Kahlil Gibran, penulis yang mampu menyihir hati pembacanya
hingga larut dalam alunan rangkaian kata-kata cinta tanpa ujung. Yang ingin
belajar mendeskripsikan cinta, tentulah menjadikan Kahlil Gibran sebagai maha
guru. Siapa coba yang tidak terhanyut dengan pilihan katanya yang mendayu-dayu?
Kebahagiaan dan kegetiran disampaikannya dengan begitu menggugah. Sayap-sayap
patah, salah satu maha karyanya yang membuat banyak mata jatuh hati pada
halaman pertama.
***
Buku ini bercerita tentang
tokoh “aku” dan kisah cintanya yang pilu bersama seorang jelita bernama Salma
Karamy. Cinta yang lahir pada pandang pertama, dibantu oleh kedekatan ayah
mereka yang bersahabat puluhan tahun yang lalu. Perjumpaan tanpa rencana antara
“aku” dan Faris Affandi Karamy (ayahanda Salma), menghadiahkannya sesuatu yang
sangat istimewa, cinta sejati Salma.
Namun cinta yang mereka
punya harus berakhir tatkala Salma dinikahkan ayahnya dengan keponakan seorang
pendeta yang dihormati di kota tersebut. Adalah Pendeta Ghalib yang menyembunyikan
kejahatannya dibalik doa-doa suci, memiliki seorang keponakan yang tingkah
polahnya tak jauh berbeda dari sang paman, ia bernama Mansur Bek. Faris Affandi
terpaksa menikahkan Salma dengan lelaki tersebut guna menjauhkan putrinya dari
fitnah dan pandangan buruk masyarakat, sementara Salma tak menampik pernikahan
tersebut demi menghormati ayah yang ia sayangi sepenuh hati. Pergulatan batin
yang pada akhirnya membawa mereka ke kematian yang mengenaskan.
Di tengah pernikahannya yang
tak sedikitpun mendatangkan kebahagiaan, Salma harus melepaskan kepergian
ayahanda ke pangkuan Tuhan. Dibalik kesedihan mendalam, Salma hanya memiliki
“aku” sebagai tempatnya mengadu. Dalam pertemuan rahasia mereka setiap satu
bulan sekali di kuil tua yang menghubungkan Kota Beirut dan Lebanon, Salam dan
“aku” bertemu untuk saling berbagi. Menumpahkan lara sekaligus mereguk suka.
Namun, pada satu hari Salma memutuskan untuk tidak lagi menemui “aku”. Ia takut
Pendeta Ghalib akan mengetahui segalanya dan merusak hidup kekasih yang ia
cintai. Maka berpisahlah mereka dalam perpisahan yang sama sekali tak mereka
inginkan satu sama lain.
5 tahun berlalu. Dalam
kesabaran dan penantiannya, Salma diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melahirkan
seorang bayi laki-laki. Bayi yang lahir di ujung malam dan meninggal di awal
pagi. Bayi laki-laki yang kemudian ikut membawa ibunya pergi ke dunia abadi,
jauh dari penindasan hati. Salma meninggal dunia dengan merengkuh bayi merahnya
yang kaku di dadanya yang juga telah dingin membeku.
Bagaimana dengan “aku”?
Ia menjadi salah seorang
pengantar jenazah ke peristirahatan Salma yang terakhir. Salma ditidurkan
didada ayahnya, dan bayi lelakinya tertidur lelap didadanya. Dan “aku” hanya
mampu mengantarkan mereka dengan airmata tiada akhir. Nasib merenggut orang-orang
yang ia kasihi. Sayapnya patah dan tak mampu lagi mengantarkannya pada
kebahagiaan di atas langit sana.
***
Dalam kisah ini, berdasarkan
pengamatan mata hati saya, sosok Faris Affandi merupakan figur lelaki yang
sangat baik, sehingga karena baiknya ia, muncul manusia-manusia tamak dan rakus
yang memanfaatkan kebaikannya tersebut. Salma, saya nilai jauh lebih dewasa
dibandingkan tokoh “aku”. Mengapa? Karena dibalik kekecewaan dan kesedihannya
yang harus menikah dengan lelaki yang sama sekali tak ia kenal, Salma masih
berusaha keras untuk menjadi istri yang baik. Walaupun ia tak sedikitpun
membunuh cinta yang sudah tumbuh mekar untuk “aku”. Sementara “aku” sendiri
bagai lelaki goyah yang susah untuk berdiri tegar karena hatinya telah terluka
dalam, ia kehilangan sosok sahabat dalam diri Faris Affandi dan harus merelakan
kekasih hatinya untuk menjadi milik lelaki lain. Setelahnya, ia harus merelakan
mereka berdua ditelan gerbang kematian.
and the precious sentences
for this story is..
Alangkah bodohnya orang-orang yang mengira bahwa cinta datang
dari persahabatan yang lama dan rayuan yang tak henti-hentinya (page 40 of 115)
Cinta yang dipenuhi nafsu hanya akan menampakkan hasrat memiliki
pada kekasihnya. Namun cinta yang suci hanya menginginkan cinta itu sendiri.
Cinta yang berasal dari kenaifan dan gelora masa muda akan terpuaskan dengan
cara memiliki, dan tumbuh dengan peluk dan ciuman. Tapi cintadilahirkan
dipangkuan cakrawala dan diperanakan oleh rahasia-rahasia sang malam, tidak
akan memuaskan dirinya dengan apapun, kecuali kekekalan dan keabadian (page 101
of 115)
Saran saya, jika sedang haus
akan kata cinta, carilah karya Kahlil Gibran dan segera penuhi dahagamu.
Salam!
2 komentar:
khalil gibran ... saya pertama kali tahu karya dan tokoh sastra ini saat SMA ... pas ada mata pelajaran Sastra Indonesia ... sejak itu juga jadi sering membaca karya-karya sastra ... salah satunya AKU ... itu puisi yg paling kusuka ...
Aku, karyanya Chairil Anwar ya mas? :)
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)