Innalillahi wainnailaihi
roji’un :’(
Ada yang tercekat didalam sana
ketika melihat jutaan potret saudara-saudara muslim kita di Egypt. Ada tetes
airmata yang sulit untuk ditahan. Rabb, mohon dengarlah doa dari seluruh muslim
yang ada di dunia saat ini. Tolong jaga saudara-saudara kami yang sedang
berjalan tegap di jalan-Mu.
Entah apa yang akan saya
lakukan jika saat ini saya berada disana, bersama mereka. Mungkin saya sendiri
tak akan sanggup. Mungkin akan tumbang sebelum waktunya. Mungkin tak mampu lagi
melihat dunia. Mungkin tak mau lagi mendengar hiruk pikuk yang ada. Tapi Allah
menempatkan saya disini. Hanya mampu meratapi nasib saudara-saudara saya yang
sedang bermandikan darah, rasa takut dan airmata. Allah menempatkan saya di
bumi bagian ini. Hanya mampu menadahkan tangan, memohon pada Sang Pemilik Alam
agar ketidakadilan seperti ini reda secepatnya.
Allah Maha Kuasa atas
segalanya. Hanya Allah yang tau apa hikmah besar di balik semua kejadian ini. Semoga
semua saudara kita yang ada disana, yang sakit lahir dan batinnya, yang harinya
berlinang darah dan airmata, selalu diberikan kesabaran oleh Yang Kuasa.
Terkadang ada suara-suara tanpa
kepastian yang berujar seperti ini, “Akhir duniakah yang sedang kita nanti?”
Palestina, Syria dan sekarang, Mesir. Entahlah. Wallahualam. Hanya Allah
sendiri yang punya jawabannya. Tugas kita hanya satu, berusaha untuk semakin
dekat dengan-Nya, berlomba menjadi yang terbaik untuk-Nya.
Teman, semoga potret pilu
dibawah ini bisa menjadi tamparan untuk kita agar suatu hari nanti, di masa
depan yang tak pernah pasti, kita tak akan pernah menemui agenda menyesakkan
seperti ini. Semoga mereka mendapat tempat terbaik disisi-Nya. Aamiin Ya Allah.
Ketika yang tersisa hanya tangis tanpa henti |
Ketika hanya doa yang mampu dipanjatkan ditengah deru tembakan senjata dan teriakan kesakitan |
Ketika riang tawa bocah-bocah kecil ini harus berhenti saat raga mungilnya terbujur kaku, tak bernyawa lagi |
Ketika nyawa manusia tak lagi berarti |
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)