Buku Bumi Manusia yang saya
miliki adalah cetakan ke-18. Salah satu prestasi luar biasa yang dimiliki oleh
seseorang yang menghabiskan hampir separuh hidupnya di balik jeruji penjara.
Siapa yang tak kenal Pramoedya, siapa yang tak akan kagum pada rangkaian
narasinya. Pramoedya punya kekuatan magis yang akan membawa kita kembali pada
sebuah peradaban yang telah diberi label “sejarah”.
Berlatar belakang tahun
1880-an di negeri Surabaya, Pramoedya memperkenalkan seorang muda pribumi yang
memiliki kesempatan besar untuk belajar langsung bersama pemuda Eropa dan Indo
lainnya. Ia bernama Minke.
Minke (baca: Mingke) si
pribumi tulen. Ia adalah anak kedua dari seorang bupati B. Namun Minke besar
dan telah menghabiskan lebih banyak waktu dengan neneknya. Minke memiliki ilmu
dan prestasi yang mampu mengalahkan pencapaian anak-anak Eropa dan Indo di
lingkungannya. Sesuatu hal yang melahirkan rasa iri dan dengki dari berbagai pihak,
mengingat ia sama sekali tidak memiliki darah Eropa. Pada waktu itu, pribumi
dianggap rendah dan hina.
Persahabatannya dengan
Robert Suurhof (teman sepemondokannya saat menuntut ilmu di H.B.S., jalan
H.B.S., Surabaya) membawanya pada sebuah pertemuan dengan gadis Indo bernama Annelies
Mellema. Putri dari Tuan Herman Mellema dan gundiknya Sanikem yang kemudian
lebih dikenal dengan nama nyai Ontosoroh.
Nama Ontosoroh sendiri hadir
tatkala masyarakat sekitar tidak bisa menyebutkan dengan baik kata Buitenzorg. Ya. Tuan Mellema dan Sanikem
adalah pemilik Boerderij Buitenzorg
(Belanda) yang berarti Perusahaan Pertanian. Beberapa puluh lembar halaman
pertama buku ini menceritakan kisah hidup Nyai yang dengan paksaan (dijual)
kedua orangtuanya menjadi gundik Tuan Mellema. Perlakuan baik penuh kasih
sayang akhirnya meluluhkan hati Nyai. Namun kecintaannya pada sang suami (walau
tak pernah diakui secara hukum) tak bisa meredam dendam kesumatnya pada ayah
dan ibu kandungnya yang ia anggap telah dengan sangat keji menjualnya pada
orang asing tersebut. Pernikahan tidak sah mereka harus berakhir ketika anak
kandung Mellema yang berdarah Eropa asli datang, membongkar kebusukan dan masa
kelam ayahnya tepat di depan Mellema dan Nyai. Kedatangan Maurits Mellema
membuat ayahnya kehilangan jiwa dan semangat hidup dalam sekejab mata. Ia
berubah menjadi orang yang tidak lagi mengenal dunia dan hidup dalam
ketidakjelasan. Fakta yang harus membuat Nyai berjuang puluhan kali lebih keras
dari sebelumnya.
Minke dan Ann jatuh cinta
pada pandangan pertama. Bahkan Ann sendiri yang harus kehilangan masa kecilnya
karena dipercaya untuk mengurus bisnis keluarga saat ayahnya tidak lagi kembali
ke rumah setelah kedatangan putra Eropa-nya, seperti menemukan alasan untuk
hidup dalam hidup yang sebenarnya. Bahkan ketika Minke harus pulang ke
pemondokannya, Annelies jatuh sakit hingga tak sadarkan diri demi menanggung
rindu yang bisa saja membuatnya mati.
Setelah melewati berbagai
rintang dalam hubungan mereka (yang tak akan saya bahas secara detail di laman
ini), akhirnya Minke mempersunting Annelies beberapa hari setelah kelulusannya
di H.B.S. Namun kisah sejatinya baru hadir di halaman-halaman terakhir buku
ini. Pernikahan yang tidak diakui secara hukum, membuat Nyai harus rela
berpisah dengan putri kesayangannya ketika Maurits Mellema (saudara tiri Ann)
melalui Pengadilan Amsterdam menggugat seluruh warisan yang ditinggalkan
ayahnya (yang sebelumnya mati menggenaskan karena diracuni oleh seorang
Tionghoa bernama Ah Tjong). Pengadilan itu pula lah yang mengharuskan Annelies
kembali ke tanah leluhurnya. Walau sah secara Islam, pernikahan Ann dan Minke
juga dianggap tidak pernah terjadi. Setelah melalui perdebatan alot yang
melibatkan banyak pihak serta dibayar dengan pertumpahan darah, Minke dan Nyai
tidak memiliki pilihan lain kecuali melepaskan Ann yang mereka kasihi.
Ada yang nyesek ketika
mengetahui bahwa perbedaan bangsa dan warna kulit saja bisa menjadi alasan yang
sangat kuat pada masa itu untuk memisahkan dua hati yang telah terkunci dalam
cinta sejati. Bahkan jika diberikan pilihan, mungkin saja Ann (yang lebih
senang diakui sebagai pribumi) akan puas mati di tanah Jawa, dalam dekapan
suami yang ia cinta dibandingkan harus kembali ke negeri yang jauh, yang tak
pernah ia kenal selama hidupnya. Namun itulah aturan yang berlaku kala itu.
Aturan yang sulit diterima akal sehat. Aturan yang dijejalkan pada bangsa kita
dibawah jajahan bangsa asing yang tidak hanya mengambil kekayaan bumi
Indonesia, namun juga hak-hak mereka sebagai manusia.
Beberapa hari sebelum
keberangkatannya, ada satu kalimat yang membuat saya menghela nafas panjang.
Menyadari betapa banyak kisah cinta menggetirkan (jika tak bisa disebut sangat
menyakitkan) yang berlangsung di luar sana, di tempat dan waktu yang tak terjangkau
pemikiran.
“Sekali dalam hidup biarlah
aku suapi suamiku.”
Kalimat itu diucapkan Ann
ketika matahari menyapa bumi untuk pertama kalinya setelah semalaman ia
didongengkan oleh suaminya yang setia. Dongeng yang diharapkan Minke akan
membawa Ann kembali sadar. Dongeng yang dulu selalu ia nantikan setiap malam
dari suaminya. Ya. Setelah mendengar keputusan kejam akan dirinya, Ann kembali
jatuh sakit. Ia menatap Minke dengan tatapan kosong yang tak bisa lagi
diartikan. Ia diam ketika ditanya. Tak menggubris apapun yang ada disekitarnya.
Ia mati dalam hidup. Dan kalimat tadi adalah kalimat pertama yang membuat Minke
berbahagia sekaligus lara. Ia bahagia karena Ann telah kembali tersenyum
padanya, ia hidup kembali walau dalam muka pucat pasi di wajah cantik yang ia
miliki. Namun lara menohok hatinya karena itu berarti Ann telah siap untuk
pergi darinya, untuk selamanya.
And the precious sentences from Bumi Manusia (535 pages):
Semakin pudar untuk hilang dalam ketiadaan [Page 13]
Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri bersuka
karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri [page 59]
Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak
dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan [page 77]
Wanita lebih suka mengabdi pada kekinian dan gentar pada
ketuaan; mereka dicekam oleh impian tentang kemudaan yang rapuh dan hendak
bergayutan abadi pada kemudaan impian itu [page 89]
Kehidupan senang bagiku bukan asal pemberian, tapi pergulatan
sendiri [page 231]
Jangan ikut-ikut jadi hakim tentang sesuatu yang kau tak ketahui
dengan pasti [page 272]
Kodrat umat manusia kini dan kemudian ditentukan oleh
pengusaannya atas ilmu dan pengetahuan. Melawan pada yang berilmu dan
pengetahuan adalah menyerahkan diri pada maut dan kehinaan [page 286]
Ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua
[page 310]
Lukisan adalah sastra dalam warna-warni. Sastra adalah lukisan
dalam bahasa [page 313]
Selain kisah Tuan Herman
Mellema dan Sanikem (Nyai Ontosoroh), buku ini juga menceritakan tentang:
1. Robert Suurhof, sahabat
Minke yang juga berteman dengan Robert Mellema (kakak Annelies Mellema) yang
pada akhir cerita diketahui memiliki perasaan istimewa untuk Ann. Alasan
utamanya mengajak Minke ketika berkunjung ke Boerderij Buitenzorg adalah untuk memikat hati Ann sekaligus
memperlihatkan kekuatan dan kelebihannya dihadapan pribumi hina seperti Minke.
2. Masa kelam yang membuat Ann
menjadi gadis yang sulit ditebak kepribadiannya adalah fakta bahwa ia pernah
diperkosa oleh kakaknya sendiri, Robert Mellema. Sebuah kenyataan yang
membuatnya begitu takut kehilangan Minke dan tak mendapat kepercayaan darinya,
lelaki yang ia cintai dengan sepenuh hati.
3. Jean Marais, orang Perancis
berkaki satu yang kehilangan kakinya ketika menjadi Spandri (serdadu kelas satu)
di Aceh. Perjalanan yang membawanya pada cinta seorang perempuan pribumi yang
memberikannya seorang anak bernama May Marais. Walau pada akhirnya kematian
memaksa mereka untuk berpisah selamanya.
4. dan masih banyak lagi. dan
akan lebih baik jika kalian membacanya sendiri bukan? hehehe.
Jika di luar sana mereka
punya Romeo dan Juliet yang harus mati karena cinta yang tak diakui, maka kita
bersama Pramoedya memiliki Minke dan Annelies dengan cinta sejati yang tak
harus memiliki.
Salam baca!
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)