati membuatnya semakin terpuruk dan terpojok. Di waktu yang tepat, lelaki yang ia tinggalkan sepuluh tahun silam hadir menyelamatkannya. Adalah Knightley, yang sejak hari ia ditinggalkan masih menyimpan rasa yang sama untuk Emma Woodhouse. Namun kekerasan hati Woodhouse membuatnya bertahan untuk bersikap netral dalam posisinya sebagai seorang rekan kerja.
Keempat kisah yang ditampilkan cukup memikat. Aroma mistisnya ada, pun begitu halnya dengan romansa tokoh di setiap cerita. Dan beberapa the precious sentences yang saya temukan ada di halaman ini:
Perasaan terdalam dan tulus dari seseorang adalah petunjuk yang paling dapat dipercaya [page 53 of 431]
Membaca apapun lebih baik daripada tidak membaca sama sekali [page 154 of 431]
Lebih baik memakai akal sehat yang biasanya bisa mencegah kesalahan fatal saat sifat mudah percaya dan kelembutan hati sedang menggiringnya ke jalan kesesatan [page 203 of 431]
Wanita manapun tidak seharusnya bergantung kepada ketetapan hati seorang pris [page 258 of 431]
Pelajaran berharga yang saya temukan dari buku ini adalah “jangan menaruh kepercayaan yang terlalu cepat pada satu pribadi”. Bahkan terkadang orang yang kita anggap baik, malah seyogyanya sedang mengasah pisau untuk ditancapkan pada punggung kita. Pun begitu sebaliknya.
Untuk lima bintang bernilai sempurna (*****), saya beri buku ini nilai ****.
Selamat membaca.
Salam!


0 komentar on "Bespelling Jane Austen"

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea