I am beautiful no matter what they say. Words can't bring me down. I am beautiful in every single way. So, don't you bring me down. And everywhere we go, the sun won't always shine but tomorrow will find a way _Beautiful,C.Aguilera_
Apa kabar saudara? Semoga
Tuhan dan semesta-Nya selalu menghadiahkan kebahagiaan untuk kita. Aamiin.
Jika dengan menonton
tayangan Pengukuhan Pamong Praja Muda Angkatan 20 kemaren saja mampu
membuncahkan rindu mendalam kita akan kesatriaan, bagaimana mungkin tanggal
sakral ini akan hilang dari ingatan? 4 tahun sudah. 10,11,12 September 2009
adalah puncak seluruh perjuangan dan pengorbanan kita semua. Evolet, wisuda dan
pengukuhan pamong praja muda menjadi rangkaian peristiwa mengharu biru yang tak
akan pernah punah dilahap sang waktu. Ya. Lagi-lagi bicara rindu.
Masih ada yang telat apel
pagi ini? Tentunya di pelosok nusantara ini, tak lagi kita temui Pak Sukoi yang
hanya dengan memandangnya dari kejauhan saja sudah menciutkan ratusan nyali
untuk bertindak gegabah melanggar aturan.
Masih ada yang telat makan
pagi? Kemudian memilih mie rebus instan yang dimasak sederhana dengan bantuan
heater hasil iuran satu petak itu? Haha. Mungkin sudah tidak lagi. Karena
hampir separuh jumlah angkatan kita sudah punya “tukang masak” pribadi
dirumahnya sendiri.
Masih ada yang suka
curi-curi pandang di kala apel pagi gabungan? Jangan. Ingat istri dan suami
dirumah dong. Haha. Ada yang masih suka telponan di tengah malam? Bahkan
kuntilanak saja bisa tidur nyaman, sementara sebagian besar dari kita malah
memilih untuk berbisik-bisik di bawah selimut masing-masing. Hihi. Udah nggak lagi lah ya. Udah pada punya “alarm”
pribadi juga yang tiap malam bisa ngomong langsung tanpa perantara, “Met bobok
sayang. Mimpi indah.” *kecup* sudah..sudah..sudah..paragraf ini harusnya
disensor pemirsa :D
Ah. Bicara rindu hanya
menambah kelu. Ayo yang kemaren semangat bikin reunian. Jangan sampai 2018
besok terlewatkan begitu saja. Biar tangan bisa saling menggenggam lagi dan
derai tawa meningkahi kekonyolan kita nanti.
18-ku tercinta, salam rindu
dan peluk cium untuk kalian semua.
Oke. Apa yang terlintas pertama kali
ketika membaca atau mendengar kata-kata ini?
Bosan.
Atau mengantuk?
Bisa dibayangkan kelas berukuran 6 x 13
meter yang tertutup rapat, deretan kursi cukup empuk untuk diduduki dan semilir
hembus angin penyebar kantuk yang disampaikan oleh penyejuk ruangan.
Sama. Hal seperti itu pula lah yang
pertama kali melintas ketika mendapati sebuah surat tugas di meja kerja saya
beberapa hari yang lalu. Sebuah kesempatan, kepercayaan dan tanggung jawab yang
harus diemban sebagai seorang abdi negara untuk mengikuti sederetan kegiatan
dalam pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang diadakan selama hampir dua
bulan.
Namun nethink itu akhirnya terhapus
setelah benar-benar berada di tempat ini. Mendapati teman-teman baru (walau
sebagian besar dari mereka sudah seumuran dengan mama dan papa), pengalaman
baru dan yang pasti tentunya pengetahuan baru dari bapak ibu widyaiswara yang
sudah berkecimpung puluhan tahun dalam kegiatan-kegiatan seperti ini. Sungguh
kesempatan langka yang saya yakin bila kemaren saya tolak, tak akan pernah lagi
saya dapatkan.
Ada banyak cerita lucu yang saya temui
di awal pendidikan ini. 3 hari pertama sebelum menerima materi di dalam ruangan
kelas, kami disuguhkan pada sebuah kegiatan outbond yang mengundang
ketertarikan cukup tinggi karena selain diadakan di luar ruangan (yang tentunya
sedikit banyak akan menekan tingkat kebosanan), kegiatan ini lebih seperti
acara bersenang-senang walaupun di dalam pelaksanaannya sendiri kami masih
dihadapkan pada poin-poin penting terkait kepemimpinan.
