DUA HATI
SATU CINTA, SATU UNIT BANYAK CERITA
Selasa/ 26 Agustus 2014, Bireun –
Aceh
Helo. Kaka lala baru saja sarapan
mie ramen di mobil bareng mas suami. Hahaha. Kita juga
masak nutrijell rasa melon, teman di perjalanan nanti. Target kota berikutnya
adalah Kuala Simpang. Kebetulan pamannya mama ada yang menetap disana. Bireun
menuju Kuala Simpang diperkirakan memakan waktu perjalanan kurang lebih 6 jam.
Berarti diperkirakan nanti kami sampai sekitar pukul 3 atau 4 sore.
Lintas timur tak seindah lintas
barat, namun jalanan yang kami lewati masih terbilang baik. Mungkin karena
kontraktor untuk daerah lintas barat berasal dari Amerika Serikat, sementara
untuk lintas timur menggunakan kontraktor lokal. Hahahaha. Bukannya menyepelekan ya. Fakta ini yang berbicara. Daerah sepanjang lintas barat
selatan memang daerah yang paling hancur ketika terjadi tsunami.
Bantuan-bantuan luar negeri sepertinya difokuskan di area tersebut.
Sepanjang jalan menuju Lhokseumawe
tampak berjejer kios-kios yang menjual berbagai macam kerupuk. Sempat kami
mengira masyarakat disini menjual keripik balado karena memang displaynya
ditata seperti kios-kios yang ada di Sumatera Barat sana. Namun setelah
diperhatikan lagi, jenis keripiknya berbeda. Hahaha. Tentu saja.
|
Jepret! Ini daerah Lhokseumawe |
02:05 siang. 2 jam lagi kami sampai
di Kuala Simpang. Musti rehat dulu disana karena akan mengunjungi antan
(red-kakek) yang sudah menghubungi saya berkali-kali sejak keberangkatan kami
dari Banda Aceh kemaren sore. Saya saat ini tengah beristirahat di sebuah SPBU,
menemani suami yang tampak tertidur lelah di bawah rindangnya pohon-pohon
peneduh di area SPBU ini. Mas suami mungkin sedang capek jadi saya ambil
kesempatan ini untuk mengurai kisah perjalanan kami lagi.
Yang selalu membuat saya kagum
selama berada di Aceh adalah kebersihan tempat umumnya. Dimana pun kami
berhenti untuk rehat, selalu tersedia SPBU yang bersih dan nyaman. Selain itu,
kebanyakan arsitektur masjid disini dibuat tanpa dinding. Hanya ada atap dan
tiang. Mungkin saja karena beberapa daerah yang kami lalui adalah pesisir
pantai yang panas. Tidak hanya itu, mulai dari Sabang hingga sekarang hampir
meninggalkan daerah Aceh, kami selalu dibuat takjub dengan keamanan sekitar.
Mobil ditinggalkan tanpa dikunci pun aman. Sangat jauh dari perkiraan kami
sebelumnya yang menaksir bahwa Aceh adalah negeri yang membutuhkan kewaspadaan
tinggi jika berada didalamnya. Masyarakat Aceh juga ramah. Bahkan ketika barang
berharga saya ketinggalan di Iboih – Sabang, mereka mau mengantarkan barang
tersebut ke pelabuhan yang membutuhkan waktu perjalanan lebih dari 1 jam. Saya sungguh sangat kagum.
Kami sampai di Kuala Simpang pukul
04:30 sore. Antan sudah menunggu kami di pinggir jalan untuk diboyong ke rumah
beliau. Disana, saya dan mas suami bertemu dengan nenek, abang, kakak dan
anak-anaknya yang lucu. Ingin sekali menginap di rumah Antan tapi waktu
membatasi. Antan pun sedih karena harus melepas kami berangkat malam hari
ditengah situasi hujan yang sangat deras. Sebelum pulang, kami dijamu makan
malam yang sederhana namun menggugah selera. Ada gulai aceh ikan yang segar sekali.
