Rabu, September 17

Honeymoon Trip; Road to Sumatera # 5

Diposting oleh Orestilla di 09.50.00
DUA HATI SATU CINTA, SATU UNIT BANYAK CERITA

Sabtu/ 23 Agustus 2014, Iboih – Pulau Weh, Sabang.

Sudah jam 10:28 pagi menuju siang. Tapi saya dan mas suami belum kemana-mana hari ini. Saya sedang duduk santai di depan bungalow, ketak ketik narasi ditemani lepi dan hembusan angin laut. Dari tempat saya duduk sekarang, terlihat jelas Pulau Rubiah di depan sana. Indah. Nanti siang, saya dan mas suami berencana untuk menyambangi tempat tersebut.

Pagi tadi kami dibuatkan sarapan oleh ibunya Restu. Mungkin karena semalam tepar dan mabuk karena masuk angin, saya bisa makan banyak pagi ini. Karena jujur beberapa hari ini nafsu makan saya berkurang drastis. Mungkin karena harus berpisah dengan yang namanya bareh solok (beras Solok). Hahahaha. Perut saya masih belum cocok dengan beras daerah lain. Masih kurang gregetnya.

Mas suami masih belum selesai mandi dan beres-beres. Sebelum ke pulau, saya mau main-main dulu di pantai. Trus nyari baju pantai buat mas suami juga. Kasian. Bajunya belum ada yang selesai dicuci. Dan sisa yang ada malah kemeja lengan panjang. Hahahaha. Dia terpaksa bertahan dengan satu-satunya kaos kutang yang tersisa. Udahan dulu ya. Kaka lala mau shopping bajunya Mas Agung dulu.

Lihat lautnyaaaaaaaa..kinclong kan ya?

Kalau ada yang mau ke Sabang, cari aja Iboih kemudian temukan Teupin Layeu. Menginap lah di sana satu atau dua hari. Nikmati surga dunia yang dihadiahkan Allah untuk kita.

Ini diambil dari dermaga kecil, tempat kapal dan perahu ditambatkan. Masih pagi ketika kami mengabadikan momen ini. Kalau sudah siang menjelang sore, di sini biasanya penuh dan rame.

Fokuskan penglihatan kamu ke bungalow yang ada di belakang kiri kaka lala. Jika menginap di sana, kamu akan dapat melihat Pulau Rubiah langsung dari tempat tidurmu :)

Agak bimbang ke Pulau Rubiah untuk snorkling hari ini. Cuaca tampak mendung di ujung sana. Tapi karena besok harus bergerak meninggalkan Sabang, hanya hari ini yang tersisa untuk menikmati keindahan bawah lautnya yang terkenal itu. Maka jadilah saya dan mas suami diantarkan oleh Bang Yoyok menuju Pulau Rubiah. Pulau ini berjarak sangat dekat dengan daratan tempat kami menginap. Keberadaannya dapat dinikmati dari pinggir pantai dengan mata telanjang. Jarak tempuh menuju pulau ini pun tak sampai 10 menit. Sementara biaya yang dikeluarkan untuk menuju kesana dengan menggunakan boat adalah 200 ribu rupiah. Setelah snorkling nanti kita akan diajak mengelilingi pulau dengan perahu. Menyenangkan pastinya.

Ini dia makam Ummi Rubiah yang pastinya terletak di Pulau Rubiah

Setibanya di Pulau Rubiah, mas suami langsung mengajak saya menyelam. Waaahhh..lautnya sangat bersih. Ikannya banyak dan jinak. Di beberapa tempat saya temukan terumbu karang buatan. Bahkan ada bangkai sepeda motor dan mobil yang memang sengaja diletakkan di dalam laut sebagai terumbu karang buatan. Pengunjung hari ini lumayan banyak. Hujan mulai turun namun tak menyurutkan langkah orang-orang untuk tetap menikmati keindahan laut Pulau Weh.


