Kenapa 10 jam? Karena memang
sepanjang itu lah kami bertujuh orang berhaha hihi..kejadiannya kemaren sore
dari pukul 3 hingga 3 dini hari. Menakjubkan. Kenapa? (Ah. Lagi-lagi
pertanyaannya kenapa). Karena dengan niat super tanpa planning dan
pertimbangan, kami meluncur ke Kota Bukittinggi hanya untuk mencari sesuap nasi
berbuka puasa. Haha. Parahnya kami lakukan ritual kaget ini di hari kerja yang
saya yakin membawa imbas cukup besar pagi ini. (Entah kenapa, saya yakin banyak
yang telat ngantor. Uhuk. Siapa itu kira-kira?). Eiittss..tudingannya jangan
mengarah ke saya. Kenapa? (lagi). Karena pagi ini saya tetap jadi penghuni
pertama kantor. Tak ada embel-embel mengantuk, apalagi terlambat (sombong).
Oke. Mari paparkan satu demi satu
kejadian hari kemaren yang membuat 10 jam kami full ber ha ha ha.
Keberangkatan yang awalnya
direncanakan pukul 3 sore, molor beberapa menit karena ketua umum kita
ngambek-ngambek an sama mobil antiknya. Alhasil kami steling ngebut. Takutnya
ada macet tanpa aba-aba. Kan nggak lucu juga kan kalo planning makan di kota
sebelah, malah berakhir tragis di pinggir jalan dengan botol mineral ditangan
untuk 7 perut kelaparan. Tapi berkat kesigapan sopir defenitif kami (ketua
umum-red), target berhasil 100%. Baru saja hendak menikmati suasana riuh Jam
Gadang, adzan berkumandang, dan kami pun makan. Apa? (makannya). Jangan
bayangkan dulu sepiring nasi dengan lauk pauk Padang yang terkenal gurih
seentaro dunia. Menu makan spesial kami adalah sekantong penuh gorengan, kurma,
pisang kapik (penasaran dengan rasanya? Berkunjung ke Bukittinggi! Dijamin
enak, halal dan anda akan berkeinginan untuk kembali), 6 gelas teh manis
(kenapa 6? Karena awalnya saya berniat satu gelas berdua saja dengan yena namun
takdir berkata lain, 3 dari 6 gelas itu sudah saya nikmati sebelum mereka
minum. Hahahaha), dan beberapa minuman kaleng segar.
Setelah menunaikan shalat Maghrib
di masjid terdekat, kami berencana untuk sapu jalan mencari tempat makan enak.
Namun karena satu dan lain hal (demi kepentingan bersama, cukup kami ber-tujuh
yang tau), jam makan malam kami molor hingga pukul 9 malam. Bisa dibayangkan
bagaimana rupanya tabuhan genderang cacing-cacing kelaparan penghuni perut kami.
Namun dengan kesabaran luar biasa, akhirnya kami berhasil makan enak, nikmat
dan bersahaja (apa-apaan ini? Pilihan kata yang saya pilih mungkin terdengar
sedikit aneh dan rancu. Amin-kan saja. Saya sedang kesulitan menemukan kata
yang cocok untuk menggambarkan suasana hati kami saat itu).
Perut kenyang saja tak menjadikan
kami berniat pulang tanpa membawa cerita seru untuk diperdebatkan lagi pada
rapat pleno selanjutnya. Jadilah akhirnya kami mendatangi sebuah tempat karaoke
untuk menyalurkan bakat-bakat alami terpendam yang selama ini cukup kami
jadikan rutinitas pribadi. Yakinlah, bukannya tak mampu, tapi…(jabarkan
sendiri). Hahaha. 2 jam adu suara dan ber haha hihitak jelas, kami pulang
dengan rasa kantuk dan lelah mematikan. Hanya 3 orang yang mampu bertahan
hingga kami sampai kembali ke kota tercinta. Dan yakinlah, saya salah satunya.
Hahaha.
Setelah beberapa hari yang lalu
kembali dari diklat yang cukup menguras otak dan hati, liburan spektakuler
tanpa planning seperti ini mampu membangkitkan lagi semangat untuk selalu
berdikari. Hahaha. Semoga lain kali akan ada puluhan jam lagi yang akan kita
habiskan FULL dengan ber ha ha hi hi.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)