Tak pernah sebelumnya terbayangkan akan
bekerja sama dengan bapak-bapak dan ibu-ibu untuk mengisi sebuah botol air
mineral dengan cara ekstrem seperti yang kemaren kami lakukan bersama. Botol
tersebut ditempatkan di sebuah ketinggian, sementara sungai beraliran cukup
deras tengah berlarian dibawahnya. Bapak widyaiswara hari itu memerintahkan
kami untuk mengisi botol dengan air sungai yang dipisahkan jarak cukup jauh.
Dan yang lebih parahnya, botol tersebut harus diisi tanpa menggunakan media
bantuan. Hanya diperbolehkan memanfaatkan apa yang ada pada diri kami
masing-masing. Pada awalnya kami berkonsentrasi dengan menadahkan tangan
masing-masing, tapi setelah dirasa hal tersebut tidak banyak membantu,
bapak-bapak pun berinisiatif untuk melepaskan baju kaosnya dan mulailah kami
membentuk sebuah jembatan penghubung antara sungai dan botol tadi. Kerjasama
dan kesabaran lah yang akhirnya membaawa kami pada juara kedua. Haha. Bila
diingat lagi, saya akan tertawa terbahak-bahak. Bagaimana tidak? Bapak ibu yang
umurnya sudah mencapai setengah abad, berlaku seperti anak kecil saat melebur
bersama alam.
Semoga diklat ini akan berakhir dengan
baik. Yaaa.. walaupun rasa kantuk ditengah pelajaran tak gampang untuk diusir
begitu saja, setidaknya saya dan teman-teman semua sedang berusaha untuk
merebut sebuah pencapaian terbaik dalam menapak jenjang karir kami kedepannya.
Oiya,
setelah menghabiskan 13 hari di tempat karantina ini, saya baru bisa memanfaatkan
internet dan membagikan cerita ini pada anda semua. Nanti jika tak disibukkan
oleh kegiatan-kegiatan selama pendidikan, saya akan selalu mencoba untuk
menyambungkan lagi kata demi kata agar banyak cerita yang membahana. See You :)
“Apa
sih gunanya nulis ini itu? Ga penting banget deh kayaknya buat seorang PNS
seperti kamu? Udahlah. Nikmati saja apa yang ada. Syukuri. Toh kewajiban kamu
itu mengabdi pada negara, bukannya menciptakan tulisan-tulisan seperti itu.
Sudah ada penulis-penulis terkenal yang akan menyelesaikannya. Bukan amatiran
seperti kamu.”
Glek. Setiap kali mengingat kata-kata
itu, saya hanya bisa mengurut dada, tersenyum, menggeleng-gelengkan kepala dan
kembali berkonsentrasi pada setiap kalimat yang sedang saya rangkum menjadi
sebuah bacaan. Bacaan untuk orang-orang yang tentunya masih menghargai saya
sebagai seorang penulis, walau masih amatiran.
Ya. Saya memang sedang gencar-gencarnya
menulis. Sekali lagi bukan untuk uang, prestise, apalagi kesombongan. Saya
hanya sedang menyalurkan hobi yang saya nilai berkontribusi positif untuk hidup
saya kedepannya. Saya juga sedang tidak merugikan orang lain dengan kegiatan
ini. Yang saya butuhkan hanya laptop dan sebuah otak dengan kapasitas besar
yang saya gunakan untuk menghasilkan ide-ide brilian demi lahirnya sebuah
karya. Saya tak butuh mereka yang menghina, meremehkan.
Pernyataan tadi bukanlah kalimat pedas
pertama yang saya dengar dari orang-orang tentang hobi aneh yang saya miliki.
Bagaimana tidak aneh bila orang melihat background pendidikan dan profesi saya
saat ini. Tapi bila diberi kesempatan untuk kembali ke masa lalu, maka saya
akan menjadikan sastra sebagai pilihan jurusan pendidikan. Haha. Tapi itu
hanyalah sebuah mimpi tanpa landasan. Mimpi yang tak akan pernah menjadi nyata
bukan? Dan benar. Saat ini saya sedang dan akan bekerja selama puluhan tahun ke
depan di kancah birokrasi. Kesempatan yang diberikan Allah kepada saya untuk
mengecap pendidikan di lembah manglayang IPDN, memberikan saya tanggung jawab
besar untuk bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Tugas penting
inilah yang selalu menjadi momok bagi setiap orang untuk memberi penilaian
buruk terhadap hobi saya dalam menulis. Mungkin sebagian besar dari mereka
berpikir bahwa apa yang sedang saya lakukan merupakan salah satu bentuk
ketidaksyukuran saya pada Sang Pencipta. Bahwa apa yang saya lakukan
seakan-akan melenceng dari yang seharusnya. Padahal saya benar-benar
memanfaatkan waktu yang ada, dengan tidak mengusik sedikitpun tanggung jawab
saya sebagai seorang abdi negara.
Hal yang sama mungkin juga dirasakan
oleh saudara-saudara saya yang lain. Sebut saja Sutawijaya. Siapa yang tak
kenal dengan beliau? Tangannya telah mengabadikan ratusan bahkan mungkin ribuan
momen penting. Kakinya mungkin telah menjejak banyak kota di nusantara hanya
untuk sebuah foto. Namun saya yakin dibalik itu semua, ada rasa kepuasan luar
biasa didalam hatinya tatkala mampu menghidupkan cerita dari balik
lembaran-lembaran foto yang ia hasilkan.
Begitu pula halnya dengan Tia, Devi, Yena, Kaka Epin. Sahabat-sahabat yang sama gilanya dengan saya bila sudah berhadapan dengan buku. Mungkin
saja bagi beberapa orang yang tak pernah merasakan sensasi ratusan halaman itu,
hanya akan berkomentar miring. Namun saya percaya, ada banyak hasrat yang
terpenuhi kala menuntaskan satu per satu dari mereka.
Dan
itulah hobi. Bahagia yang saya rengkuh darinya mungkin tak berarti apa-apa bagi
mereka yang tak meng”hobi”kan hal yang sama. Jadi saya pikir, selagi apa yang
orang lain suka itu tak berpengaruh pada kehidupan kita secara langsung dan
tidak langsung, apa gunanya mendikte mereka dengan ucapan-ucapan tak bermutu
yang pada akhirnya hanya menampilkan sebuah sensasi kebodohan? Lebih baik diam
bukan? Setidaknya diantara hobi dan kewajiban itu, masih ada saya yang berpikir
dengan logika. Bahwa bagaimanapun kondisinya, saya tak akan pernah melanggar
sumpah dan janji saya pada negara tercinta. Camkan itu..!!!
Jam menunjukkan pukul 22:10 WIB. Dan puluhan orang PNS yang
tergabung dalam tim penulisan dan penyusunan LKPJ, LPPD dan ILPPD masih duduk
di kursinya masing-masing dengan mata masih terpaku ke layar laptop. Jikalau
ada yang berpendapat profesi sebagai abdi negara adalah pekerjaan yang mudah,
mereka salah. Mungkin saja mereka belum mencoba dan hanya sedang menerka dari
sudut pandang berbeda. Lihat saja para bapak, para ibu yang malam ini
meninggalkan buah hati mereka di rumah hanya untuk memperlihatkan pada negeri
ini bahwa mereka digaji bukan untuk bermalas-malasan dan tak berkinerja sama
sekali.
Apapun itu, saya sebagai bagian dari Korps PNS merasa bangga dan
bersyukur dengan apa yang saya miliki, apa yang saya lakukan dan apa yang dapat
saya persembahan untuk bangsa negara Indonesia.
Masih ada 1 minggu lagi untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
ini. Semoga kami semua akan selalu dilimpahkan kesehatan agar tugas ini dapat
terlaksana dengan baik, tepat waktu sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Amin.
9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi – Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
1.Penataan Struktur Birokrasi
a)Evaluasi dan Penataan Organisasi K/L
b)Evaluasi dan Penataan Jabatan Struktural
c)Eselon III, IV dan V pada unsur pelaksana dan penunjang
d)Evaluasi Lembaga Pemerintah Non Kementrian (LPNK)
e)Evaluasi Lembaga Non Struktural (LNS) Lanjutan
f)Evaluasi Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Eselon II
g)Evaluasi Pemda
2.Penataan Jumlah dan Distribusi PNS
a)Analisis dan Pemetaan Jabatan di K/L dan Pemda
b)Kebijakan Minus Growth (Penerimaan CPNS lebih kecil dari jumlah PNS yang pensiun setiap tahun)
c)Kebijakan Pembatasan dan/atau Pengurangan Belanja Pegawai
d)Monitoring dan Evaluasi Redistribusi /Realokasi PNS
e)Kebijakan Pemberian Pensiun Dini secara Sukarela
3.Sistem Seleksi CPNS dan Promosi PNS secara Terbuka
a)Kebijakan Seleksi CPNS melalui :
1)Kerjasama dengan Konsorsium PTN (Perguruan Tinggi Negeri) untuk seleksi CPNS
2)Penggunaan Computer Assisted Test (CAT) untuk seleksi CPNS
b)Kebijakan Promosi PNS
1)Penguatan Assesment Center untuk Promosi Jabatan, Diklat Penjenjangan dan/atau Fungsional
c)Kebijakan Pengisian Lowongan Jabatan secara Terbuka antar Instansi baik Tingkat Nasional maupun Regional
4.Profesionalisasi PNS
a)Penetapan Standar Kompetensi Jabatan
b)Peningkatan Kemampuan PNS Berbasis Kompetensi
c)Sistem Nasional Diklat PNS Berbasis Kompetensi
d)Penegakan Etika dan Disiplin Pegawai Negeri
e)Sertifikasi Kompetensi Profesi
f)Mutasi dan Rotasi sesuai Kompetensi secara Periodik
g)Pengukuran Kinerja Individu
h)Penguatan Jabatan Fungsional
1)Penambahan Jumlah Jabatan Fungsional
2)Penetapan Pola Karier Jabatan Fungsional
3)Peningkatan Kemampuan Jabatan Fungsional; dan Peningkatan Tunjangan Jabatan Fungsional
5.Pengembangan Sistem Elektronik Pemerintah (E-Government)
a)Kebijakan E-Office (Pengembangan Website, E-Administrasi Umum (Manajemen Dokumen Elektronik [E-Arsip], Administrasi Keuangan Elektronik (Sistem Pengelolaan Keuangan Elektronik), dan Administrasi Kepegawaian Elektronik (Simpeg) )
b)Kebijakan E-Planning
c)Kebijakan E-Budgeting
d)Kebijakan E-Procurement
e)Kebijakan E-Performance (SAKIP)
6.Penyederhanaan Perizinan Usaha
a)Deregulasi Perizinan Usaha
b)Penguatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
c)Pembatasan Waktu Pengurusan Izin
d)Kejelasan Biaya dan Persyaratan Perizinan
e)Penguatan Budaya Pelayanan Prima melalui :
1)Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan Publik dan Maklumat Pelayanan
2)Pemeringkatan Pelayanan Publik Seluruh K/L dan Pemda
3)Survei IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat)
4)Pengelolaan Pengadaan Masyarakat
7.Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Aparatur
a)Kebijakan tentang Pengaturan dan Kewajiban seluruh Pegawai Negeri
melaporkan Harta Kekayaan
b)Kebijakan tentang Pengumuman Harta Kekayaan
c)Kebijakan tentang Penggunaan Pelaporan Harta Kekayaan dalam Persyaratan Kenaikan Pangkat dan Promosi Jabatan
d)Kebijakan Peningkatan Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Aparatur K/L dan Pemda
e)Evaluasi Kebijakan tentang Permintaan dan Penerbitan Anggaran Perubahan (APBN/D Perubahan)
f)Kebijakan tentang Larangan Pemindahan Rekening Pemerintah/Pejabat ke Rekening Pribadi
g)Pembentukan Rekening Penampungan Sementara (escrow account)
h)Penegasan atas Kegiatan Pekerjaan yang Kemungkinan Tidak Selesai dalam Satu Tahun Anggaran diusulkan Penganggarannya dengan Multi Years
i)Kebijakan tentang Implementasi Whistle Blower (Perlindungan Pelapor Dugaan Penyimpangan
j)Penegakan Sanksi yang Tegas sesuai dengan PP 53/2011 terhadap Pelanggaran Disiplin PNS terkait dengan Transaksi Keuangan yang tidak wajar
k)Peranan APIP dalam pengawasan, waskat dan pencegahan korupsi
8.Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri
a)Perbaikan Struktur Penggajian
b)Pemberian Tunjangan Berbasis Kinerja secara Bertahap
c)Penyempurnaan Sistem Pensiun
d)Peningkatan Jaminan Kesehatan bagi Aparatur dan Pensiunan
9.Efisiensi Penggunaan Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kerja PNS
a)Kebijakan Efisiensi Penggunaan Fasilitas Kedinasan
Apa kabar saudara? Semoga
Tuhan dan semesta-Nya selalu menghadiahkan kebahagiaan untuk kita. Aamiin.
