Senin, September 9

Aleph - Paulo Coelho

Diposting oleh Orestilla di 08.06.00


Oke. Buku pertama yang akan kita bahas adalah Aleph, tarikan pena sang legenda Paulo Coelho. Ada beberapa alasan mengapa saya menjadikan buku ini buku perdana yang akan saya angkat di laman istimewa ini, padahal sudah ada beberapa buku Paulo Coelho yang saya lahap sebelumnya. Ya. Sekali lagi saya jatuh cinta pada kata pertama yang ia gunakan. Masih ingat bagaimana jatuhnya cinta saya pada tarian tangan Hamka? Kali ini Paulo melakukan hal yang sama. Haha. Dan kedepannya, tak ada yang tahu, siapa saja yang akan membius saya dengan cinta seperti ini lagi. Kita tunggu saja.

Aleph. Membaca kata ini sedari awal sudah meninggalkan tanda tanya besar. Apa itu aleph? Bukan hal biasa yang sering melintas di pendengaran kita bukan? Baiklah. Mengutip halaman 93 dari buku ini, aleph sendiri berarti titik dimana segala sesuatu berada di tempat serta waktu yang sama. Sedangkan di halaman 125, dalam istilah tekhnis Aleph berarti “bilangan yang mengandung semua bilangan”. Masih bingung? Sama. Saya juga merasakan hal serupa bahkan sampai tangan saya membolak balik halaman dengan 3 digit angka, saya masih belum menemukan kecocokan jiwa dengan hamparan narasi yang ada tepat di depan mata. Bahkan kalau boleh jujur, saya sempat meninggalkannya untuk kemudian berpaling pada novel lain yang tak berstruktur serumit hantaran Paulo. Namun pada akhirnya, cinta pada pandangan pertama memang terlalu sulit untuk dilupakan. Dan jadilah saya mengakhirinya dengan senyum penuh kemenangan setelah berkutat hampir 8 jam hanya untuk 312 halaman. Haha. 

Paulo memang tak membutuhkan tokoh lain dalam buku ini. Ia tak perlu mengkhayalkan jutaan nama untuk diangkat dan dijadikan tokoh sentral dalam ciptaannya. Paulo sendiri lah yang menjadi tokoh utama dalam Aleph. Sesuatu yang mungkin tak dilakukannya pada bukunya yang lain (ataukah ada? mungkin saya yang belum menemukannya). Aleph sendiri lebih pada cerita perjalanan panjang Paulo dalam pencarian jawaban akan masa lalu yang menghantuinya hingga ke masa kini bahkan mungkin saja mengancam masa depannya. Seperti perjalanan batin yang mengangkat topik reinkarnasi, persinggahan ke masa lalu dan penuntasannya yang penuh polemik. Perjalanan yang ia lakukan selama hampir 2 minggu lamanya dengan menggunakan jalur kereta api Trans-Siberia sejauh 9.288 kilometer, yang menghubungkan ratusan kota besar dan kecil, melintasi 76 persen Rusia dan melewati tujuh zona waktu berbeda. Its so amazing, right?

Keberadaan Tuhan pun tak dilewatkan Paulo dalam setiap cerita yang ia kisahkan. Walaupun saya seorang muslimah, saya merasa tak terganggu sama sekali dengan titik nilai ibadah kekristenan yang ia jabarkan. Sungguh saya belajar banyak darinya. Membuat saya secara pribadi semakin mencintai Allah SWT, Sang Pemilik Semesta.

Oiya, yang tak kalah pentingnya..kebiasaan saya yang suka sekali menandai kalimat-kalimat ampuh di setiap buku yang saya baca, membuat saya memiliki banyak kalimat yang kemudian saya rangkum dan ingin saya bagikan. Karena saya pikir tak akan ada hebatnya bila seluruh cerita Aleph saya tuntaskan disini. Jika masih penasaran, ayo cari bukunya. Hehe. Ini dia petikan-petikan kata yang cukup membuat saya tergugah dan yaaa setidaknya menjadi alasan mengapa saya bisa jatuh cinta berkali-kali pada karyanya Paulo Coelho.

