My Fav Blogies
Followers
Yang udah pernah singgah
Senin, September 9
Aleph - Paulo Coelho
Oke. Buku pertama yang akan
kita bahas adalah Aleph, tarikan pena sang legenda Paulo Coelho. Ada beberapa
alasan mengapa saya menjadikan buku ini buku perdana yang akan saya angkat di
laman istimewa ini, padahal sudah ada beberapa buku Paulo Coelho yang saya
lahap sebelumnya. Ya. Sekali lagi saya jatuh cinta pada kata pertama yang ia
gunakan. Masih ingat bagaimana jatuhnya cinta saya pada tarian tangan Hamka?
Kali ini Paulo melakukan hal yang sama. Haha. Dan kedepannya, tak ada yang
tahu, siapa saja yang akan membius saya dengan cinta seperti ini lagi. Kita
tunggu saja.
Aleph. Membaca kata ini sedari
awal sudah meninggalkan tanda tanya besar. Apa itu aleph? Bukan hal biasa yang
sering melintas di pendengaran kita bukan? Baiklah. Mengutip halaman 93 dari
buku ini, aleph sendiri berarti titik dimana segala sesuatu berada di tempat
serta waktu yang sama. Sedangkan di halaman 125, dalam istilah tekhnis Aleph
berarti “bilangan yang mengandung semua bilangan”. Masih bingung? Sama. Saya
juga merasakan hal serupa bahkan sampai tangan saya membolak balik halaman
dengan 3 digit angka, saya masih belum menemukan kecocokan jiwa dengan hamparan
narasi yang ada tepat di depan mata. Bahkan kalau boleh jujur, saya sempat
meninggalkannya untuk kemudian berpaling pada novel lain yang tak berstruktur
serumit hantaran Paulo. Namun pada akhirnya, cinta pada pandangan pertama
memang terlalu sulit untuk dilupakan. Dan jadilah saya mengakhirinya dengan
senyum penuh kemenangan setelah berkutat hampir 8 jam hanya untuk 312 halaman.
Haha.
Paulo memang tak membutuhkan
tokoh lain dalam buku ini. Ia tak perlu mengkhayalkan jutaan nama untuk
diangkat dan dijadikan tokoh sentral dalam ciptaannya. Paulo sendiri lah yang
menjadi tokoh utama dalam Aleph. Sesuatu yang mungkin tak dilakukannya pada
bukunya yang lain (ataukah ada? mungkin saya yang belum menemukannya). Aleph
sendiri lebih pada cerita perjalanan panjang Paulo dalam pencarian jawaban akan
masa lalu yang menghantuinya hingga ke masa kini bahkan mungkin saja mengancam
masa depannya. Seperti perjalanan batin yang mengangkat topik reinkarnasi,
persinggahan ke masa lalu dan penuntasannya yang penuh polemik. Perjalanan yang
ia lakukan selama hampir 2 minggu lamanya dengan menggunakan jalur kereta api
Trans-Siberia sejauh 9.288 kilometer, yang menghubungkan ratusan kota besar dan
kecil, melintasi 76 persen Rusia dan melewati tujuh zona waktu berbeda. Its so
amazing, right?
Keberadaan Tuhan pun tak
dilewatkan Paulo dalam setiap cerita yang ia kisahkan. Walaupun saya seorang
muslimah, saya merasa tak terganggu sama sekali dengan titik nilai ibadah
kekristenan yang ia jabarkan. Sungguh saya belajar banyak darinya. Membuat saya
secara pribadi semakin mencintai Allah SWT, Sang Pemilik Semesta.
Oiya, yang tak kalah
pentingnya..kebiasaan saya yang suka sekali menandai kalimat-kalimat ampuh di
setiap buku yang saya baca, membuat saya memiliki banyak kalimat yang kemudian saya
rangkum dan ingin saya bagikan. Karena saya pikir tak akan ada hebatnya bila
seluruh cerita Aleph saya tuntaskan disini. Jika masih penasaran, ayo cari
bukunya. Hehe. Ini dia petikan-petikan kata yang cukup membuat saya tergugah
dan yaaa setidaknya menjadi alasan mengapa saya bisa jatuh cinta berkali-kali
pada karyanya Paulo Coelho.
Bukan apa yang kaulakukan di
masa lalu yang akan mempengaruhi masa sekarang. Apa yang kaulakukan sekaranglah
yang akan menebus masa lalu dan mengubah masa depan [page 21 of 312]
Tidak ada kehidupan yang
lengkap tanpa sentuhan kegilaan [page 44 of 312]
Satu-satunya hal yang kita
capai dengan membalas dendam adalah membuat diri kita sama dengan musuh-musuh
kita, sementara dengan memaafkan, kita menunjukkan kebijaksanaan dan kecerdasan
[page 83 of 312]
Ini yang Paulo sampaikan
tentang bagaimana ia menggambarkan cintanya pada sang istri: “kami bagai dua
awan dan sekarang kami satu. Kami tadinya dua kubus es batu yang kemudian
meleleh karena matahari dan menjadi aliran air yang sama” [page 104 of 312] so
sweettt..
Mereka bisa saja hanya
bertemu sekali dan mengucapkan selamat tinggal selamanya hanya karena mereka
tidak melewati titik nyata yang memicu terjadinya ledakan sesuatu yang membuat
mereka bertemu di dunia ini. Jadi mereka berpisah tanpa pernah memahami kenapa
mereka bertemu [page 119 of 312]
Cinta adalah satu-satunya
hal yang akan menyelamatkan kita, terlepas dari kesalahan apa pun yang akan
kita buat. Cinta selalu lebih kuat [page 129 of 312]
Siapa pun yang mengenal
Tuhan tidak dapat menggambarkan-Nya. Siapa pun yang dapat menggambarkan Tuhan
tidak mengenal-Nya [page 134 of 312]
Kita menderita pada masa
lalu, mencintai pada masa lalu, menangis dan tertawa pada masa lalu, namun itu
tidak berguna pada masa kini [page 138 of 312]
Butuh usaha keras untuk
membebaskan dirimu dari kenangan, namun begitu kau berhasil, kau mulai
menyadari bahwa kau mampu mencapai lebih dari yang bisa kau bayangkan [page 140
of 312]
Hanya seseorang yang mampu
berkata ‘aku cinta padamu’ yang sanggup berkata ‘aku memaafkanmu’ [page 238 of
312]
Cinta tanpa nama dan tanpa
penjelasan, seperti sungai yang tidak bisa menjelaskan kenapa ia mengikuti alur
tertentu dan hanya terus mengalir. Cinta yang tidak meminta dan memberikan
apa-apa; sungai yang hanya hadir, apa adanya [page 248 of 312]. (red- dan entah
karena apa, ketika membaca kalimat ini, yang hadir pertama dalam ingatan saya
adalah lantunan ini: “aku mencintaimu dengan sederhana, seperti kayu pada api
yang menjadikannya abu. Aku mencintaimu dengan sederhana seperti awan pada
angin yang menjadikannya tiada”)
Mungkinkah menjauhi jalan
yang telah digariskan Tuhan? Mungkin saja, tapi itu selalu salah. Mungkinkah
menghindari rasa sakit? Mungkin saja, tapi kau tidak akan pernah belajar
apa-apa. Mungkinkah mengenal sesuatu tanpa pernah mengalaminya? Mungkin saja,
namun hal itu tidak akan pernah menjadi bagian darimu [page 276 of 312]
Kadang kau harus berkelana
sampai jauh untuk menemukan apa yang sesungguhnya berada didekatmu [page 292 of
312]
Puncaknya adaah sebuah
lantunan doa yang dibacakan oleh Hilal (perempuan dua puluh satu tahun yang
menjadi cintanya Paulo dikehidupan sebelumnya, perempuan yang dipertemukan
Tuhan kembali dengannya karena takdir, menjemput bagian akhir dari cerita masa
lalu yang mereka rengkuh melalui Aleph. Doa ini terlihat seperti sebuah puisi
yang menyihir saya ketika membacanya. Pilihan kata sederhana dengan makna
tersirat yang mengangkasa. Doa (red-bagi saya tetap terlihat seperti puisi) ini
ada di halaman 184. Begini bunyinya:
“Aku memaafkan air mata yang harus kutumpahkan,
aku memaafkan rasa sakit dan semua kekecewaan,
aku memaafkan semua pengkhianatan serta kebohongan,
aku memaafkan semua fitnah dan tipu-muslihat,
aku memaafkan kebencian serta penganiayaan,
aku memaafkan pukulan-pukulan yang melukaiku,
aku memaafkan impian-impian yang rusak,
aku memaafkan harapan-harapan yang mati sebelum waktunya,
aku memaafkan permusuhan serta kecemburuan,
aku memaafkan ketidakpedulian dan niat jahat,
aku memaafkan ketidakadilan yang dijalankan atas nama keadilan,
aku memaafkan kemarahan serta kekejaman,
aku memaafkan kelalaian dan sikap menghina,
aku memaafkan dunia dan semua kejahatannya.
Aku memiliki kemampuan mencintai, terlepas dari apakah aku balas
dicintai,
kemampuan memberi, bahkan saat aku tidak punya apa-apa,
kemampuan bekerja dengan bahagia, bahkan ditengah
kesulitan-kesulitan,
kemampuan mengulurkan tangan, bahkan saat aku benar-benar
sendirian dan diabaikan,
kemampuan untuk mengusap air mata, bahkan saat aku menangis,
kemampuan percaya, bahkan saat tidak seorang pun percaya padaku.
So, dari sekian banyak
petikan kalimat yang saya sajikan, mana yang kamu suka? Keren kan teman? You
must read this book. Recommended..!!!
Categories
Review Buku,
Tokoh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senin, September 9
Aleph - Paulo Coelho
Oke. Buku pertama yang akan
kita bahas adalah Aleph, tarikan pena sang legenda Paulo Coelho. Ada beberapa
alasan mengapa saya menjadikan buku ini buku perdana yang akan saya angkat di
laman istimewa ini, padahal sudah ada beberapa buku Paulo Coelho yang saya
lahap sebelumnya. Ya. Sekali lagi saya jatuh cinta pada kata pertama yang ia
gunakan. Masih ingat bagaimana jatuhnya cinta saya pada tarian tangan Hamka?
Kali ini Paulo melakukan hal yang sama. Haha. Dan kedepannya, tak ada yang
tahu, siapa saja yang akan membius saya dengan cinta seperti ini lagi. Kita
tunggu saja.
Aleph. Membaca kata ini sedari
awal sudah meninggalkan tanda tanya besar. Apa itu aleph? Bukan hal biasa yang
sering melintas di pendengaran kita bukan? Baiklah. Mengutip halaman 93 dari
buku ini, aleph sendiri berarti titik dimana segala sesuatu berada di tempat
serta waktu yang sama. Sedangkan di halaman 125, dalam istilah tekhnis Aleph
berarti “bilangan yang mengandung semua bilangan”. Masih bingung? Sama. Saya
juga merasakan hal serupa bahkan sampai tangan saya membolak balik halaman
dengan 3 digit angka, saya masih belum menemukan kecocokan jiwa dengan hamparan
narasi yang ada tepat di depan mata. Bahkan kalau boleh jujur, saya sempat
meninggalkannya untuk kemudian berpaling pada novel lain yang tak berstruktur
serumit hantaran Paulo. Namun pada akhirnya, cinta pada pandangan pertama
memang terlalu sulit untuk dilupakan. Dan jadilah saya mengakhirinya dengan
senyum penuh kemenangan setelah berkutat hampir 8 jam hanya untuk 312 halaman.
Haha.
Paulo memang tak membutuhkan
tokoh lain dalam buku ini. Ia tak perlu mengkhayalkan jutaan nama untuk
diangkat dan dijadikan tokoh sentral dalam ciptaannya. Paulo sendiri lah yang
menjadi tokoh utama dalam Aleph. Sesuatu yang mungkin tak dilakukannya pada
bukunya yang lain (ataukah ada? mungkin saya yang belum menemukannya). Aleph
sendiri lebih pada cerita perjalanan panjang Paulo dalam pencarian jawaban akan
masa lalu yang menghantuinya hingga ke masa kini bahkan mungkin saja mengancam
masa depannya. Seperti perjalanan batin yang mengangkat topik reinkarnasi,
persinggahan ke masa lalu dan penuntasannya yang penuh polemik. Perjalanan yang
ia lakukan selama hampir 2 minggu lamanya dengan menggunakan jalur kereta api
Trans-Siberia sejauh 9.288 kilometer, yang menghubungkan ratusan kota besar dan
kecil, melintasi 76 persen Rusia dan melewati tujuh zona waktu berbeda. Its so
amazing, right?
Keberadaan Tuhan pun tak
dilewatkan Paulo dalam setiap cerita yang ia kisahkan. Walaupun saya seorang
muslimah, saya merasa tak terganggu sama sekali dengan titik nilai ibadah
kekristenan yang ia jabarkan. Sungguh saya belajar banyak darinya. Membuat saya
secara pribadi semakin mencintai Allah SWT, Sang Pemilik Semesta.
Oiya, yang tak kalah
pentingnya..kebiasaan saya yang suka sekali menandai kalimat-kalimat ampuh di
setiap buku yang saya baca, membuat saya memiliki banyak kalimat yang kemudian saya
rangkum dan ingin saya bagikan. Karena saya pikir tak akan ada hebatnya bila
seluruh cerita Aleph saya tuntaskan disini. Jika masih penasaran, ayo cari
bukunya. Hehe. Ini dia petikan-petikan kata yang cukup membuat saya tergugah
dan yaaa setidaknya menjadi alasan mengapa saya bisa jatuh cinta berkali-kali
pada karyanya Paulo Coelho.
Bukan apa yang kaulakukan di
masa lalu yang akan mempengaruhi masa sekarang. Apa yang kaulakukan sekaranglah
yang akan menebus masa lalu dan mengubah masa depan [page 21 of 312]
Tidak ada kehidupan yang
lengkap tanpa sentuhan kegilaan [page 44 of 312]
Satu-satunya hal yang kita
capai dengan membalas dendam adalah membuat diri kita sama dengan musuh-musuh
kita, sementara dengan memaafkan, kita menunjukkan kebijaksanaan dan kecerdasan
[page 83 of 312]
Ini yang Paulo sampaikan
tentang bagaimana ia menggambarkan cintanya pada sang istri: “kami bagai dua
awan dan sekarang kami satu. Kami tadinya dua kubus es batu yang kemudian
meleleh karena matahari dan menjadi aliran air yang sama” [page 104 of 312] so
sweettt..
Mereka bisa saja hanya
bertemu sekali dan mengucapkan selamat tinggal selamanya hanya karena mereka
tidak melewati titik nyata yang memicu terjadinya ledakan sesuatu yang membuat
mereka bertemu di dunia ini. Jadi mereka berpisah tanpa pernah memahami kenapa
mereka bertemu [page 119 of 312]
Cinta adalah satu-satunya
hal yang akan menyelamatkan kita, terlepas dari kesalahan apa pun yang akan
kita buat. Cinta selalu lebih kuat [page 129 of 312]
Siapa pun yang mengenal
Tuhan tidak dapat menggambarkan-Nya. Siapa pun yang dapat menggambarkan Tuhan
tidak mengenal-Nya [page 134 of 312]
Kita menderita pada masa
lalu, mencintai pada masa lalu, menangis dan tertawa pada masa lalu, namun itu
tidak berguna pada masa kini [page 138 of 312]
Butuh usaha keras untuk
membebaskan dirimu dari kenangan, namun begitu kau berhasil, kau mulai
menyadari bahwa kau mampu mencapai lebih dari yang bisa kau bayangkan [page 140
of 312]
Hanya seseorang yang mampu
berkata ‘aku cinta padamu’ yang sanggup berkata ‘aku memaafkanmu’ [page 238 of
312]
Cinta tanpa nama dan tanpa
penjelasan, seperti sungai yang tidak bisa menjelaskan kenapa ia mengikuti alur
tertentu dan hanya terus mengalir. Cinta yang tidak meminta dan memberikan
apa-apa; sungai yang hanya hadir, apa adanya [page 248 of 312]. (red- dan entah
karena apa, ketika membaca kalimat ini, yang hadir pertama dalam ingatan saya
adalah lantunan ini: “aku mencintaimu dengan sederhana, seperti kayu pada api
yang menjadikannya abu. Aku mencintaimu dengan sederhana seperti awan pada
angin yang menjadikannya tiada”)
Mungkinkah menjauhi jalan
yang telah digariskan Tuhan? Mungkin saja, tapi itu selalu salah. Mungkinkah
menghindari rasa sakit? Mungkin saja, tapi kau tidak akan pernah belajar
apa-apa. Mungkinkah mengenal sesuatu tanpa pernah mengalaminya? Mungkin saja,
namun hal itu tidak akan pernah menjadi bagian darimu [page 276 of 312]