Jika dengan menonton
tayangan Pengukuhan Pamong Praja Muda Angkatan 20 kemaren saja mampu
membuncahkan rindu mendalam kita akan kesatriaan, bagaimana mungkin tanggal
sakral ini akan hilang dari ingatan? 4 tahun sudah. 10,11,12 September 2009
adalah puncak seluruh perjuangan dan pengorbanan kita semua. Evolet, wisuda dan
pengukuhan pamong praja muda menjadi rangkaian peristiwa mengharu biru yang tak
akan pernah punah dilahap sang waktu. Ya. Lagi-lagi bicara rindu.
Masih ada yang telat apel
pagi ini? Tentunya di pelosok nusantara ini, tak lagi kita temui Pak Sukoi yang
hanya dengan memandangnya dari kejauhan saja sudah menciutkan ratusan nyali
untuk bertindak gegabah melanggar aturan.
Masih ada yang telat makan
pagi? Kemudian memilih mie rebus instan yang dimasak sederhana dengan bantuan
heater hasil iuran satu petak itu? Haha. Mungkin sudah tidak lagi. Karena
hampir separuh jumlah angkatan kita sudah punya “tukang masak” pribadi
dirumahnya sendiri.
Masih ada yang suka
curi-curi pandang di kala apel pagi gabungan? Jangan. Ingat istri dan suami
dirumah dong. Haha. Ada yang masih suka telponan di tengah malam? Bahkan
kuntilanak saja bisa tidur nyaman, sementara sebagian besar dari kita malah
memilih untuk berbisik-bisik di bawah selimut masing-masing. Hihi. Udah nggak lagi lah ya. Udah pada punya “alarm”
pribadi juga yang tiap malam bisa ngomong langsung tanpa perantara, “Met bobok
sayang. Mimpi indah.” *kecup* sudah..sudah..sudah..paragraf ini harusnya
disensor pemirsa :D
Ah. Bicara rindu hanya
menambah kelu. Ayo yang kemaren semangat bikin reunian. Jangan sampai 2018
besok terlewatkan begitu saja. Biar tangan bisa saling menggenggam lagi dan
derai tawa meningkahi kekonyolan kita nanti.
18-ku tercinta, salam rindu
dan peluk cium untuk kalian semua.
Oke. Apa yang terlintas pertama kali
ketika membaca atau mendengar kata-kata ini?
Bosan.
Atau mengantuk?
Bisa dibayangkan kelas berukuran 6 x 13
meter yang tertutup rapat, deretan kursi cukup empuk untuk diduduki dan semilir
hembus angin penyebar kantuk yang disampaikan oleh penyejuk ruangan.
Sama. Hal seperti itu pula lah yang
pertama kali melintas ketika mendapati sebuah surat tugas di meja kerja saya
beberapa hari yang lalu. Sebuah kesempatan, kepercayaan dan tanggung jawab yang
harus diemban sebagai seorang abdi negara untuk mengikuti sederetan kegiatan
dalam pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang diadakan selama hampir dua
bulan.
Namun nethink itu akhirnya terhapus
setelah benar-benar berada di tempat ini. Mendapati teman-teman baru (walau
sebagian besar dari mereka sudah seumuran dengan mama dan papa), pengalaman
baru dan yang pasti tentunya pengetahuan baru dari bapak ibu widyaiswara yang
sudah berkecimpung puluhan tahun dalam kegiatan-kegiatan seperti ini. Sungguh
kesempatan langka yang saya yakin bila kemaren saya tolak, tak akan pernah lagi
saya dapatkan.
Ada banyak cerita lucu yang saya temui
di awal pendidikan ini. 3 hari pertama sebelum menerima materi di dalam ruangan
kelas, kami disuguhkan pada sebuah kegiatan outbond yang mengundang
ketertarikan cukup tinggi karena selain diadakan di luar ruangan (yang tentunya
sedikit banyak akan menekan tingkat kebosanan), kegiatan ini lebih seperti
acara bersenang-senang walaupun di dalam pelaksanaannya sendiri kami masih
dihadapkan pada poin-poin penting terkait kepemimpinan.
Tak pernah sebelumnya terbayangkan akan
bekerja sama dengan bapak-bapak dan ibu-ibu untuk mengisi sebuah botol air
mineral dengan cara ekstrem seperti yang kemaren kami lakukan bersama. Botol
tersebut ditempatkan di sebuah ketinggian, sementara sungai beraliran cukup
deras tengah berlarian dibawahnya. Bapak widyaiswara hari itu memerintahkan
kami untuk mengisi botol dengan air sungai yang dipisahkan jarak cukup jauh.
Dan yang lebih parahnya, botol tersebut harus diisi tanpa menggunakan media
bantuan. Hanya diperbolehkan memanfaatkan apa yang ada pada diri kami
masing-masing. Pada awalnya kami berkonsentrasi dengan menadahkan tangan
masing-masing, tapi setelah dirasa hal tersebut tidak banyak membantu,
bapak-bapak pun berinisiatif untuk melepaskan baju kaosnya dan mulailah kami
membentuk sebuah jembatan penghubung antara sungai dan botol tadi. Kerjasama
dan kesabaran lah yang akhirnya membaawa kami pada juara kedua. Haha. Bila
diingat lagi, saya akan tertawa terbahak-bahak. Bagaimana tidak? Bapak ibu yang
umurnya sudah mencapai setengah abad, berlaku seperti anak kecil saat melebur
bersama alam.
Semoga diklat ini akan berakhir dengan
baik. Yaaa.. walaupun rasa kantuk ditengah pelajaran tak gampang untuk diusir
begitu saja, setidaknya saya dan teman-teman semua sedang berusaha untuk
merebut sebuah pencapaian terbaik dalam menapak jenjang karir kami kedepannya.
Oiya,
setelah menghabiskan 13 hari di tempat karantina ini, saya baru bisa memanfaatkan
internet dan membagikan cerita ini pada anda semua. Nanti jika tak disibukkan
oleh kegiatan-kegiatan selama pendidikan, saya akan selalu mencoba untuk
menyambungkan lagi kata demi kata agar banyak cerita yang membahana. See You :)
“Apa
sih gunanya nulis ini itu? Ga penting banget deh kayaknya buat seorang PNS
seperti kamu? Udahlah. Nikmati saja apa yang ada. Syukuri. Toh kewajiban kamu
itu mengabdi pada negara, bukannya menciptakan tulisan-tulisan seperti itu.
Sudah ada penulis-penulis terkenal yang akan menyelesaikannya. Bukan amatiran
seperti kamu.”
Glek. Setiap kali mengingat kata-kata
itu, saya hanya bisa mengurut dada, tersenyum, menggeleng-gelengkan kepala dan
kembali berkonsentrasi pada setiap kalimat yang sedang saya rangkum menjadi
sebuah bacaan. Bacaan untuk orang-orang yang tentunya masih menghargai saya
sebagai seorang penulis, walau masih amatiran.
Ya. Saya memang sedang gencar-gencarnya
menulis. Sekali lagi bukan untuk uang, prestise, apalagi kesombongan. Saya
hanya sedang menyalurkan hobi yang saya nilai berkontribusi positif untuk hidup
saya kedepannya. Saya juga sedang tidak merugikan orang lain dengan kegiatan
ini. Yang saya butuhkan hanya laptop dan sebuah otak dengan kapasitas besar
yang saya gunakan untuk menghasilkan ide-ide brilian demi lahirnya sebuah
karya. Saya tak butuh mereka yang menghina, meremehkan.
Pernyataan tadi bukanlah kalimat pedas
pertama yang saya dengar dari orang-orang tentang hobi aneh yang saya miliki.
Bagaimana tidak aneh bila orang melihat background pendidikan dan profesi saya
saat ini. Tapi bila diberi kesempatan untuk kembali ke masa lalu, maka saya
akan menjadikan sastra sebagai pilihan jurusan pendidikan. Haha. Tapi itu
hanyalah sebuah mimpi tanpa landasan. Mimpi yang tak akan pernah menjadi nyata
bukan? Dan benar. Saat ini saya sedang dan akan bekerja selama puluhan tahun ke
depan di kancah birokrasi. Kesempatan yang diberikan Allah kepada saya untuk
mengecap pendidikan di lembah manglayang IPDN, memberikan saya tanggung jawab
besar untuk bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Tugas penting
inilah yang selalu menjadi momok bagi setiap orang untuk memberi penilaian
buruk terhadap hobi saya dalam menulis. Mungkin sebagian besar dari mereka
berpikir bahwa apa yang sedang saya lakukan merupakan salah satu bentuk
ketidaksyukuran saya pada Sang Pencipta. Bahwa apa yang saya lakukan
seakan-akan melenceng dari yang seharusnya. Padahal saya benar-benar
memanfaatkan waktu yang ada, dengan tidak mengusik sedikitpun tanggung jawab
saya sebagai seorang abdi negara.
Hal yang sama mungkin juga dirasakan
oleh saudara-saudara saya yang lain. Sebut saja Sutawijaya. Siapa yang tak
kenal dengan beliau? Tangannya telah mengabadikan ratusan bahkan mungkin ribuan
momen penting. Kakinya mungkin telah menjejak banyak kota di nusantara hanya
untuk sebuah foto. Namun saya yakin dibalik itu semua, ada rasa kepuasan luar
biasa didalam hatinya tatkala mampu menghidupkan cerita dari balik
lembaran-lembaran foto yang ia hasilkan.
Begitu pula halnya dengan Tia, Devi, Yena, Kaka Epin. Sahabat-sahabat yang sama gilanya dengan saya bila sudah berhadapan dengan buku. Mungkin
saja bagi beberapa orang yang tak pernah merasakan sensasi ratusan halaman itu,
hanya akan berkomentar miring. Namun saya percaya, ada banyak hasrat yang
terpenuhi kala menuntaskan satu per satu dari mereka.
Dan
itulah hobi. Bahagia yang saya rengkuh darinya mungkin tak berarti apa-apa bagi
mereka yang tak meng”hobi”kan hal yang sama. Jadi saya pikir, selagi apa yang
orang lain suka itu tak berpengaruh pada kehidupan kita secara langsung dan
tidak langsung, apa gunanya mendikte mereka dengan ucapan-ucapan tak bermutu
yang pada akhirnya hanya menampilkan sebuah sensasi kebodohan? Lebih baik diam
bukan? Setidaknya diantara hobi dan kewajiban itu, masih ada saya yang berpikir
dengan logika. Bahwa bagaimanapun kondisinya, saya tak akan pernah melanggar
sumpah dan janji saya pada negara tercinta. Camkan itu..!!!
Jam menunjukkan pukul 22:10 WIB. Dan puluhan orang PNS yang
tergabung dalam tim penulisan dan penyusunan LKPJ, LPPD dan ILPPD masih duduk
di kursinya masing-masing dengan mata masih terpaku ke layar laptop. Jikalau
ada yang berpendapat profesi sebagai abdi negara adalah pekerjaan yang mudah,
mereka salah. Mungkin saja mereka belum mencoba dan hanya sedang menerka dari
sudut pandang berbeda. Lihat saja para bapak, para ibu yang malam ini
meninggalkan buah hati mereka di rumah hanya untuk memperlihatkan pada negeri
ini bahwa mereka digaji bukan untuk bermalas-malasan dan tak berkinerja sama
sekali.
Apapun itu, saya sebagai bagian dari Korps PNS merasa bangga dan
bersyukur dengan apa yang saya miliki, apa yang saya lakukan dan apa yang dapat
saya persembahan untuk bangsa negara Indonesia.
Masih ada 1 minggu lagi untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
ini. Semoga kami semua akan selalu dilimpahkan kesehatan agar tugas ini dapat
terlaksana dengan baik, tepat waktu sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Amin.
