Salah satu motivasi saya
untuk menuntaskan buku ini, karena karya besar Hanum akhirnya diangkat ke layar
lebar dan hebatnya, langsung take di bumi Eropa. Menakjubkan. Walau saya
sendiri belum ada kesempatan untuk menonton. Namun sebagai salah seorang pemuja
fashion Dian Pelangi (yang ikut ambil bagian dalam film ini), saya selalu
mengikuti tahap demi tahap pembuatan film ini dengan cara kepoin sosial media
mereka semua. Hahahaha.
Jika hanya diberi kesempatan
untuk menyebutkan satu kata saja tentang buku ini, maka saya memilih kata “ilmu”.
Mengapa? Karena setelah menyelesaikan 392 halamannya, saya menemukan begitu
banyak ilmu tentang peradaban Islam di Eropa pada masa lampau. Peradaban yang
mampu membuat orang-orang Eropa sana berdecak kagum dan menaruh minat serta
hormat luar biasa. Sebuah penggambaran yang bertolak belakang dengan kenyataan
yang kita temui saat ini.
Saya sengaja menandai
beberapa halaman yang sempat membuat saya berlinang airmata. Ah. Membacanya
saja sudah membuat saya begitu terharu. Bagaimana Hanum tidak menangis
sesenggukan hingga bersujud dihadapan sisa-sisa peninggalan kebesaran peradaban
Islam di tanah Eropa sana? Hanum. Sungguh beruntungnya dirimu. Menikmati
mistisnya cinta pada sebuah agama yang sudah kita kenal sedari kecil.
Ada sebuah penggalan kalimat
yang beberapa kali diulang dalam buku ini. “Agen muslim yang baik.”
Untuk menundukkan penganut agama lain dalam perihal menghargai agama yang kita
anut, menurut Hanum dan Fatma (sahabat muslimah yang Hanum temui di kelas
bahasa Jerman), tidak harus melalui pedang dan peperangan, namun lebih pada
sikap yang mampu meyakinkan semua pihak akan keagungan dalam kesederhanaan
moral yang kita punya. Sebuah langkah sederhana yang bisa menancapkan pengaruh
luar biasa bagi orang lain.
Pemaparan Hanum yang detail
dengan bahasa yang mudah dimengerti, mengingatkan saya akan penulis besar Dan
Brown. Belum lagi tempat-tempat yang Hanum bahas juga sama dengan yang
disuguhkan oleh Dan Brown dalam buku-buku fenomenalnya. Dan dalam buku ini,
Hanum juga menghadirkan rangkaian narasi terkenal yang dimiliki oleh salah satu
penulis favorit saya yang lain, Paulo Coelho dalam bukunya The Alchemist.
Pergilah untuk kembali, mengembaralah untuk menemukan jalan pulang. Sejauh apapun kakimu melangkah, engkau pasti
akan kembali ke titik awal. Hanum di akhir cerita menyadari, bahwa Mekkah
dengan Kakbahnya yang luar biasa adalah titik awalnya untuk kembali pulang
dalam rangkaian perjalanan spiritual tersebut.
Bicara ilmu, saya akan
memaparkan poin-poin yang saya anggap penting. Pengetahuan yang sebelumnya sama
sekali tidak pernah mampir dalam perkiraan saya. Informasi yang membuat saya
berulang kali tercengang dan menggelengkan kepala. Ini dia:
Bukit Kahlenberg yang ada di
Wina, Austria dalam bahasa Jerman (kahl = telanjang, berg = pegunungan)
diartikan sebagai sebuah tempat yang dapat kita gunakan untuk menelanjangi
keindahan Wina.
Di istana Schoenbrunn, ikon
Wina, terdapat lukisan Maria Theresa (Ratu Austria kenamaan) bersama 13
anaknya. Salah satunya adalah Marie Antoinette, yang akhirnya dipersunting oleh
putra mahkota Inggris. Sampai disini teman-teman pasti tahu bagaimana
ceritanya. Hehe. Tahu roti croissant Prancis yang terkenal itu? Sesungguhnya
roti itu adalah roti yang selalu disuguhkan Marie Antoinette setelah menikah.
Roti croissant itu kepunyaan Wina pada awalnya.
Malaikat Mikail yang
ditugaskan Allah untuk menyebar rezki, dalam tradisi Kristen dikenal sebagai
malaikat perang (malaikat pelindung), sedangkan di Yahudi, Mikail berarti “dia
yang menyerupai Tuhan”.
Filsuf besar Eropa bernama
Voltaire, seseorang yang membuat fragmen drama kontroversial berjudul “Le
fanatisme, ou Mahomet le Prophete” - fanatisme atau Muhammad Sang Nabi. Drama
ini menggambarkan karakter Nabi secara negatif. Sebuah karya seni yang akhirnya
menjadi kontroversial.
Pada lukisan Bunda Maria dan
bayi Yesus yang ada di Museum Louvre tepatnya di Paintings Department
memperlihatkan bahwa dalam “hijab” yang ia pakai dikepalanya (kerudung yang
dimainkan bayi Yesus dengan tangan-tangan mungilnya), terlihat sebaris kalimat
dalam bahasa Arab yang bila diperhatikan dengan lebih seksama tampak tertulis
seperti “Laa Ilaa ja Illallah”. Hal yang sama juga ditemukan dalam
pakaian-pakaian kebesaran pemimpin Eropa pada masa itu. Setelah saya baca
halaman berikutnya, saya mengetahui bahwa mungkin saja para pelukis, pemahat,
penjahit tersebut tidak mengetahui dengan pasti arti “kalimat sakti” ini.
Peradaban Islam yang saat itu berpusat di Timur Tengah juga dikenal dengan kain
suternya yang berkualitas tinggi. Kekaguman bangsa Eropa pada peradaban Islam
membuat mereka memesan kain-kain tersebut dalam jumlah banyak. Sementara di
Timur Tengah sendiri, kain yang mereka produksi selalu dilampiri oleh kalimat
syahadat. Pada zaman itu, dua kalimat syahadat dianggap seperti halnya
kata-kata pepatah yang kita gunakan saat ini. Bisa jadi hal itu dilakukan untuk
mengingatkan mereka semua akan kebesaran Allah. Bisa jadi. Oiya, tulisan di
kerudung Bunda Maria itu dinamakan seni Pseudo Kufic, dilahirkan oleh nonmuslim
yang meniru inskripsi Arab.
Di Paris, Napoleon membangun
Axe Historique atau garis imajiner yang membelah kota. Keberadaannya
menempatkan banyak bangunan penting seperti monument du Carrousel, Obelisk
Luxor,Arc de Triomphe de l’Etoile, La Grande Arche de la Defense dalam satu
garis lurus yang sempurna. Dan jika dilanjutkan, maka garis lurus tersebut akan
berakhir di Kota Mekkah. Sedang Axe Historique sendiri memiliki nama lain Voie
Triomphale yang berarti “Jalan Kemenangan”. Bangunan ini memang didirikan
setelah Napoleon kembali dari ekspedisi Mesir. Banyak yang berpendapat bahwa ia
memutuskan untuk memeluk Islam sekembalinya dari sana. Namun tidak ada bukti
konkrit untuk itu semua. Yang pasti, penasehat kepercayaannya yang bernama
Francois Menou, bersyahadat setelah kembali dari Mesir.
Membaca beberapa paragraf
sederhana saya saja, saya yakin sedikit banyak telah menambah pengetahuan
teman-teman tentang agama dan kegemilangan peradaban Islam di masa lalu. Ilmu
yang lebih banyak lagi akan kamu temukan jika mau membaca karya berharga ini.
Yuk ayuk. Cari bukunya dan
resapi makna-makna hakiki yang tersembunyi dalam setiap penggalan kata yang
disajikan.
Salam!
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)