 
Bukan apa yang kaulakukan di masa lalu yang akan mempengaruhi masa sekarang. Apa yang kaulakukan sekaranglah yang akan menebus masa lalu dan mengubah masa depan [page 21 of 312]

Tidak ada kehidupan yang lengkap tanpa sentuhan kegilaan [page 44 of 312]

Satu-satunya hal yang kita capai dengan membalas dendam adalah membuat diri kita sama dengan musuh-musuh kita, sementara dengan memaafkan, kita menunjukkan kebijaksanaan dan kecerdasan [page 83 of 312]

Ini yang Paulo sampaikan tentang bagaimana ia menggambarkan cintanya pada sang istri: “kami bagai dua awan dan sekarang kami satu. Kami tadinya dua kubus es batu yang kemudian meleleh karena matahari dan menjadi aliran air yang sama” [page 104 of 312] so sweettt..

Mereka bisa saja hanya bertemu sekali dan mengucapkan selamat tinggal selamanya hanya karena mereka tidak melewati titik nyata yang memicu terjadinya ledakan sesuatu yang membuat mereka bertemu di dunia ini. Jadi mereka berpisah tanpa pernah memahami kenapa mereka bertemu [page 119 of 312]

Cinta adalah satu-satunya hal yang akan menyelamatkan kita, terlepas dari kesalahan apa pun yang akan kita buat. Cinta selalu lebih kuat [page 129 of 312]

Siapa pun yang mengenal Tuhan tidak dapat menggambarkan-Nya. Siapa pun yang dapat menggambarkan Tuhan tidak mengenal-Nya [page 134 of 312]

Kita menderita pada masa lalu, mencintai pada masa lalu, menangis dan tertawa pada masa lalu, namun itu tidak berguna pada masa kini [page 138 of 312]

Butuh usaha keras untuk membebaskan dirimu dari kenangan, namun begitu kau berhasil, kau mulai menyadari bahwa kau mampu mencapai lebih dari yang bisa kau bayangkan [page 140 of 312]

Hanya seseorang yang mampu berkata ‘aku cinta padamu’ yang sanggup berkata ‘aku memaafkanmu’ [page 238 of 312]

Cinta tanpa nama dan tanpa penjelasan, seperti sungai yang tidak bisa menjelaskan kenapa ia mengikuti alur tertentu dan hanya terus mengalir. Cinta yang tidak meminta dan memberikan apa-apa; sungai yang hanya hadir, apa adanya [page 248 of 312]. (red- dan entah karena apa, ketika membaca kalimat ini, yang hadir pertama dalam ingatan saya adalah lantunan ini: “aku mencintaimu dengan sederhana, seperti kayu pada api yang menjadikannya abu. Aku mencintaimu dengan sederhana seperti awan pada angin yang menjadikannya tiada”)

Mungkinkah menjauhi jalan yang telah digariskan Tuhan? Mungkin saja, tapi itu selalu salah. Mungkinkah menghindari rasa sakit? Mungkin saja, tapi kau tidak akan pernah belajar apa-apa. Mungkinkah mengenal sesuatu tanpa pernah mengalaminya? Mungkin saja, namun hal itu tidak akan pernah menjadi bagian darimu [page 276 of 312]

Kadang kau harus berkelana sampai jauh untuk menemukan apa yang sesungguhnya berada didekatmu [page 292 of 312]

Puncaknya adaah sebuah lantunan doa yang dibacakan oleh Hilal (perempuan dua puluh satu tahun yang menjadi cintanya Paulo dikehidupan sebelumnya, perempuan yang dipertemukan Tuhan kembali dengannya karena takdir, menjemput bagian akhir dari cerita masa lalu yang mereka rengkuh melalui Aleph. Doa ini terlihat seperti sebuah puisi yang menyihir saya ketika membacanya. Pilihan kata sederhana dengan makna tersirat yang mengangkasa. Doa (red-bagi saya tetap terlihat seperti puisi) ini ada di halaman 184. Begini bunyinya:

“Aku memaafkan air mata yang harus kutumpahkan,
aku memaafkan rasa sakit dan semua kekecewaan,
aku memaafkan semua pengkhianatan serta kebohongan,
aku memaafkan semua fitnah dan tipu-muslihat,
aku memaafkan kebencian serta penganiayaan,
aku memaafkan pukulan-pukulan yang melukaiku,
aku memaafkan impian-impian yang rusak,
aku memaafkan harapan-harapan yang mati sebelum waktunya,
aku memaafkan permusuhan serta kecemburuan,
aku memaafkan ketidakpedulian dan niat jahat,
aku memaafkan ketidakadilan yang dijalankan atas nama keadilan,
aku memaafkan kemarahan serta kekejaman,
aku memaafkan kelalaian dan sikap menghina,
aku memaafkan dunia dan semua kejahatannya.
Aku memiliki kemampuan mencintai, terlepas dari apakah aku balas dicintai,
kemampuan memberi, bahkan saat aku tidak punya apa-apa,
kemampuan bekerja dengan bahagia, bahkan ditengah kesulitan-kesulitan,
kemampuan mengulurkan tangan, bahkan saat aku benar-benar sendirian dan diabaikan,
kemampuan untuk mengusap air mata, bahkan saat aku menangis,
kemampuan percaya, bahkan saat tidak seorang pun percaya padaku.

So, dari sekian banyak petikan kalimat yang saya sajikan, mana yang kamu suka? Keren kan teman? You must read this book. Recommended..!!!

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Penggambaran yang manis tentang (karya) Coelho.

Memang rasanya bukan novel biasa. Dalam, dan banyak kalimatnya yang bisa jadi renungan, seperti kutipan-kutipan di atas. Dan masih banyak lagi.

Setiap kali dibaca ulang, ketemu yang baru lagi.

Salam kenal.

masdiet.

None mengatakan...

:)

Salam kenal, Orestilla...

Orestilla mengatakan...

Salam kenal Masdiet. Salam kenal Meccisti Mecca :)
Terimakasih sudah berkunjung..

Unknown mengatakan...

Salam kenal ya Orestilla...:)
iya jujur saya baca blog km pertama kalinya memang kereeennnn bgt bukunya Paulo Coelho ini. Ada sedih ,senang, So sweet nya tuh dapet smua ada di Aleph buku Paulo Coelho ini...Hemms saya jd jatuh cinta jg. Belii aach bukunya 😙😙😙

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

Senin, September 9

Aleph - Paulo Coelho

Diposting oleh Orestilla di 08.06.00


Oke. Buku pertama yang akan kita bahas adalah Aleph, tarikan pena sang legenda Paulo Coelho. Ada beberapa alasan mengapa saya menjadikan buku ini buku perdana yang akan saya angkat di laman istimewa ini, padahal sudah ada beberapa buku Paulo Coelho yang saya lahap sebelumnya. Ya. Sekali lagi saya jatuh cinta pada kata pertama yang ia gunakan. Masih ingat bagaimana jatuhnya cinta saya pada tarian tangan Hamka? Kali ini Paulo melakukan hal yang sama. Haha. Dan kedepannya, tak ada yang tahu, siapa saja yang akan membius saya dengan cinta seperti ini lagi. Kita tunggu saja.

Aleph. Membaca kata ini sedari awal sudah meninggalkan tanda tanya besar. Apa itu aleph? Bukan hal biasa yang sering melintas di pendengaran kita bukan? Baiklah. Mengutip halaman 93 dari buku ini, aleph sendiri berarti titik dimana segala sesuatu berada di tempat serta waktu yang sama. Sedangkan di halaman 125, dalam istilah tekhnis Aleph berarti “bilangan yang mengandung semua bilangan”. Masih bingung? Sama. Saya juga merasakan hal serupa bahkan sampai tangan saya membolak balik halaman dengan 3 digit angka, saya masih belum menemukan kecocokan jiwa dengan hamparan narasi yang ada tepat di depan mata. Bahkan kalau boleh jujur, saya sempat meninggalkannya untuk kemudian berpaling pada novel lain yang tak berstruktur serumit hantaran Paulo. Namun pada akhirnya, cinta pada pandangan pertama memang terlalu sulit untuk dilupakan. Dan jadilah saya mengakhirinya dengan senyum penuh kemenangan setelah berkutat hampir 8 jam hanya untuk 312 halaman. Haha. 

