DUA HATI
SATU CINTA, SATU UNIT BANYAK CERITA
Kamis/ 21 Agustus 2014, Meulaboh -
Aceh
Siapa bilang tidur di SPBU itu
tidak menyenangkan? Hahaha. Buktinya untuk kali yang pertama, saya tetap tidur
dengan nyenyak. Mungkin karena capek atau mungkin juga karena tidurnya masih
sama suami. Jiaahhh. Hahahaha. Untuk catatan, di Aceh, SPBU dinamakan galon.
Bingung? Sama. Jadi ceritanya tadi malam itu kami bobo indah di galon.
Wahahahaha.
Perjalanan kami mulai pada pukul
09.00 pagi ini. Target jam 12.00 siang sudah standby di pelabuhan karena
menurut informasi dari purna praja asal Sabang, Adi, kapal angkutan mobil sudah
siap di jam tersebut. Jalanan menuju Banda Aceh luar biasa keren. Seperti
halnya tol di Jakarta sana. Mulus. Laut di sisi kiri Subhanallah menakjubkan.
Berkali-kali mas suami mengucap syukur pada Illahi Rabbi. Aceh memang
fantastis. Empat jempol dari kami.
Mejeng dulu bareng Pikun. Ini pantai pertama yang kami jumpai. |
Jalan lintas barat selatan Aceh mulus dan lurus |
Rambu-rambu ini akan sering sekali kita temui selama di perjalanan. Jadi berhati-hatilah jika melewati daerah ini jika tak ingin mobil kesayanganmu diseruduk sapi. hahaha |
Beberapa kilometer menjelang
kawasan Gunung Geureut, kami bertemu dengan empat kendaraan bermotor roda dua
dengan nomor plat Sumatera Barat yang juga sedang melakukan touring ke Sabang –
Aceh. Ketika berpapasan untuk yang kedua kalinya, mas suami berhenti dan turun
dari mobil, kemudian ngobrol asyik dengan mereka.
Mas suami itu cinta setengah mati dengan angkatan 18. Makanya beliau wajib foto di kilometer 18 menuju Banda Aceh. Ckckckck |
Perjalanan melintasi kawasan Gunung
Geureut amat sangat menakjubkan. Ketika berada di sisi gunung yang menghadap ke
arah laut, kita akan melihat lautan luas tanpa batas. Sementara di sisi lain,
tebing curam dan tinggi. Setibanya di puncak, akan kita temui beberapa kedai
kecil yang menyediakan kopi tubruk aceh diramu dengan view lautan hindia. 15
menit meninggalkan Geureut yang indah, kita akan bertemu lagi dengan Gunung
Kulu. Hamparan pantai yang terlihat dari ketinggian tak kalah hebatnya ketika
kita berada di Geureut.
Jalanan menuju puncak Geurute. Adem. |
Setelah puas menikmati pantai dari
ketinggian, kami melanjutkan perjalanan yang tersisa beberapa kilometer lagi
menuju Banda Aceh, tepatnya Pelabuhan Ulee Leehue, untuk kemudian berlabuh di
Pulau Sabang. Jalanan lancar dan terkendali. Mas suami bilang, mungkin lintas
sumatera terbaik ada di Aceh. Benar-benar memuaskan pengemudi. Namun ada satu
hal yang mesti diperhatikan. Jalan menuju Banda Aceh dari Meulaboh seringkali
terganggu dengan segerombolan sapi atau kerbau. Maka jangan heran jika di
perjalanan, anda akan menemukan banyak sekali rambu-rambu lalu lintas yang
memperingatkan kita akan keberadaan hewan-hewan tersebut. Hal yang sama juga
diingatkan kepada kami oleh Bang Brata. Beliau adalah anggota Koetaradja
Volkswagen Club, yang sedari awal memantau perkembangan perjalanan kami.
Menunggu adalah hal yang paling
membosankan. Walau menunggu untuk hal yang indah sekalipun. Adi memberitahu
kami bahwasanya kapal akan berangkat pada pukul 2 siang sehingga jam 12 teng
kami sudah sampai di pelabuhan. Ternyata oh teryata kapal baru berangkat pukul
4 sore. Jadilah akhirnya kami menggembel berdua di pelabuhan nan panasnya
Wallahuakbar ini. Jam di laptop menunjukkan angka 02:50 WIB. Belum ada
tanda-tanda kedatangan kapal, sementara penumpang yang akan berangkat menuju
Sabang sudah membludak.
Di pelabuhan kami bertemu lagi
dengan lima sekawan asal Padang yang sedang melakukan touring YVCI (Yamaha
Vision Club Indonesia). Mas suami dengan senang hati mengajak mereka
ngopi-ngopi di mobil. Setelah menunggu sekian jam, akhirnya pada pukul 4 sore kami
bertolak menuju Sabang. Tiket penyeberangan per orang adalah Rp 25.000,-.
Sementara kendaraan yang kami bawa dikenakan biaya Rp. 190.000,-. Menurut
penjelasan Pak Cik (bapak ini dikenalkan oleh bang Yudhi Herbie yang beberapa
bulan lalu bertemu dengan kami di Kota Solok ketika melakukan touring tunggal
Volkswagen ke seluruh wilayah Indonesia), kapal akan merapat 2,5 jam dari waktu
keberangkatan.
Pikun nongkrong paling depan di pelabuhan. |
Laut Indonesia memang gagah dan
indah. Demikian yang saya rasakan ketika berada diatas laut menuju Sabang. Kapal
feri yang memuat kendaraan dan penumpang tersebut tidaklah terlalu besar
sehingga guncangan sangat terasa walaupun kita berada di lantai paling atas.
Apalagi ketika saya dan mas suami melaksanakan ibadah shalat Ashar disana.
Kami berlayar dulu yaaaaa... |
Suara kapal yang bising memberitahu
saya bahwasanya pelabuhan sudah dekat. Sabang telah terlihat di depan mata.
Saya mengucap syukur akhirnya bisa menyempatkan diri menjejakkan kaki ke tanah
paling barat milik Indonesia. Saya juga tahu bahwasanya mas suami lega dan puas
karena keinginannya untuk berbulan madu dan mengajak istrinya, akhirnya
kesampaian. Di Sabang kami sudah ditunggu oleh Adi. Untuk melepas penat selama
di perjalanan, Adi mengajak kami untuk makan dan minum kopi khas Aceh.
Jujur, saya ingiiiiin sekali
menginap di Casanemo di daerah Sumur Tiga, Sabang. Tempatnya benar-benar
menakjubkan untuk berbulan madu. Untuk harga, kisaran 400rb sudah ada kamar
yang tersedia. Namun sayangnya, kami kehabisan tempat karena tidak booking
jauh-jauh hari. Ketika berada di resepsionis Casanemo, tamu yang sedang santap
malam kebanyakan turis asing. Ah. Saya dan mas suami melewatkan kesempatan
bagus di tempat ini. Sedih.
Pilihan berikutnya jatuh ke resort
yang terletak disebelahnya. Namun ketiadaan kamar yang menghadap laut, kami
batalkan sekali lagi. Bingung. Akhirnya Adi mengajak kami ke Anoi Itam Resort.
Tempatnya lumayan jauh dibandingkan Casanemo Resort. Butuh waktu setengah jam
dari pusat kota. Namun Adi menjanjikan bahwasanya tempat tersebut jauh lebih
menarik, dengan pengorbanan, biaya yang dikeluarkan memang 2 kali lipat lebih
banyak. Oke. Mas suami menyanggupi asal kami mendapatkan tempat terbaik di
tempat ini.
Maka jadilah malam ini kami
menginap di Resort terbaik kedua di Sabang. Hahaha. Memang jauh dari planning
kami semula, namun apa saja yang bisa meninggalkan kenangan indah tentang
tempat ini, kami akan lakukan. Haha.
Ini dia beberapa sudut Anoi Itam Resort yang bisa dijadikan referensi kalau teman-teman mau menginap di Sabang:
1 komentar:
Fotonya kurang banyak buk broo. Tapi yang ada vw nya yaa. Klu orangnya gak usah
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)