Sebelumnya ada yang harus saya
konfirmasi terlebih dahulu sebelum teman-teman membaca postingan ini. Bukan
bermaksud menularkan energi negatif di pagi cerah ini. Hanya sekedar berbagi.
Yaaa..tentunya berbagi dengan teman-teman yang mungkin juga punya masalah dan
sedikit “uneg-uneg” yang sama seperti saya sebagai penjual online.
Agak berbeda dengan topik-topik
sebelumnya yang pernah saya angkat di laman ini, tiba-tiba saja saya tertarik
untuk membahas satu sidejob yang sudah saya geluti hampir 3 tahun belakangan
ini. Jualan via internet atau lebih dikenal dengan istilah shopping online.
Seperti halnya berjualan secara
langsung, shopping online pun memiliki plus minus. Plus karena customer bisa
memilih barang apa saja yang up to date tentunya. Bisa jadi produk yang sudah
booming via internet belum ada di kota customer yang bersangkutan. Minus karena
selain tak bisa meraba produk-produk tersebut, customer juga harus siap dengan
resiko jika produk yang dibeli tidak sesuai dengan harapan dan keinginan.
Tak hanya pembeli, resiko menjadi
seorang penjual online pun tidak lah sedikit. Terkadang problem itu datang dari
pihak supplier. Dan kebanyakan memang dari customer itu sendiri. Seperti
kejadian beberapa waktu yang lalu. Saat saya secara pribadi telah memberikan
kelonggaran kepada customer untuk membayar ketika produk yang dipesan sudah
diterima dengan baik, saya malah dimaki untuk sesuatu yang memang telah menjadi
hak saya. Hal apa lagi yang bisa saya lakukan selain bersabar, bersabar dan
bersabar. Dan tadi pagi ketika secara mendadak salah seorang customer
mengcancel barang yang sudah diorder beberapa hari yang lalu, saya merasa
benar-benar tak dihormati sama sekali. Pembeli memang selalu diposisikan
sebagai raja, namun raja yang bijak pun tak seharusnya menginjak-injak bawahannya
bukan?
Alasannya customer saya hari ini sangat klise:
“Barang tidak sampai sesuai dengan perjanjian”
Padahal jika boleh membantah dan membela
diri, saya selaku penjual sudah mewanti-wanti pihak supplier untuk mengirimkan
barang tepat waktu. Dan saya pun yakin supplier juga melakukan hal yang sama
agar kepuasan customer tetap terjaga. Namun sebagai manusia biasa, terkadang
kenyataan memang tak selalu beriringin dengan harapan. Kendala tekhnis bisa
saja terjadi selama paket berada dalam perjalanan. Siapa yang tahu?
Tidak banyak customer yang bisa mengerti
dengan situasi dan kondisi seperti ini. Kebanyakan dari mereka hanya
mengedepankan ego tanpa mempertimbangkan alasan yang kami punya. Tak sedikit
juga diantara mereka yang melontarkan kata-kata pedas dan sikap tak beretika.
Mari menilik kembali ke awal cerita, bukankah kami selaku penjual dan pengantar
juga manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf? Saat customer memutuskan
untuk mengcancel order, kerugian terbesar ada di pihak kami sebagai penjual
online. Bukankah itu menunjukkan ketidakpantasan?
Untuk
teman-teman dan seluruh customer yang masih menaruh kepercayaan pada saya
maupun rekan lain yang juga memiliki usaha yang sama, salam hormat dari kami.
Terimakasih karena masih memiliki hati untuk tak menyakiti. Mari saling
menghargai satu sama lain :)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)