Paulo memang tak membutuhkan tokoh lain dalam buku ini. Ia tak perlu mengkhayalkan jutaan nama untuk diangkat dan dijadikan tokoh sentral dalam ciptaannya. Paulo sendiri lah yang menjadi tokoh utama dalam Aleph. Sesuatu yang mungkin tak dilakukannya pada bukunya yang lain (ataukah ada? mungkin saya yang belum menemukannya). Aleph sendiri lebih pada cerita perjalanan panjang Paulo dalam pencarian jawaban akan masa lalu yang menghantuinya hingga ke masa kini bahkan mungkin saja mengancam masa depannya. Seperti perjalanan batin yang mengangkat topik reinkarnasi, persinggahan ke masa lalu dan penuntasannya yang penuh polemik. Perjalanan yang ia lakukan selama hampir 2 minggu lamanya dengan menggunakan jalur kereta api Trans-Siberia sejauh 9.288 kilometer, yang menghubungkan ratusan kota besar dan kecil, melintasi 76 persen Rusia dan melewati tujuh zona waktu berbeda. Its so amazing, right?

Keberadaan Tuhan pun tak dilewatkan Paulo dalam setiap cerita yang ia kisahkan. Walaupun saya seorang muslimah, saya merasa tak terganggu sama sekali dengan titik nilai ibadah kekristenan yang ia jabarkan. Sungguh saya belajar banyak darinya. Membuat saya secara pribadi semakin mencintai Allah SWT, Sang Pemilik Semesta.

Oiya, yang tak kalah pentingnya..kebiasaan saya yang suka sekali menandai kalimat-kalimat ampuh di setiap buku yang saya baca, membuat saya memiliki banyak kalimat yang kemudian saya rangkum dan ingin saya bagikan. Karena saya pikir tak akan ada hebatnya bila seluruh cerita Aleph saya tuntaskan disini. Jika masih penasaran, ayo cari bukunya. Hehe. Ini dia petikan-petikan kata yang cukup membuat saya tergugah dan yaaa setidaknya menjadi alasan mengapa saya bisa jatuh cinta berkali-kali pada karyanya Paulo Coelho.

 
Bukan apa yang kaulakukan di masa lalu yang akan mempengaruhi masa sekarang. Apa yang kaulakukan sekaranglah yang akan menebus masa lalu dan mengubah masa depan [page 21 of 312]

Tidak ada kehidupan yang lengkap tanpa sentuhan kegilaan [page 44 of 312]

Satu-satunya hal yang kita capai dengan membalas dendam adalah membuat diri kita sama dengan musuh-musuh kita, sementara dengan memaafkan, kita menunjukkan kebijaksanaan dan kecerdasan [page 83 of 312]

Ini yang Paulo sampaikan tentang bagaimana ia menggambarkan cintanya pada sang istri: “kami bagai dua awan dan sekarang kami satu. Kami tadinya dua kubus es batu yang kemudian meleleh karena matahari dan menjadi aliran air yang sama” [page 104 of 312] so sweettt..

Mereka bisa saja hanya bertemu sekali dan mengucapkan selamat tinggal selamanya hanya karena mereka tidak melewati titik nyata yang memicu terjadinya ledakan sesuatu yang membuat mereka bertemu di dunia ini. Jadi mereka berpisah tanpa pernah memahami kenapa mereka bertemu [page 119 of 312]

Cinta adalah satu-satunya hal yang akan menyelamatkan kita, terlepas dari kesalahan apa pun yang akan kita buat. Cinta selalu lebih kuat [page 129 of 312]

Siapa pun yang mengenal Tuhan tidak dapat menggambarkan-Nya. Siapa pun yang dapat menggambarkan Tuhan tidak mengenal-Nya [page 134 of 312]

Kita menderita pada masa lalu, mencintai pada masa lalu, menangis dan tertawa pada masa lalu, namun itu tidak berguna pada masa kini [page 138 of 312]

Butuh usaha keras untuk membebaskan dirimu dari kenangan, namun begitu kau berhasil, kau mulai menyadari bahwa kau mampu mencapai lebih dari yang bisa kau bayangkan [page 140 of 312]

Hanya seseorang yang mampu berkata ‘aku cinta padamu’ yang sanggup berkata ‘aku memaafkanmu’ [page 238 of 312]