Jangan sampai tak mendatangi ini ketika snorkling di Iboih


Setelah berpuas hati melihat ikan-ikan yang berkejaran kesana kemari, kami menepi menuju pondok-pondok yang memang disediakan untuk rehat bagi pengunjung. Saya langsung memesan teh panas, begitu pun mas suami, kopi panas khas Aceh menjadi pilihannya. Kami berdua kemudian memesan sate gurita. Rasanya enak, agak kenyal. Sementara kuahnya dibalur dengan kacang. So delicious. Harga per porsinya hanya 20 ribu rupiah. Yang berencana liburan ke Pulau Weh Sabang, khususnya ke daerah Iboih, wajib mencicipi kuliner ini.

Pondokan kuliner di Pulau Rubiah. Ada banyak pilihan untuk kamu. Harganya tak usah ragu. Iboih tak menawarkan makanan dengan harga yang mahal kok. Masih cukup untuk kita yang berdompet tipis. Hehehehe.

Nyam..nyam..sate guritanya suedap tenaaaann.

Bang Yoyok datang menjemput setelah dihubungi via telepon oleh mas suami. Saatnya berkeliling. Kebetulan ombak agak sedikit besar. Jujur sebenarnya saya takut. Sisi kiri saya adalah lautan luas tanpa tepi. Sementara sisi kanan terhampar tebing-tebing Pulau Rubiah yang tak berpenghuni. Menakjubkan memang, tapi belum mampu mengusir ketakutan saya. Maklum, saya tak bisa berenang. Bisa dibayangkan bagaimana jika tiba-tiba saja perahu yang kami tumpangi ini terbalik kemudian tenggelam. Aaaaaaaa..

Sejujurnya, ini saya sedang takut setengah mati. Takut tenggelam. Nggak bisa berenang. Hahahaha.

Boat nya Bang Yoyok yang menjadi armada kami mengelilingi Pulau Rubiah. 

Teupin Layeu dari kejauhan.

Mas suami yang mungkin saja tahu akan ketakutan saya akan laut, segera mengalihkan perhatian saya pada jernihnya air yang ada di bawah kami. Subhanallah..bahkan dari atas perahu pun saya bisa melihat dasar laut. Airnya biru terang dan bersih. Terlihat ikan berseliweran. Rasa cemas saya terbayarkan oleh keindahan yang mungkin tak saya dapati di tempat saya sendiri.
Sepulangnya dari pulau, kami bertemu lagi dengan Adi dan istrinya, Ade. Adi juga mengajak anak semata wayangnya yang masih berumur 9 bulan, Zaiyan. Kami ngobrol enak di beranda bungalow sembari melihat Zaiyan yang sepertinya tak bisa diam. Wajah kecilnya memberitahu kami semua bahwa ia tengah bahagia.
Malam ini ibunya Restu memasak ikan bakar untuk kami. Rasanya seperti biasa, sedap dan nikmat. Tak ada tempat yang akan kami sambangi malam ini. Waktunya beristirahat dan menyiapkan tenaga untuk perjalanan jauh berikutnya. Ah. Semoga nanti akan ada waktu dan rejeki lagi untuk kembali ke tempat ini. Karena ada sesuatu yang menunggu untuk ditemukan kembali. Rabb..terimakasih untuk hari ini.
Sampai jumpa di cerita cinta kami berikutnya. Bye.

Ini galeri foto kami yang acakadul:



Pertama kalinya cium suami di dalam laut. Hihihi. I lop you :)


Ada ikan dimana-manaaaaa




Walau gerimis menghadang, snorkling tetap dilanjutkan

3 komentar:

Unknown mengatakan...

keren lautnya, jadi pengen snorkling

Rullah mengatakan...

Jadi ingat rumah kalau lihat pantai :-D

Orestilla mengatakan...

Yandhi: musti dicoba memang :)
Rullah: pantainya Indonesia memang keren gilak..

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

Rabu, September 17

Honeymoon Trip; Road to Sumatera # 5

Diposting oleh Orestilla di 09.50.00
DUA HATI SATU CINTA, SATU UNIT BANYAK CERITA

Sabtu/ 23 Agustus 2014, Iboih – Pulau Weh, Sabang.

Sudah jam 10:28 pagi menuju siang. Tapi saya dan mas suami belum kemana-mana hari ini. Saya sedang duduk santai di depan bungalow, ketak ketik narasi ditemani lepi dan hembusan angin laut. Dari tempat saya duduk sekarang, terlihat jelas Pulau Rubiah di depan sana. Indah. Nanti siang, saya dan mas suami berencana untuk menyambangi tempat tersebut.

Pagi tadi kami dibuatkan sarapan oleh ibunya Restu. Mungkin karena semalam tepar dan mabuk karena masuk angin, saya bisa makan banyak pagi ini. Karena jujur beberapa hari ini nafsu makan saya berkurang drastis. Mungkin karena harus berpisah dengan yang namanya bareh solok (beras Solok). Hahahaha. Perut saya masih belum cocok dengan beras daerah lain. Masih kurang gregetnya.

Mas suami masih belum selesai mandi dan beres-beres. Sebelum ke pulau, saya mau main-main dulu di pantai. Trus nyari baju pantai buat mas suami juga. Kasian. Bajunya belum ada yang selesai dicuci. Dan sisa yang ada malah kemeja lengan panjang. Hahahaha. Dia terpaksa bertahan dengan satu-satunya kaos kutang yang tersisa. Udahan dulu ya. Kaka lala mau shopping bajunya Mas Agung dulu.

Lihat lautnyaaaaaaaa..kinclong kan ya?

Kalau ada yang mau ke Sabang, cari aja Iboih kemudian temukan Teupin Layeu. Menginap lah di sana satu atau dua hari. Nikmati surga dunia yang dihadiahkan Allah untuk kita.

Ini diambil dari dermaga kecil, tempat kapal dan perahu ditambatkan. Masih pagi ketika kami mengabadikan momen ini. Kalau sudah siang menjelang sore, di sini biasanya penuh dan rame.

Fokuskan penglihatan kamu ke bungalow yang ada di belakang kiri kaka lala. Jika menginap di sana, kamu akan dapat melihat Pulau Rubiah langsung dari tempat tidurmu :)

Agak bimbang ke Pulau Rubiah untuk snorkling hari ini. Cuaca tampak mendung di ujung sana. Tapi karena besok harus bergerak meninggalkan Sabang, hanya hari ini yang tersisa untuk menikmati keindahan bawah lautnya yang terkenal itu. Maka jadilah saya dan mas suami diantarkan oleh Bang Yoyok menuju Pulau Rubiah. Pulau ini berjarak sangat dekat dengan daratan tempat kami menginap. Keberadaannya dapat dinikmati dari pinggir pantai dengan mata telanjang. Jarak tempuh menuju pulau ini pun tak sampai 10 menit. Sementara biaya yang dikeluarkan untuk menuju kesana dengan menggunakan boat adalah 200 ribu rupiah. Setelah snorkling nanti kita akan diajak mengelilingi pulau dengan perahu. Menyenangkan pastinya.

Ini dia makam Ummi Rubiah yang pastinya terletak di Pulau Rubiah

Setibanya di Pulau Rubiah, mas suami langsung mengajak saya menyelam. Waaahhh..lautnya sangat bersih. Ikannya banyak dan jinak. Di beberapa tempat saya temukan terumbu karang buatan. Bahkan ada bangkai sepeda motor dan mobil yang memang sengaja diletakkan di dalam laut sebagai terumbu karang buatan. Pengunjung hari ini lumayan banyak. Hujan mulai turun namun tak menyurutkan langkah orang-orang untuk tetap menikmati keindahan laut Pulau Weh.


Jangan sampai tak mendatangi ini ketika snorkling di Iboih


Setelah berpuas hati melihat ikan-ikan yang berkejaran kesana kemari, kami menepi menuju pondok-pondok yang memang disediakan untuk rehat bagi pengunjung. Saya langsung memesan teh panas, begitu pun mas suami, kopi panas khas Aceh menjadi pilihannya. Kami berdua kemudian memesan sate gurita. Rasanya enak, agak kenyal. Sementara kuahnya dibalur dengan kacang. So delicious. Harga per porsinya hanya 20 ribu rupiah. Yang berencana liburan ke Pulau Weh Sabang, khususnya ke daerah Iboih, wajib mencicipi kuliner ini.

Pondokan kuliner di Pulau Rubiah. Ada banyak pilihan untuk kamu. Harganya tak usah ragu. Iboih tak menawarkan makanan dengan harga yang mahal kok. Masih cukup untuk kita yang berdompet tipis. Hehehehe.

Nyam..nyam..sate guritanya suedap tenaaaann.

Bang Yoyok datang menjemput setelah dihubungi via telepon oleh mas suami. Saatnya berkeliling. Kebetulan ombak agak sedikit besar. Jujur sebenarnya saya takut. Sisi kiri saya adalah lautan luas tanpa tepi. Sementara sisi kanan terhampar tebing-tebing Pulau Rubiah yang tak berpenghuni. Menakjubkan memang, tapi belum mampu mengusir ketakutan saya. Maklum, saya tak bisa berenang. Bisa dibayangkan bagaimana jika tiba-tiba saja perahu yang kami tumpangi ini terbalik kemudian tenggelam. Aaaaaaaa..

Sejujurnya, ini saya sedang takut setengah mati. Takut tenggelam. Nggak bisa berenang. Hahahaha.

Boat nya Bang Yoyok yang menjadi armada kami mengelilingi Pulau Rubiah. 

Teupin Layeu dari kejauhan.

Mas suami yang mungkin saja tahu akan ketakutan saya akan laut, segera mengalihkan perhatian saya pada jernihnya air yang ada di bawah kami. Subhanallah..bahkan dari atas perahu pun saya bisa melihat dasar laut. Airnya biru terang dan bersih. Terlihat ikan berseliweran. Rasa cemas saya terbayarkan oleh keindahan yang mungkin tak saya dapati di tempat saya sendiri.
Sepulangnya dari pulau, kami bertemu lagi dengan Adi dan istrinya, Ade. Adi juga mengajak anak semata wayangnya yang masih berumur 9 bulan, Zaiyan. Kami ngobrol enak di beranda bungalow sembari melihat Zaiyan yang sepertinya tak bisa diam. Wajah kecilnya memberitahu kami semua bahwa ia tengah bahagia.
Malam ini ibunya Restu memasak ikan bakar untuk kami. Rasanya seperti biasa, sedap dan nikmat. Tak ada tempat yang akan kami sambangi malam ini. Waktunya beristirahat dan menyiapkan tenaga untuk perjalanan jauh berikutnya. Ah. Semoga nanti akan ada waktu dan rejeki lagi untuk kembali ke tempat ini. Karena ada sesuatu yang menunggu untuk ditemukan kembali. Rabb..terimakasih untuk hari ini.
Sampai jumpa di cerita cinta kami berikutnya. Bye.

Ini galeri foto kami yang acakadul:



Pertama kalinya cium suami di dalam laut. Hihihi. I lop you :)


Ada ikan dimana-manaaaaa




Walau gerimis menghadang, snorkling tetap dilanjutkan

3 komentar on "Honeymoon Trip; Road to Sumatera # 5"

Unknown on 17 September 2014 pukul 14.24 mengatakan...

keren lautnya, jadi pengen snorkling

Rullah on 17 September 2014 pukul 14.29 mengatakan...

Jadi ingat rumah kalau lihat pantai :-D

Orestilla on 22 September 2014 pukul 09.36 mengatakan...

Yandhi: musti dicoba memang :)
Rullah: pantainya Indonesia memang keren gilak..

Posting Komentar

Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)

 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea