Matanya
mati, tak ada kehidupan disana. Tubuh rampingnya menatap jelaga hitamku dengan
pandangan yang tak bisa diungkapkan hanya dengan kata. Mulutnya membentuk huruf
o kecil pertanda ia tengah meragu akan makhluk sepertiku. Seaneh itu kah aku?
Bukankah keberadaannya disini jauh lebih aneh? Ia mendekat. Jarak kami hanya
tersisa sekitar 5 langkah lagi. Kutatap takjub makhluk asing didepanku.
Benarkah Tuhan memiliki ciptaan selayaknya ia? Mengapa baru hadir setelah
jutaan tahun umur bumi? Ingin kutelusuri permukaan kulitnya yang berwarna hijau
terang, mempertontonkan perjalanan darah dikedalamannya. Darah? Seperti itukah
darah miliknya? Mengapa tidak berwarna merah seperti kepunyaanku? “Sesuatu”
yang mengalir di dalam tubuhnya itu berwarna biru kelabu. Cukup membuatku
tersentak dan bergidik ngeri.
Ia mendekat
selangkah lagi. Dari jarak sedekat ini, indera penciumanku disuguhkan pada
sebuah aroma aneh yang menguar dari tubuhnya. Tidak bisa dikatakan wangi karena
dengan refleks aku menutup hidungku dengan kedua telapak tangan. Satu tangannya
terjulur kearahku. Seperti ingin ku genggam dalam jalin persahabatan. Itukah
yang ia mau? Atau jangan-jangan ia ingin menarikku ke dalam dunianya yang tak
pernah ku tau dimana letaknya. Beberapa puluh meter di belakang kami terparkir
dengan rapi sebuah kendaraan berbentuk tabung silinder super besar yang
mengeluarkan cahaya sangat terang. Cahaya yang membuat mataku silau ketika
pertama kali menatapnya. Tadi. Saat aku siuman dari tidur panjangku. Pingsan
tepatnya.
2 komentar:
Wih nice post :)
Tp ga liat alien beneran kan :o
tengkyu dear..hahaha..belum.mungkin nanti :D
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)