Cinta tanpa nama dan tanpa penjelasan, seperti sungai yang tidak bisa menjelaskan kenapa ia mengikuti alur tertentu dan hanya terus mengalir. Cinta yang tidak meminta dan memberikan apa-apa; sungai yang hanya hadir, apa adanya [page 248 of 312]. (red- dan entah karena apa, ketika membaca kalimat ini, yang hadir pertama dalam ingatan saya adalah lantunan ini: “aku mencintaimu dengan sederhana, seperti kayu pada api yang menjadikannya abu. Aku mencintaimu dengan sederhana seperti awan pada angin yang menjadikannya tiada”)

Mungkinkah menjauhi jalan yang telah digariskan Tuhan? Mungkin saja, tapi itu selalu salah. Mungkinkah menghindari rasa sakit? Mungkin saja, tapi kau tidak akan pernah belajar apa-apa. Mungkinkah mengenal sesuatu tanpa pernah mengalaminya? Mungkin saja, namun hal itu tidak akan pernah menjadi bagian darimu [page 276 of 312]

Kadang kau harus berkelana sampai jauh untuk menemukan apa yang sesungguhnya berada didekatmu [page 292 of 312]

Puncaknya adaah sebuah lantunan doa yang dibacakan oleh Hilal (perempuan dua puluh satu tahun yang menjadi cintanya Paulo dikehidupan sebelumnya, perempuan yang dipertemukan Tuhan kembali dengannya karena takdir, menjemput bagian akhir dari cerita masa lalu yang mereka rengkuh melalui Aleph. Doa ini terlihat seperti sebuah puisi yang menyihir saya ketika membacanya. Pilihan kata sederhana dengan makna tersirat yang mengangkasa. Doa (red-bagi saya tetap terlihat seperti puisi) ini ada di halaman 184. Begini bunyinya:

“Aku memaafkan air mata yang harus kutumpahkan,
aku memaafkan rasa sakit dan semua kekecewaan,
aku memaafkan semua pengkhianatan serta kebohongan,
aku memaafkan semua fitnah dan tipu-muslihat,
aku memaafkan kebencian serta penganiayaan,
aku memaafkan pukulan-pukulan yang melukaiku,
aku memaafkan impian-impian yang rusak,
aku memaafkan harapan-harapan yang mati sebelum waktunya,
aku memaafkan permusuhan serta kecemburuan,
aku memaafkan ketidakpedulian dan niat jahat,
aku memaafkan ketidakadilan yang dijalankan atas nama keadilan,
aku memaafkan kemarahan serta kekejaman,
aku memaafkan kelalaian dan sikap menghina,
aku memaafkan dunia dan semua kejahatannya.
Aku memiliki kemampuan mencintai, terlepas dari apakah aku balas dicintai,
kemampuan memberi, bahkan saat aku tidak punya apa-apa,
kemampuan bekerja dengan bahagia, bahkan ditengah kesulitan-kesulitan,
kemampuan mengulurkan tangan, bahkan saat aku benar-benar sendirian dan diabaikan,
kemampuan untuk mengusap air mata, bahkan saat aku menangis,
kemampuan percaya, bahkan saat tidak seorang pun percaya padaku.

So, dari sekian banyak petikan kalimat yang saya sajikan, mana yang kamu suka? Keren kan teman? You must read this book. Recommended..!!!

4 komentar on "Aleph - Paulo Coelho"

Anonim mengatakan...

Penggambaran yang manis tentang (karya) Coelho.

Memang rasanya bukan novel biasa. Dalam, dan banyak kalimatnya yang bisa jadi renungan, seperti kutipan-kutipan di atas. Dan masih banyak lagi.

Setiap kali dibaca ulang, ketemu yang baru lagi.

Salam kenal.

masdiet.

None on 30 Mei 2014 pukul 06.29 mengatakan...

:)

Salam kenal, Orestilla...

Orestilla on 2 Juni 2014 pukul 09.22 mengatakan...

Salam kenal Masdiet. Salam kenal Meccisti Mecca :)
Terimakasih sudah berkunjung..

Unknown on 21 Januari 2015 pukul 12.17 mengatakan...

Salam kenal ya Orestilla...:)
iya jujur saya baca blog km pertama kalinya memang kereeennnn bgt bukunya Paulo Coelho ini. Ada sedih ,senang, So sweet nya tuh dapet smua ada di Aleph buku Paulo Coelho ini...Hemms saya jd jatuh cinta jg. Belii aach bukunya 😙😙😙

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea