Rabu, Agustus 21

Dont judge a book from the cover

Diposting oleh Orestilla di 09.53.00


Jangan nilai sebuah buku dari sampulnya. Statement ini sudah terlalu sering kita baca dan kita dengar. Ironis memang, jika ada seseorang yang menilai sesuatu hanya dari penampakan luarnya saja (hantu kaleeee). Namun benar adanya. Kadang adakalanya kita harus menyelam lebih dalam untuk memahami betul, apa dan bagaimana sesungguhnya objek yang sedang kita nilai.

Sebelum cerita lebih jauh, what do you think about that statement? setuju atau tidak dengan ulasan singkat saya diatas? Jika setuju, lanjutkan bacaan ini. Dan jika tidak, just leave it.

Mengapa kita tidak boleh menilai buku dari sampul luarnya? Ada 2 contoh yang saya punya, yang bisa saya bagikan di postingan hari ini.

Pertama. Dulu saya pernah menemukan sebuah buku lusuh. Sebetulnya bukan menemukan sih, saya dipinjamkan sebuah buku oleh seorang teman (ah tetiba kangen dengan dia yang sudah menghilang beberapa bulan ini). Bukunya tipis, warna sampulnya sudah kusam, begitu pula halnya dengan halaman-halaman didalamnya. Kertas isi yang seharusnya berwarna putih, sudah terlihat kekuningan. Menandakan bahwa buku ini telah dibaca oleh banyak orang. Bisa jadi umurnya juga sudah tua. Buku ini bukunya Hamka, Tenggelamnya Kapal Ven Der Wijck. Setelah membacanya sampai halaman terakhir, saya langsung speechless, sumpah..Hamka keren banget disana. Walaupun butuh waktu lebih banyak untuk memahami narasi yang beliau sampaikan, saya nggak pernah menyesal pernah bertemu dengan buku lusuh ini. Bagi yang belum pernah baca dan pengen tau gimana caranya Hamka membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama, saya sempat mengulasnya disini: http://orestillakoto.blogspot.com/2012/06/makna-hidup-dibalik-tarian-tangan-hamka.html

  
Kedua. Beberapa kali dipertemukan dengan sosok-sosok yang awalnya membuat saya benci setengah mati, kemudian tunduk takluk dan merasa nyaman berada didekatnya. Atau ada malah yang membuat saya begitu bersimpati diawalnya dan ketika waktu berlalu, kedoknya perlahan terbuka, memperlihatkan betapa rapinya ia menyimpan bangkai di dalam sebuket bunga mawar. “buku” ini juga tak seharusnya kita nilai dari “cover” nya saja bukan? Acapkali penilaian yang salah pada seseorang membuat kita menyesal di akhir. Dan penyesalan adalah sebuah bayaran akan penilaian asal-asalan yang pernah kita lakukan.

Jadi, masihkah kita menilai sampul yang kadangkala terlihat buruk dari luar, namun mengandung isi yang luar biasa indahnya?

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

Rabu, Agustus 21

Dont judge a book from the cover

Diposting oleh Orestilla di 09.53.00


Jangan nilai sebuah buku dari sampulnya. Statement ini sudah terlalu sering kita baca dan kita dengar. Ironis memang, jika ada seseorang yang menilai sesuatu hanya dari penampakan luarnya saja (hantu kaleeee). Namun benar adanya. Kadang adakalanya kita harus menyelam lebih dalam untuk memahami betul, apa dan bagaimana sesungguhnya objek yang sedang kita nilai.

Sebelum cerita lebih jauh, what do you think about that statement? setuju atau tidak dengan ulasan singkat saya diatas? Jika setuju, lanjutkan bacaan ini. Dan jika tidak, just leave it.

Mengapa kita tidak boleh menilai buku dari sampul luarnya? Ada 2 contoh yang saya punya, yang bisa saya bagikan di postingan hari ini.

Pertama. Dulu saya pernah menemukan sebuah buku lusuh. Sebetulnya bukan menemukan sih, saya dipinjamkan sebuah buku oleh seorang teman (ah tetiba kangen dengan dia yang sudah menghilang beberapa bulan ini). Bukunya tipis, warna sampulnya sudah kusam, begitu pula halnya dengan halaman-halaman didalamnya. Kertas isi yang seharusnya berwarna putih, sudah terlihat kekuningan. Menandakan bahwa buku ini telah dibaca oleh banyak orang. Bisa jadi umurnya juga sudah tua. Buku ini bukunya Hamka, Tenggelamnya Kapal Ven Der Wijck. Setelah membacanya sampai halaman terakhir, saya langsung speechless, sumpah..Hamka keren banget disana. Walaupun butuh waktu lebih banyak untuk memahami narasi yang beliau sampaikan, saya nggak pernah menyesal pernah bertemu dengan buku lusuh ini. Bagi yang belum pernah baca dan pengen tau gimana caranya Hamka membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama, saya sempat mengulasnya disini: http://orestillakoto.blogspot.com/2012/06/makna-hidup-dibalik-tarian-tangan-hamka.html

  
Kedua. Beberapa kali dipertemukan dengan sosok-sosok yang awalnya membuat saya benci setengah mati, kemudian tunduk takluk dan merasa nyaman berada didekatnya. Atau ada malah yang membuat saya begitu bersimpati diawalnya dan ketika waktu berlalu, kedoknya perlahan terbuka, memperlihatkan betapa rapinya ia menyimpan bangkai di dalam sebuket bunga mawar. “buku” ini juga tak seharusnya kita nilai dari “cover” nya saja bukan? Acapkali penilaian yang salah pada seseorang membuat kita menyesal di akhir. Dan penyesalan adalah sebuah bayaran akan penilaian asal-asalan yang pernah kita lakukan.

Jadi, masihkah kita menilai sampul yang kadangkala terlihat buruk dari luar, namun mengandung isi yang luar biasa indahnya?

0 komentar on "Dont judge a book from the cover"

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea