“Tempat tergelap di neraka dicadangkan bagi mereka yang tetap
bersikap netral di saat krisis moral”
Setelah The Davinci Code,
Angels and Demonds, The Lost Symbol dan Deception Point, Dan Brown kembali
menyuguhkan kisah luar biasa lewat Inferno [neraka].
Seperti yang tertulis di
halaman 93, “satu karya besar yang terinspirasi
oleh karya seni besar lain”, kita dapat melihat bahwasanya Inferno-nya Dan
Brown merupakan buah karya yang lahir dari lukisan hebat “La Mappa dell’Inferno atau Mapp of Hell (Peta Neraka)” seorang
tokoh besar sejati Renaisans Italia, Sandro Botticelli. Botticelli sendiri juga
terkenal dengan lukisan Primavera atau Birth of Venus-nya. Sedangkan dalam
menyelesaikan lukisan tersebut, Botticelli terinspirasi dari karya besar Dante
Alighieri (penulis dan filosof Florence yang hidup dari tahun 1265 sampai 1321)
yaitu Inferno yang diagungkan sebagai salah satu karya terkemuka dalam sastra
dunia. Inferno merupakan bagian pertama dari tiga buku yang menyusun The Divine Comedy (Inferno, Purgatorio dan Paradiso). Dari latar belakang
dituliskannya novel ini saja, kita sudah mampu menafsirkan sebanyak apa ilmu
pengetahuan yang akan kita rengkuh begitu 642 halamannya selesai kita baca.
Cerita berawal ketika Robert
Langdon terbangun dan mendapati dirinya berada Florence, Italia. Satu hal yang
membuatnya bingung adalah ingatan terakhirnya yang masih berada di Harvard
University. Sekali lagi, alasan ia muncul di tempat yang tak semestinya
akhirnya membawa kita pada perjalanan menegangkan Langdon dalam memecahkan
sebuah teka-teki seorang ilmuwan yang menilai bahwasanya overpopulasi akan
menjadi penyebab utama musnahnya manusia di muka bumi. [Ide yang sangat brilian dari seorang Brown, mengingat bahwa saat ini
topik populasi dan segala akibat yang ditimbulkannya menjadi pembahasan yang
seakan tak pernah mencapai akhir]. Dalam novel ini juga diceritakan
sepintas lalu mengenai Black Death (kematian hitam) yang menyapu daratan Eropa
pada tahun 1300-an dan membunuh sepertiga populasi di beberapa daerah.
Kejadian tersebut
mempertemukannya dengan Sienna Brooks, dokter muda cantik yang genius dengan IQ
208. Kutukan kecerdasan. Kecerdasan yang membuat Sienna merasa tidak normal
diantara orang normal lainnya, semenjak ia masih kecil.
Sementara itu sebuah organisasi
swasta besar “The Mendacium” yang bekerja melayani “orang-orang besar” dari
segala genre, kewalahan ketika mendapati seorang klien yang mati bunuh diri dengan
sebelumnya meninggalkan sebuah pesan terselubung. Pesan yang membuat pemimpin
organisasi bernama Provos dan fasilitator seniornya Laurence Knowlton harus
bertindak cepat dan tegas dengan mengirim tenaga-tenaga terlatih ke lapangan
untuk merebut kembali apa yang diamanatkan kliennya. Amanat yang pada akhirnya
melibatkan Robert Langdon. Amanat yang membuat Knowlton bergidik ngeri saat ia
menonton sebuah video rekaman yang harus segera disebarluaskan ke seluruh dunia
kurang dari 24 jam ke depan.
Setiap kali Dan Brown
beraksi maka akan kita dapati puluhan simbol penuh arti. Dalam Inferno, Brown
memperkenalkan simbol “biohazard”, ikon tiga-segi sederhana. Dijelaskan bahwa
simbol ini dikembangkan oleh Dow Chemical pada tahun 1960-an. Simbol inilah
yang dijadikan kunci oleh sang ilmuwan Bertrand Zobrist untuk menggiring banyak
orang pada penemuan terbaiknya yang disinyalir mampu menekan laju pertumbuhan
penduduk yang semakin besar. Zobrist yang merasa bahwa Who (World Health
Organization) tidak pernah serius menangani masalah overpopulasi ini, meminta
bantuan kepada The Mendacium untuk memberikan perlindungan penuh padanya selama
menyelesaikan misi tersebut. Kesalahpahaman akhirnya membawa petaka bagi semua
pihak. Langdon yang awalnya diminta untuk memecahkan beberapa simbol oleh
direktur WHO Elizabeth Sinskey (yang merasa takut dengan ancaman Zobrist, takut
akan wabah atau virus yang ia kembangkan untuk memusnahkan manusia) harus
berhadapan dengan banyak orang yang seakan ingin menghabisi nyawanya. Setelah
puas berpetualang di bumi Italia, kita akan digiring ke Istanbul. Brown yang
sangat piawai menggambarkan sudut-sudut terdalam kota ke imaginasi kita,
membuat rasa penasaran saya meningkat drastis.
Cerita akan semakin
menakjubkan ketika kita mengetahui :
- lmuwan bernama adalah Bertrand Zobrist itu adalah klien The Mendacium yang mati bunuh diri setelah dengan sangat rapi mengemas sebuah virus penangkal masalah overpopulasi;
- Sienna Brooks adalah kekasih Bertrand Zobrist yang dengan kegeniusannya ikut mendukung pemikiran tentang pemusnahan manusia sebagai jawaban dalam menyelesaikan masalah kependudukan dunia. Sayang, tatkala melaksanakan misinya yang menghabiskan waktu hampir 1 tahun lamanya, Zobrist memutuskan untuk meninggalkan Sienna. Sehingga dalam kisah ini, Sienna sendiri tidak mengetahui wabah atau virus apa yang tengah diracik oleh kekasihnya tersebut.
- Langdon berada dalam drama yang telah ditata dengan sangat apik dan rapi oleh pihak WHO dan The Mendacium. Dalam kisah ini, Langdon banyak dibohongi oleh berbagai pihak;
- Dan Zobrist tidak sejahat yang kita pikir!
Lebih lengkapnya, mending
manteman baca sendiri deh novelnya. Untuk karya Dan Brown, saya selalu
menyiapkan bintang 5 (*****) yang berarti bahwa buku ini benar-benar pantas
untuk direkomendasikan. Penuturun Brown yang jelas dan rinci membuat saya
merasa sedang berada di tempat kejadian, melintasi Il Corridooio Vasariano,
Boboli garden, Palazzo Pitti, Baptistry of San Giovanni hingga riak gelombang
air laut ketika ratusan orang menaiki gondola di Venesia. Pun begitu halnya
ketika dalam bab-bab terakhir Brown membawa kita ke kota Istanbul, Turki. Ribuan
kata juga tidak akan mampu mengungkapkan kekaguman saya secara pribadi pada
seorang Dan Brown. Imaginasinya, pengetahuannya, eksplorasinya, semuanya
bersinergi untuk menghasilkan sebuah mahakarya, sekali lagi.
Salam baca!
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)