Kadang kau harus berkelana
sampai jauh untuk menemukan apa yang sesungguhnya berada didekatmu [page 292 of
312]
Puncaknya adaah sebuah
lantunan doa yang dibacakan oleh Hilal (perempuan dua puluh satu tahun yang
menjadi cintanya Paulo dikehidupan sebelumnya, perempuan yang dipertemukan
Tuhan kembali dengannya karena takdir, menjemput bagian akhir dari cerita masa
lalu yang mereka rengkuh melalui Aleph. Doa ini terlihat seperti sebuah puisi
yang menyihir saya ketika membacanya. Pilihan kata sederhana dengan makna
tersirat yang mengangkasa. Doa (red-bagi saya tetap terlihat seperti puisi) ini
ada di halaman 184. Begini bunyinya:
“Aku memaafkan air mata yang harus kutumpahkan,
aku memaafkan rasa sakit dan semua kekecewaan,
aku memaafkan semua pengkhianatan serta kebohongan,
aku memaafkan semua fitnah dan tipu-muslihat,
aku memaafkan kebencian serta penganiayaan,
aku memaafkan pukulan-pukulan yang melukaiku,
aku memaafkan impian-impian yang rusak,
aku memaafkan harapan-harapan yang mati sebelum waktunya,
aku memaafkan permusuhan serta kecemburuan,
aku memaafkan ketidakpedulian dan niat jahat,
aku memaafkan ketidakadilan yang dijalankan atas nama keadilan,
aku memaafkan kemarahan serta kekejaman,
aku memaafkan kelalaian dan sikap menghina,
aku memaafkan dunia dan semua kejahatannya.
Aku memiliki kemampuan mencintai, terlepas dari apakah aku balas
dicintai,
kemampuan memberi, bahkan saat aku tidak punya apa-apa,
kemampuan bekerja dengan bahagia, bahkan ditengah
kesulitan-kesulitan,
kemampuan mengulurkan tangan, bahkan saat aku benar-benar
sendirian dan diabaikan,
kemampuan untuk mengusap air mata, bahkan saat aku menangis,
kemampuan percaya, bahkan saat tidak seorang pun percaya padaku.
So, dari sekian banyak
petikan kalimat yang saya sajikan, mana yang kamu suka? Keren kan teman? You
must read this book. Recommended..!!!
4 komentar on "Aleph - Paulo Coelho"
- Anonim mengatakan...
-
Penggambaran yang manis tentang (karya) Coelho.
Memang rasanya bukan novel biasa. Dalam, dan banyak kalimatnya yang bisa jadi renungan, seperti kutipan-kutipan di atas. Dan masih banyak lagi.
Setiap kali dibaca ulang, ketemu yang baru lagi.
Salam kenal.
masdiet. - None on 30 Mei 2014 pukul 06.29 mengatakan...
-
:)
Salam kenal, Orestilla... - Orestilla on 2 Juni 2014 pukul 09.22 mengatakan...
-
Salam kenal Masdiet. Salam kenal Meccisti Mecca :)
Terimakasih sudah berkunjung.. - Unknown on 21 Januari 2015 pukul 12.17 mengatakan...
-
Salam kenal ya Orestilla...:)
iya jujur saya baca blog km pertama kalinya memang kereeennnn bgt bukunya Paulo Coelho ini. Ada sedih ,senang, So sweet nya tuh dapet smua ada di Aleph buku Paulo Coelho ini...Hemms saya jd jatuh cinta jg. Belii aach bukunya 😙😙😙
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
Penggambaran yang manis tentang (karya) Coelho.
Memang rasanya bukan novel biasa. Dalam, dan banyak kalimatnya yang bisa jadi renungan, seperti kutipan-kutipan di atas. Dan masih banyak lagi.
Setiap kali dibaca ulang, ketemu yang baru lagi.
Salam kenal.
masdiet.
:)
Salam kenal, Orestilla...
Salam kenal Masdiet. Salam kenal Meccisti Mecca :)
Terimakasih sudah berkunjung..
Salam kenal ya Orestilla...:)
iya jujur saya baca blog km pertama kalinya memang kereeennnn bgt bukunya Paulo Coelho ini. Ada sedih ,senang, So sweet nya tuh dapet smua ada di Aleph buku Paulo Coelho ini...Hemms saya jd jatuh cinta jg. Belii aach bukunya 😙😙😙
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)