Saya mulai membuka buku ini
pada tanggal 9 September 2013 dan menyelesaikannya di pagi 5 November 2013
(butuh waktu hampir 2 bulan penuh untuk menyelesaikannya). Buku ini adalah buku
sejarah pertama yang sukses bikin saya puyeng. Bahkan dalam proses menyelesaikannya
saja saya sudah membaca beberapa buku, termasuk novel hebatnya Dan Brown,
Inferno. Jika dibandingkan dengan karya Brown yang terakhir ini (masih banyak
orang yang ogah membacanya karena jumlah halamannya yang cukup banyak), White
Mughals bagi saya masih jauh menyulitkan.
White Mughals, narasi hebat ciptaan William Dalrymple ini
bercerita tentang cinta dan skandal dalam sejarah kerajaan Islam Mughals pada
akhir abad ke-18.
Hal pertama muncul dalam
pikiran saya ketika membaca halaman-halaman pertama buku ini adalah, “sanggup nggak ya saya menyelesaikan buku
ini hingga akhir?”
Dalrymple memang menyajikan
bacaan yang sangat berbeda. Para pecinta non fiksi dengan alur ringan dan
kata-kata yang mudah dicerna otak, sepertinya harus berpikir dua kali untuk
melahap karya ini. Mengapa? Karena akan sangat susah sekali mencapai halaman
terakhirnya di angka 460. Ada banyak buku dengan halaman yang lebih banyak
daripada buku ini yang berhasil saya baca, namun White Mughals satu-satunya
buku sampai saat ini yang menghabiskan cukup banyak waktu untuk benar-benar
memahaminya.
Untuk kalimat pujian saja,
Dalrymple menggaet 25 tokoh sentral dan penting diberbagai bidang. Dan hanya
dengan membaca puji-pujian ini saja, saya sudah tertarik untuk membacanya.
Walaupun pada saat itu saya sama sekali nggak kepikiran akan menemukan sebuah
lubang penuh ilmu tentang sejarah Islam di India masa silam. Berikut satu
diantara pujian tersebut yang akan membuat teman-teman bisa menilai sendiri,
buku seperti apa yang diketengahkan oleh Dalrymple pada mata dunia.
“White Mughals lebih dari sekedar kisah cinta yang sedih dengan
berakhir tragis. Kelebihan buku ini terletak pada upaya keras menggabungkan
gambaran lebih besar daripada pertukaran budaya yang terjadi antara orang
Inggris dan India, serta persatuan hati dan hasrat kedua ras tersebut. Berisi
kisah epos dan pengetahuan sejarah yang luas, buku ini mengeksplorasi periode
pra-Perjalanan ke India dan memiliki semua unsur film Hollywood ‘David Lean
Magnum Opus’ [The Tribune on Sunday]
William Dalrymple sendiri
adalah seorang penulis yang lahir di Skotlandia dan telah menyelesaikan lima
buku sejarah, termasuk City of Djinns yang dianggap sebagai buku paling laris
dan memenangi penghargaan Thomas Cook Travel Book Award pada 1994. Buku ini
mulai ditulis pada musim semi 1997 dan butuh waktu 5 tahun untuk
merampungkannya. Bisa diterima akal sehat ketika mendapati aspek yang dibahas
dalam buku ini diceritakan dengan sangat detail. Memanfaatkan ratusan buku dan
surat asli yang berusia ratusan tahun, Dalrymple menyusunnya satu persatu
hingga mampu membuat pembaca merasa hidup di jaman tersebut.
Peta India tahuyn 1795 dan
Hyderabad tahun 1805 mendiami halaman depan buku ini, kemudian diikuti oleh
peta keluarga Shustari dan keluarga Kirkpatrick yang akan banyak dibahas dalam
buku ini. Penokohan cerita juga disampaikan dalam bab khusus di awal cerita,
memakan 10 halaman. Dan kesemuanya dituliskan sebelum ucapan terima kasih dari
Dalrymple. Dari sini saja, saya sudah melihat sebuah perbedaan besar
dibandingkan karya-karya besar penulis yang lain.
White Mughals menceritakan
kisah cinta yang unik, menarik dan mengharukan antara James Achilles
Kirkpatrick dengan Khair un-Nissa. James jatuh cinta pertama kalinya pada tahun
1798. Pada saat itu ia menjabat sebagai gubernur jenderal inggris di Istana
Nizam di Hyderabad. Khair un-Nissa adalah putri keluarga bangsawan (cucu
keponakan dari Perdana Menteri Nizam) yang masih berumur empat belas tahun.
