Jumat, Mei 17

Suka Duka si Penjual Online

Diposting oleh Orestilla di 09.31.00


Sebelumnya ada yang harus saya konfirmasi terlebih dahulu sebelum teman-teman membaca postingan ini. Bukan bermaksud menularkan energi negatif di pagi cerah ini. Hanya sekedar berbagi. Yaaa..tentunya berbagi dengan teman-teman yang mungkin juga punya masalah dan sedikit “uneg-uneg” yang sama seperti saya sebagai penjual online.
Agak berbeda dengan topik-topik sebelumnya yang pernah saya angkat di laman ini, tiba-tiba saja saya tertarik untuk membahas satu sidejob yang sudah saya geluti hampir 3 tahun belakangan ini. Jualan via internet atau lebih dikenal dengan istilah shopping online.

Seperti halnya berjualan secara langsung, shopping online pun memiliki plus minus. Plus karena customer bisa memilih barang apa saja yang up to date tentunya. Bisa jadi produk yang sudah booming via internet belum ada di kota customer yang bersangkutan. Minus karena selain tak bisa meraba produk-produk tersebut, customer juga harus siap dengan resiko jika produk yang dibeli tidak sesuai dengan harapan dan keinginan.
 
Tak hanya pembeli, resiko menjadi seorang penjual online pun tidak lah sedikit. Terkadang problem itu datang dari pihak supplier. Dan kebanyakan memang dari customer itu sendiri. Seperti kejadian beberapa waktu yang lalu. Saat saya secara pribadi telah memberikan kelonggaran kepada customer untuk membayar ketika produk yang dipesan sudah diterima dengan baik, saya malah dimaki untuk sesuatu yang memang telah menjadi hak saya. Hal apa lagi yang bisa saya lakukan selain bersabar, bersabar dan bersabar. Dan tadi pagi ketika secara mendadak salah seorang customer mengcancel barang yang sudah diorder beberapa hari yang lalu, saya merasa benar-benar tak dihormati sama sekali. Pembeli memang selalu diposisikan sebagai raja, namun raja yang bijak pun tak seharusnya menginjak-injak bawahannya bukan?
Alasannya customer saya hari ini sangat klise: “Barang tidak sampai sesuai dengan perjanjian”
Padahal jika boleh membantah dan membela diri, saya selaku penjual sudah mewanti-wanti pihak supplier untuk mengirimkan barang tepat waktu. Dan saya pun yakin supplier juga melakukan hal yang sama agar kepuasan customer tetap terjaga. Namun sebagai manusia biasa, terkadang kenyataan memang tak selalu beriringin dengan harapan. Kendala tekhnis bisa saja terjadi selama paket berada dalam perjalanan. Siapa yang tahu?
Tidak banyak customer yang bisa mengerti dengan situasi dan kondisi seperti ini. Kebanyakan dari mereka hanya mengedepankan ego tanpa mempertimbangkan alasan yang kami punya. Tak sedikit juga diantara mereka yang melontarkan kata-kata pedas dan sikap tak beretika. Mari menilik kembali ke awal cerita, bukankah kami selaku penjual dan pengantar juga manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf? Saat customer memutuskan untuk mengcancel order, kerugian terbesar ada di pihak kami sebagai penjual online. Bukankah itu menunjukkan ketidakpantasan?
Untuk teman-teman dan seluruh customer yang masih menaruh kepercayaan pada saya maupun rekan lain yang juga memiliki usaha yang sama, salam hormat dari kami. Terimakasih karena masih memiliki hati untuk tak menyakiti. Mari saling menghargai satu sama lain :)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

Jumat, Mei 17

Suka Duka si Penjual Online

Diposting oleh Orestilla di 09.31.00


Sebelumnya ada yang harus saya konfirmasi terlebih dahulu sebelum teman-teman membaca postingan ini. Bukan bermaksud menularkan energi negatif di pagi cerah ini. Hanya sekedar berbagi. Yaaa..tentunya berbagi dengan teman-teman yang mungkin juga punya masalah dan sedikit “uneg-uneg” yang sama seperti saya sebagai penjual online.
Agak berbeda dengan topik-topik sebelumnya yang pernah saya angkat di laman ini, tiba-tiba saja saya tertarik untuk membahas satu sidejob yang sudah saya geluti hampir 3 tahun belakangan ini. Jualan via internet atau lebih dikenal dengan istilah shopping online.

Seperti halnya berjualan secara langsung, shopping online pun memiliki plus minus. Plus karena customer bisa memilih barang apa saja yang up to date tentunya. Bisa jadi produk yang sudah booming via internet belum ada di kota customer yang bersangkutan. Minus karena selain tak bisa meraba produk-produk tersebut, customer juga harus siap dengan resiko jika produk yang dibeli tidak sesuai dengan harapan dan keinginan.
 
Tak hanya pembeli, resiko menjadi seorang penjual online pun tidak lah sedikit. Terkadang problem itu datang dari pihak supplier. Dan kebanyakan memang dari customer itu sendiri. Seperti kejadian beberapa waktu yang lalu. Saat saya secara pribadi telah memberikan kelonggaran kepada customer untuk membayar ketika produk yang dipesan sudah diterima dengan baik, saya malah dimaki untuk sesuatu yang memang telah menjadi hak saya. Hal apa lagi yang bisa saya lakukan selain bersabar, bersabar dan bersabar. Dan tadi pagi ketika secara mendadak salah seorang customer mengcancel barang yang sudah diorder beberapa hari yang lalu, saya merasa benar-benar tak dihormati sama sekali. Pembeli memang selalu diposisikan sebagai raja, namun raja yang bijak pun tak seharusnya menginjak-injak bawahannya bukan?
Alasannya customer saya hari ini sangat klise: “Barang tidak sampai sesuai dengan perjanjian”
Padahal jika boleh membantah dan membela diri, saya selaku penjual sudah mewanti-wanti pihak supplier untuk mengirimkan barang tepat waktu. Dan saya pun yakin supplier juga melakukan hal yang sama agar kepuasan customer tetap terjaga. Namun sebagai manusia biasa, terkadang kenyataan memang tak selalu beriringin dengan harapan. Kendala tekhnis bisa saja terjadi selama paket berada dalam perjalanan. Siapa yang tahu?
Tidak banyak customer yang bisa mengerti dengan situasi dan kondisi seperti ini. Kebanyakan dari mereka hanya mengedepankan ego tanpa mempertimbangkan alasan yang kami punya. Tak sedikit juga diantara mereka yang melontarkan kata-kata pedas dan sikap tak beretika. Mari menilik kembali ke awal cerita, bukankah kami selaku penjual dan pengantar juga manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf? Saat customer memutuskan untuk mengcancel order, kerugian terbesar ada di pihak kami sebagai penjual online. Bukankah itu menunjukkan ketidakpantasan?
Untuk teman-teman dan seluruh customer yang masih menaruh kepercayaan pada saya maupun rekan lain yang juga memiliki usaha yang sama, salam hormat dari kami. Terimakasih karena masih memiliki hati untuk tak menyakiti. Mari saling menghargai satu sama lain :)

0 komentar on "Suka Duka si Penjual Online"

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea