Pada yang masih bertanya tentang kisah cintaku terdahulu yang
makin hari makin habis dimakan waktu, pada hidupku yang dulu begitu terpuruk
dan terlihat bagai tak lagi mampu bahkan hanya untuk sekedar berpijak diatas
kakiku sendiri, pada kepedihanku yang bagi sebagian orang menjadi bahan sedap
untuk dibicarakan, dijadikan olok-olokan, menjadi buah dari mulut ke mulut yang
mereka nikmati dengan begitu lahapnya, baca dan pahami ini.
Aku, wanita yang baru saja tersadar akan sebuah kemunafikan.
Aku, wanita yang disadarkan oleh waktu. Karena waktu membunuhku perlahan,
menyayat hatiku sedemikian pedihnya hingga tak kuyakini hatimu mampu menahan
rasa sakitnya seperti yang kulalui di waktu lalu. Aku, wanita yang menempuh
kedewasaan setelah waktu memperlihatkan kepadaku bahwa hidup bahagia yang dulu kujalani
hanyalah bagian kecil dari keseluruhan hidup yang menantiku didepan sana.
Namun, kekecewaan dan kesakitan itulah cambuk yang membuatku
akhirnya mampu menjadikan aku seperti aku saat ini. Aku yang lebih kuat menapak
jalan berliku tajam dan berkerikil yang bisa saja menjatuhkanku. Aku yang telah
mampu menghapus airmata dengan kedua tanganku disaat rasa sakit datang untuk
kemudian tersenyum dan percaya bahwa Allah akan menggantikan airmata itu dengan
bahagia berlipat ganda. Dan sekali lagi kusadari, waktu pulalah yang akhirnya
menyembuhkanku. Membawaku berlayar mengarungi samudera kehidupan dengan hati
yang lebih baik.
Dan betapa mirisnya saat aku tau bahwa masih ada manusia
sepertimu yang dengan bergelora dan semangat yang tak pernah padam, masih
memikirkan masalah-masalahku, perasaaanku, hidupku dulu. Cerita yang telah
kututup lembarannya dan kusimpan ditempat terjauh. Sesuatu yang tak akan pernah lagi kulihat apalagi kusentuh. Tak sadar
jugakah kamu? Yang kamu lakukan saat ini hanya membuang-buang waktu. Sia-sia. Tak
ada artinya.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)