Khair un-Nissa dalam
sejarahnya kemudian dipandang sebagai wanita paling mulia, istri tercinta James
Achilles Kirkpatrick. Hidupnya sangat memilukan. Pada suatu masa, dan ditengah
masyarakat ketika seorang wanita tidak memiliki banyak kebebasan, pilihan dan
pengaturan atas hidup mereka, Khair telah menentang adat, diancam akan dibunuh
dan mempertaruhkan segalanya asal bisa bersama pria yang pada akhirnya berhasil
dinikahinya, meskipun dia berasal dari kebudayaan dan ras yang berbeda, juga
-pada awalnya- dari agama yang berbeda (karena dalam buku ini diceritakan tentang
James yang akhirnya memilih untuk memeluk Islam). Kisah cintanya telah
memisahkan keluarganya dan membawa dirinya, ibu (Sharaf un-Nissa0, neneknya
(Durdanah Begum) dan suaminya ke jurang kehancuran. Kemudian -tepat ketika dia
sepertinya telah mengatasi segala rintangan, dan berhasil mewujudkan mimpinya-
suami serta anak-anaknya direnggut selamanya.
James memang meninggal jauh
darinya. Beberapa bulan sebelumnya, Khair juga dipisahkan dari kedua anaknya
yaitu Sahib Allum (William George Kirkpatrick) dan Sahib Begum (Katherine
Aurora Kirkpatrick) yang dibawa kembali ke Inggris. Anak-anak yang tak lagi ia
temui hingga kematian menjemputnya. Pada saat menjadi janda, dia dihina, lalu
diasingkan dan akhirnya dicampakkan. Wanita yang dahulunya bersemangat, penuh
cinta dan berparas cantik ini, akhirnya meninggal dunia karena hatinya yang
hancur, setelah disia-siakan dan merasa berdukacita, selain dari penurunan
kondisi fisiknya yang tampak.
Ada yang berpendapat bahwa
kisah cinta Khair un-Nissa ini mengalahkan kisah cinta paling menyentuh yang
berasal dari India sejak Shah Jehan dan Begum Mumtaz, yang kematiannya
menginspirasi dibangunnya Taj Mahal. Kisah cinta James-Khair juga meninggalkan
banyak monument sejarah, salah satunya Rumah Dinas Inggris yang dibangun James
Achilles Kirkpatrick di Hyderabad. Rumah dinas ini sekarang menjadi Osmania
Women’s College yang dikenal sebagai salah satu peninggalan jaman kolonial yang
sangat penting di India. Namun strukturnya sangat buruk dan dimasukkan dalam
daftar World Monument Fund sebagai seratus gedung paling berbahaya. Buku ini
juga menyimpan beberapa foto dan lukisan asli pada jaman itu, termasuk lukisan
kontemporer Khair un-Nissa yang dilukis pada kurun 1806-1807.
The precious sentence saya untuk buku ini adalah
sebuah tulisan penghormatan yang ditulis pada batu nisan James Achilles
Kirkpatrick yang meninggal di Kalkuta pada tanggal 15 Oktober 1805 dalam usia
empat puluh satu tahun. Tulisan penghormatan yang dinilai agak berlebihan yang
ditulis sesuai perintah Kolonel Tampal itu berbunyi:
Sebuah seni yang sangat penting, yang memiliki keahlian gaib
Yang dapat melunakkan karang dan menghidupkan bebatuan
Dengan tanda yang membekas di hati, mencerminkan pemikirannya
Dan membangkitkan bayangan sosok yang telah tiada!
Telah usai semua kerja keras, menyisakan ukiran penghormatan
Untuk meneruskan kebajikan ke dalam pelukanmu
Mengingat kebanggaan, kegembiraan dan keinginannya
Airmata seorang ayah, yang mengenang dengan dukacita
Ketika semua kebaikan itu masih nyata membuncah di dada
Memancarkan cahaya di peristirahatan yang tenang
Harapan disampaikan di atas keyakinan dan limpahan kasih sayang
Dengan doa sempurna “Penghargaan atas segala sifatnya sangatlah
pantas.”
Buku ini memang lebih
menyesakkan di bagian akhir. Kisah Khair un-Nissa yang menghadapi kematiannya
tanpa didampingi suami dan anak-anak yang ia kasihi. Kisah Kitty (Katherine
Aurora Kirkpatrick/ Sahib Begum) yang puluhan tahun berikutnya berhasil
menjalin komunikasi kembali dengan neneknya
yang sudah tua renta. Kisah Sharaf un-Nissa yang akhirnya bisa meninggal
dengan tenang karena telah berhasil mengirimkan sejumput rambut Khair un-Nissa
untuk gadis kecilnya yang telah dewasa dan memberikannya empat orang cucu.
White Mughals ditutup dengan
daftar kata dan catatan yang menghabiskan 45 halaman penuh. Kisah luar biasa.
Kisah spektakuler dan sangat mengagumkan. Kunci khusus untuk bisa menikmati
buku ini hanya satu, bersabarlah. Karena Dalrymple memang membuat kita
kesulitan dalam menjalin hubungan akrab dengan kata dan kalimat yang ia
gunakan, butuh waktu untuk memahami setiap penggalan narasi yang ia sampaikan.
Namun jauh dari kesulitan itu, ada sebuah kisah cinta yang sangat membius.
Salam baca!
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)