Selasa, September 3

Diary Napsu

Diposting oleh Orestilla di 11.08.00


Eits..jangan mikir ngeres dulu kalo baru baca title-nya doang.
Tapi ini seriusan lo. Napsu mengasingkan diri seorang diri ke tempat terpencil lagi tinggi-tingginya sekarang. Dibilang lagi stress, nggak sih. Depresi apalagi (dan jangan tuduh saya lagi gila ya kawan). Begitu pun dengan tekanan pekerjaan, nggak ada sama sekali (ini ada sedikit bohong tapi ya sudahlah, saya lagi nggak pengen curcol disini. Cukup disimpen dalam hati aja kali ya ciiinn).
Oke. Kembali ke laaaptop..!!!
Beberapa hari terakhir saya selalu berharap atau lebih tepat dikatakan “bermimpi” saat bangun tidur dan membuka jendela, angin segar berhembus dan view yang ada di depan mata saya saat itu adalah pepohonan yang tinggi menjulang ditingkahi canda burung disana-sini. Ah..betapa nikmatnya hidup. Sesaat saya tertegun di depan jendela. Akan lebih afdol bila jendela tersebut dilengkapi dengan sebuah kursi sofa empuk berwarna putih (mengapa harus putih? iya. putih lebih cocok untuk suasana hati saya saat ini yang sedaaanng..cut..cut..cut) yang menempel didaunnya. Saya nikmati keagungan Allah tersebut dengan muka berseri walau belum mandi pagi. 


Setelah puas menikmati udara pagi, saya beranjak menuju dapur mini yang di atas meja kecilnya saya temukan secangkir hot chocolate. Disampingnya ada sepiring roti bakar cokelat. Cokelat. Slrruuppp. Betapa hanya dengan menuliskannya saja, napsu makan saya naik ribuan kali lipat. Saya melangkah lagi menuju sofa-empuk-putih-didaun-jendela tadi. Dalam perjalan menuju kesana, tangan saya menyambar sebuah buku, the Alchemist-nya Paulo Coelho (karena ini sedang mimpi, jadi buku impian saya pun harus mampir ke laman ini).
Hidup terasa sempurna saat itu. Latar belakang suara merdunya Evenescence dengan My Immortalnya ikut menemani pagi sempurna saya di daerah terpencil dengan sofa-empuk-pink-didaun-jendela.
Andai semua tak hanya mimpi basi. Sekian.
[Kantor Lurah PPA Kota Solok. 11:00am. Ditengah lusinan berkas yang baru saja selesai dibereskan].

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

Selasa, September 3

Diary Napsu

Diposting oleh Orestilla di 11.08.00


Eits..jangan mikir ngeres dulu kalo baru baca title-nya doang.
Tapi ini seriusan lo. Napsu mengasingkan diri seorang diri ke tempat terpencil lagi tinggi-tingginya sekarang. Dibilang lagi stress, nggak sih. Depresi apalagi (dan jangan tuduh saya lagi gila ya kawan). Begitu pun dengan tekanan pekerjaan, nggak ada sama sekali (ini ada sedikit bohong tapi ya sudahlah, saya lagi nggak pengen curcol disini. Cukup disimpen dalam hati aja kali ya ciiinn).
Oke. Kembali ke laaaptop..!!!
Beberapa hari terakhir saya selalu berharap atau lebih tepat dikatakan “bermimpi” saat bangun tidur dan membuka jendela, angin segar berhembus dan view yang ada di depan mata saya saat itu adalah pepohonan yang tinggi menjulang ditingkahi canda burung disana-sini. Ah..betapa nikmatnya hidup. Sesaat saya tertegun di depan jendela. Akan lebih afdol bila jendela tersebut dilengkapi dengan sebuah kursi sofa empuk berwarna putih (mengapa harus putih? iya. putih lebih cocok untuk suasana hati saya saat ini yang sedaaanng..cut..cut..cut) yang menempel didaunnya. Saya nikmati keagungan Allah tersebut dengan muka berseri walau belum mandi pagi. 


Setelah puas menikmati udara pagi, saya beranjak menuju dapur mini yang di atas meja kecilnya saya temukan secangkir hot chocolate. Disampingnya ada sepiring roti bakar cokelat. Cokelat. Slrruuppp. Betapa hanya dengan menuliskannya saja, napsu makan saya naik ribuan kali lipat. Saya melangkah lagi menuju sofa-empuk-putih-didaun-jendela tadi. Dalam perjalan menuju kesana, tangan saya menyambar sebuah buku, the Alchemist-nya Paulo Coelho (karena ini sedang mimpi, jadi buku impian saya pun harus mampir ke laman ini).
Hidup terasa sempurna saat itu. Latar belakang suara merdunya Evenescence dengan My Immortalnya ikut menemani pagi sempurna saya di daerah terpencil dengan sofa-empuk-pink-didaun-jendela.
Andai semua tak hanya mimpi basi. Sekian.
[Kantor Lurah PPA Kota Solok. 11:00am. Ditengah lusinan berkas yang baru saja selesai dibereskan].

0 komentar on "Diary Napsu"

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea