My Fav Blogies
Followers
Yang udah pernah singgah
Kamis, Februari 9
Berhentilah, kumohon
Bagimu yang tak pernah jatuh terpuruk kekedalaman jurang kekecewaan, mungkin tak akan paham arti tetesan airmata yang membahana karena adanya kesakitan.
Mampukah kamu membayangkan bagaimana rasanya mendaki jalanan terjal penuh batu yang tak sedikit menggerogoti kakimu dan menghadiahkan luka bernanah?
Atau mampukah kamu merasakan bagaimana mirisnya hati saat lukamu yang belum tersembuhkan disirami ratusan tetes air garam?
TIDAK...!!!!
Kamu tak pernah memposisikan dirimu disana dan membuat rasamu tak mampu menjamah rasa sakit itu. Tak ada berhak padaku untuk memaksamu mengerti, tidak sama sekali. Hanya tolong jangan lagi hadir dengan cara apapun yang kamu miliki.
Berhentilah, kumohon.
Selentingan denting irama kehidupan yang perlahan hilang ditelan hembusan angin dan tak lagi meninggalkan bekas, anggap saja itu aku.
Categories
poems
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kamis, Februari 9
Berhentilah, kumohon
Bagimu yang tak pernah jatuh terpuruk kekedalaman jurang kekecewaan, mungkin tak akan paham arti tetesan airmata yang membahana karena adanya kesakitan.
Mampukah kamu membayangkan bagaimana rasanya mendaki jalanan terjal penuh batu yang tak sedikit menggerogoti kakimu dan menghadiahkan luka bernanah?
Atau mampukah kamu merasakan bagaimana mirisnya hati saat lukamu yang belum tersembuhkan disirami ratusan tetes air garam?
TIDAK...!!!!
Kamu tak pernah memposisikan dirimu disana dan membuat rasamu tak mampu menjamah rasa sakit itu. Tak ada berhak padaku untuk memaksamu mengerti, tidak sama sekali. Hanya tolong jangan lagi hadir dengan cara apapun yang kamu miliki.
Berhentilah, kumohon.
Selentingan denting irama kehidupan yang perlahan hilang ditelan hembusan angin dan tak lagi meninggalkan bekas, anggap saja itu aku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)