9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi – Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
1.Penataan Struktur Birokrasi
a)Evaluasi dan Penataan Organisasi K/L
b)Evaluasi dan Penataan Jabatan Struktural
c)Eselon III, IV dan V pada unsur pelaksana dan penunjang
d)Evaluasi Lembaga Pemerintah Non Kementrian (LPNK)
e)Evaluasi Lembaga Non Struktural (LNS) Lanjutan
f)Evaluasi Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Eselon II
g)Evaluasi Pemda
2.Penataan Jumlah dan Distribusi PNS
a)Analisis dan Pemetaan Jabatan di K/L dan Pemda
b)Kebijakan Minus Growth (Penerimaan CPNS lebih kecil dari jumlah PNS yang pensiun setiap tahun)
c)Kebijakan Pembatasan dan/atau Pengurangan Belanja Pegawai
d)Monitoring dan Evaluasi Redistribusi /Realokasi PNS
e)Kebijakan Pemberian Pensiun Dini secara Sukarela
3.Sistem Seleksi CPNS dan Promosi PNS secara Terbuka
a)Kebijakan Seleksi CPNS melalui :
1)Kerjasama dengan Konsorsium PTN (Perguruan Tinggi Negeri) untuk seleksi CPNS
2)Penggunaan Computer Assisted Test (CAT) untuk seleksi CPNS
b)Kebijakan Promosi PNS
1)Penguatan Assesment Center untuk Promosi Jabatan, Diklat Penjenjangan dan/atau Fungsional
c)Kebijakan Pengisian Lowongan Jabatan secara Terbuka antar Instansi baik Tingkat Nasional maupun Regional
4.Profesionalisasi PNS
a)Penetapan Standar Kompetensi Jabatan
b)Peningkatan Kemampuan PNS Berbasis Kompetensi
c)Sistem Nasional Diklat PNS Berbasis Kompetensi
d)Penegakan Etika dan Disiplin Pegawai Negeri
e)Sertifikasi Kompetensi Profesi
f)Mutasi dan Rotasi sesuai Kompetensi secara Periodik
g)Pengukuran Kinerja Individu
h)Penguatan Jabatan Fungsional
1)Penambahan Jumlah Jabatan Fungsional
2)Penetapan Pola Karier Jabatan Fungsional
3)Peningkatan Kemampuan Jabatan Fungsional; dan Peningkatan Tunjangan Jabatan Fungsional
5.Pengembangan Sistem Elektronik Pemerintah (E-Government)
a)Kebijakan E-Office (Pengembangan Website, E-Administrasi Umum (Manajemen Dokumen Elektronik [E-Arsip], Administrasi Keuangan Elektronik (Sistem Pengelolaan Keuangan Elektronik), dan Administrasi Kepegawaian Elektronik (Simpeg) )
b)Kebijakan E-Planning
c)Kebijakan E-Budgeting
d)Kebijakan E-Procurement
e)Kebijakan E-Performance (SAKIP)
6.Penyederhanaan Perizinan Usaha
a)Deregulasi Perizinan Usaha
b)Penguatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
c)Pembatasan Waktu Pengurusan Izin
d)Kejelasan Biaya dan Persyaratan Perizinan
e)Penguatan Budaya Pelayanan Prima melalui :
1)Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan Publik dan Maklumat Pelayanan
2)Pemeringkatan Pelayanan Publik Seluruh K/L dan Pemda
3)Survei IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat)
4)Pengelolaan Pengadaan Masyarakat
7.Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Aparatur
a)Kebijakan tentang Pengaturan dan Kewajiban seluruh Pegawai Negeri
melaporkan Harta Kekayaan
b)Kebijakan tentang Pengumuman Harta Kekayaan
c)Kebijakan tentang Penggunaan Pelaporan Harta Kekayaan dalam Persyaratan Kenaikan Pangkat dan Promosi Jabatan
d)Kebijakan Peningkatan Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Aparatur K/L dan Pemda
e)Evaluasi Kebijakan tentang Permintaan dan Penerbitan Anggaran Perubahan (APBN/D Perubahan)
f)Kebijakan tentang Larangan Pemindahan Rekening Pemerintah/Pejabat ke Rekening Pribadi
g)Pembentukan Rekening Penampungan Sementara (escrow account)
h)Penegasan atas Kegiatan Pekerjaan yang Kemungkinan Tidak Selesai dalam Satu Tahun Anggaran diusulkan Penganggarannya dengan Multi Years
i)Kebijakan tentang Implementasi Whistle Blower (Perlindungan Pelapor Dugaan Penyimpangan
j)Penegakan Sanksi yang Tegas sesuai dengan PP 53/2011 terhadap Pelanggaran Disiplin PNS terkait dengan Transaksi Keuangan yang tidak wajar
k)Peranan APIP dalam pengawasan, waskat dan pencegahan korupsi
8.Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri
a)Perbaikan Struktur Penggajian
b)Pemberian Tunjangan Berbasis Kinerja secara Bertahap
c)Penyempurnaan Sistem Pensiun
d)Peningkatan Jaminan Kesehatan bagi Aparatur dan Pensiunan
9.Efisiensi Penggunaan Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kerja PNS
a)Kebijakan Efisiensi Penggunaan Fasilitas Kedinasan