Nikmat. Alhamdulillah.
|
Cucunya antan yang lucu bingiiitt.. |
Perjalanan kami lanjutkan pada
pukul 9 malam. Ada kemungkinan kami sampai dini hari di Kota Medan. Jalan
lintas Kuala Simpang – Medan lagi-lagi bobrok. Jika melewati daerah ini pada
malam hari, harus berhati-hati dan fokus dengan jalanan yang berlubang
disana-sini. Ditambah lagi dengan hujan yang derasnya tanpa henti, kami tak
bisa melaju dengan kencang merambah jalan. Pukul 1 dini hari kami memasuki Kota
Medan. Setelah bertanya pada teman seangkatan asal Kota Binjai Sumatera Utara,
kami mendapatkan hotel yang berada di pusat kota dengan harga miring. Putra
Mulia Hotel. Fasilitas yang disediakan sudah lebih dari cukup untuk kami
berdua. Dan yang terpenting lagi, ada Wi-Fi yang bisa kami gunakan untuk
berseluncur di dunia maya, mengabarkan perjalanan kami.
Episode selanjutnya segera datang.
Kaka lala mau istirahat dulu. Selamat malam Medan. Horaaas.
Rabu/ 27 Agustus 2014, Medan –
Sumatera Utara
Selamat pagi bumi Sumatera Utara,
selamat pagi Medaaann..
Pagi ini saya tengah sibuk
menyiapkan postingan laporan perjalanan bulan madu penuh cinta saya dan mas
suami. Sementara suami saya baru saja kembali menjelma menjadi anak autis
karena bertemu lagi dengan blackberry
messanger yang sudah hampir setengah tahun ditinggalkannya. Salam pagi
penuh cinta saya sampaikan dari kamar 211 Putra Mulia Hotel yang terletak di
Jalan Gatot Subroto Kota Medan. Bagi pendatang baru seperti kami, hotel ini
mudah untuk ditemukan. Cari saja Brastagi Swalayan, maka hotel ini akan segera
ditemukan. Pelayanan yang diberikan sudah baik, harga sewa miring dan yang
terpenting bisa mengakses internet.
Sebentar lagi kami akan dijemput
Bang Ari untuk dibawa mengelilingi Kota Medan. Hahaha. Pelancong dalam negeri
ini ceritanya. Bang Ari terpaksa meninggalkan pekerjaannya untuk sementara
waktu demi menemani dan memfasilitasi kunjungan kami ke daerahnya. Ah. Terima
kasih banyak ya bang. Karena masih pagi, kami diajak sarapan ke daerah Jalan
Sultan Hasanuddin, tepatnya nomor 19. Kedai bubur Mbak Ning. Disini tersedia
berbagai macam bubur. Kebetulan. Ketika sarapan di hotel tadi, saya sempat
bilang pada mas suami kalau saya pengen sekali makan bubur ayam. Gayung
bersambut. Bang Ari mengajak kami ke tempat yang timingnya pas sekali dengan
keinginan saya. Horeeee. Disini saya tentu saja langsung memesan bubur ayam
tanpa pikir panjang. Rasanya enaaakk. Bumbunya pas. Rawitnya pedaaass.
Puas makan, kami diantar kembali
menuju hotel. Mas suami sudah mematangkan rencana untuk bertemu dengan keluarga
besar VOF (Volkswagen Owner Family) Medan. Kami dijemput oleh Pak Haryanto
tepat ketika waktu check out. Saya pikir kami akan dibawa ke bengkel VW lagi
seperti ketika sampai di Banda Aceh kemaren. Tapi Pak Yanto langsung membawa kami
ke rumahnya, beliau bilang bahwa mekanik VW sudah stand by dirumahnya.
Alhamdulillah..
Keluarga Pak Yanto ramah sekali.
Oiya, rumah beliau terletak di kawasan Tanjung Mulia Medan. Istri Pak Yanto
bahkan menyiapkan makan siang untuk kami. Tidak hanya ada saya dan mas suami,
tetapi juga beberapa orang anggota VOF. Kami juga kedatangan Pak Bambang
Guritno. Beliau adalah ketua regional Volkswagen Club di tanah Sumatera. Pak
Bambang ini asli Jogyakarta, namun kelihaian beliau mengendarai VW, menyebabkan
beliau sering di cap sebagai sopir Medan. Hahaha. Bapak-bapak yang bersahaja
ini dengan senang hati membagi pengalaman-pengalaman mereka sebagai pecinta
Volkswagen. Bahkan Pak Bambang setiap tahunnya selalu menyempatkan diri untuk
melaksanakan touring tunggal dari Sumatera menuju Jawa. Saya kagum.
|
Di kediaman Pak Yanto. Keluarga besar Volkswagen Medan ramahnya tak tertandingi deh :) |
|
Ini unitnya Pak Bambang. Cikodok putih nan menawan hati kaka lala. Pengeeeen jugaaaakkk. Hahahaha |
Jam 5 sore, kami bertolak menuju
Gatot Subroto kembali. Saya sudah berjanji pada sahabat saya semasa sekolah
dulu, Nina, untuk bertemu di kota ini. Nina saat ini bekerja di Jasa Raharja
Medan. Karena saya dan mas suami masih bingung-bingung membelah Kota Medan yang
padat merayap seperti ini, Bang Budi dengan senang hati mengawal perjalanan
kami. Sebelumnya Nina dan Bang Budi juga sudah berbicara lewat telepon,
mengatur tempat pertemuan yang pas untuk kami. Setelah bertemu dengan Nina di
lintas Gatot Subroto, tepatnya di depan Bank Mandiri Syariah, Bang Budi pamit
pulang.
Nina kemudian memboyong kami menuju
Tip Top. Tempat makan unik ini berada di daerah Kesawan. Mengapa saya katakan
unik? Karena bangunan ini masih tetap bertahan dengan semakin maraknya
modernisasi. Toko roti ini berdiri pada tahun 1929. Dulunya hanya took roti,
tapi sekarang Tip Top sudah menyediakan makanan-makanan berat seperti nasi
goreng, ice cream, western food, Chinese food, dan banyak yang lainnya.
Pengunjung tempat ini mayoritas tionghoa. Ini terlihat sekali dari paras Asia
Timur mereka. Saya dan Nina ngobrol puas malam ini. Mulai dari mengingat masa
lalu yang penuh haru biru, sampai membicarakan rencana masa depan yang penuh
akan harapan kebahagiaan.
|
Nina JR. JR itu lahir karena nina adalah putri kesayangan papa yang dulu pas masa SMA kita, adalah kepala cabang Jasa Raharja di Solok. Hihihihi. |
|
Mesin kasir jaman dahulu kala ini bisa kamu temukan di Tip Top. |
Karena tak ingin mengganggu waktu
istirahatnya, kami mengantarkan Nina kembali ke kos. Tujuan kami berikutnya
adalah daerah Tembung Medan. Malam ini kami berencana untuk menginap di rumah
Etek (tante) Dewi nya Mas Agung. Susahnya menjadi new comer di kota besar ini
adalah perihal mencari alamat tentunya. Saya dan mas suami sempat nyasar sana
sini. Bahkan dengan bantuan GPS pun kami masih juga belum berhasil menemukan
rumah etek. Akhirnya setelah bertanya di banyak tempat, selalu menghubungi Tek
Dewi, kami sampai juga di rumah beliau yang terletak di daerah Jalan Pengabdian
Pasar 13 Tembung. Legaaaa..
Malam ini mas suami harus
banyak istrirahat karena besok kami akan melanjutkan perjalanan menuju Propinsi
Riau. See you. Good Night. Emmuah.
2 komentar:
Ceritanya lengkap sekali kak :)
Btw, seru ya satu komunitas bisa ketemuan jd nyambung silahturahim lagi deh...
Cheers,
Dee - heydeerahma.com
BROKER TERPERCAYA
TRADING ONLINE INDONESIA
PILIHAN TRADER #1
- Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
- Sistem Edukasi Professional
- Trading di peralatan apa pun
- Ada banyak alat analisis
- Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
- Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT
Yukk!!! Segera bergabung di Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.
Nikmati payout hingga 80% dan Bonus Depo pertama 10%** T&C Applied dengan minimal depo 50.000,- bebas biaya admin
Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
Anda juga dapat bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......
Kunjungi website kami di www.hashtagoption.com Rasakan pengalaman trading yang luar biasa!!!
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)