Help me.
Tolong selamatkan otakku yang mulai ngawur kemana-mana,
tak mampu lagi berkompromi untuk memuntahkan berbagai macam kreativitas.
Aaahhh...Im so boring. Berkutat dengan hal yang sama berhari-hari, berbulan-bulan,
bertahun-tahun. Namun terkadang menyebarluaskan kebosanan seakan-akan
memvonisku menjadi manusia tak bersyukur dan tak berterimakasih pada Tuhan. And
after that, tindakan nekatku itu akan merembes ke hal-hal lain yang sebenarnya
tak berhubungan sama sekali. What this mean? Entahlah. Aku hanya sedang menulis
apa saja yang saat ini bisa kupikirkan. Dan lahirlah kalimat-kalimat bodoh ini.
Pembodohankah yang sedang kulakukan? Mana ku tau. Kalau anda merasa apa yang
akan kuceritakan setelah ini tak menarik, tak berbobot, tak ada gunanya dan
hanya menambah beban pikiran, just leave my blog. Haha. Mungkin saja suatu saat
nanti blogy kesayanganku ini akan kukunci rapat, tak ada lagi yang bisa
mengetuk pintunya, tak akan ada lagi yang duduk tertawa di berandaku, tak ada
lagi yang menangis tersedu-sedu dalam kamar jelajahku. Akan kunikmati segalanya
sendiri. Hanya untukku. Tapiiiiii..itu semua masih dalam pertimbangan. Why?
Karena aku masih ingin berbagi banyak hal dengan anda-anda semuaaaaa..
Ditengah kesibukan kantor dan tugas-tugas kuliah yang sama
sekali tak membuatku berminat bahkan hanya untuk sekedar meliriknya saja, aku
sedang mengingat-ingat makanan busuk apa yang tadi pagi, kemaren atau hari-hari
lalu yang pernah nangkring diperutku. Ada semacam "keanehan" yang
terjadi hari ini. Keanehan yang justru membuatku benar-benar merasa menjadi
manusia paling aneh yang ujung-ujungnya malah memaksaku tertawa terbahak-bahak.
Bagaimana mungkin aku mengitari hampir seperempat kota kecil ini tanpa
kesadaran penuh, membawaku ke rumah salah seorang sahabat dan kemudian tertegun
karena aku sendiri tak tau mengapa dan bagaimana aku bisa sampai kesana. Atau
jangan-jangan otakku telah dijejali sesuatu oleh alien, makhluk angkasa yang
mungkin saja sekarang bersama koloninya sedang menyiapkan berbagai manuver
untuk mendepak kita semua dari muka bumi ini. Haha. Bicara alien lagi bisa-bisa
membuat sahabat-sahabatku memonyongkan mulutnya dan berkata "Tilla
kumat..!!" Bukan salahku bila setiap malam ku tongkrongi film-film
keluaran hollywood yang beberapa tahun terakhir seringkali menampilkan
sosok-sosok alien. Bukan salahku juga bila hobi menontonku tak bisa ku rem dan
kuhentikan. Jadi, salahkan siapa coba? Salahkan ALIEN..!!! Hahahahahahahahaha.
Hari ini kacau. Sekacau tulisanku. Lebih baik kuakhiri, sebelum anda pusing dan
mungkin saja (maaf) muntah. Bubye. See u again.
My Fav Blogies
Followers
Yang udah pernah singgah
Selasa, Oktober 30
Dengar, ini jawabanku.
Pada yang masih bertanya tentang kisah cintaku terdahulu yang
makin hari makin habis dimakan waktu, pada hidupku yang dulu begitu terpuruk
dan terlihat bagai tak lagi mampu bahkan hanya untuk sekedar berpijak diatas
kakiku sendiri, pada kepedihanku yang bagi sebagian orang menjadi bahan sedap
untuk dibicarakan, dijadikan olok-olokan, menjadi buah dari mulut ke mulut yang
mereka nikmati dengan begitu lahapnya, baca dan pahami ini.
Aku, wanita yang baru saja tersadar akan sebuah kemunafikan.
Aku, wanita yang disadarkan oleh waktu. Karena waktu membunuhku perlahan,
menyayat hatiku sedemikian pedihnya hingga tak kuyakini hatimu mampu menahan
rasa sakitnya seperti yang kulalui di waktu lalu. Aku, wanita yang menempuh
kedewasaan setelah waktu memperlihatkan kepadaku bahwa hidup bahagia yang dulu kujalani
hanyalah bagian kecil dari keseluruhan hidup yang menantiku didepan sana.
Namun, kekecewaan dan kesakitan itulah cambuk yang membuatku
akhirnya mampu menjadikan aku seperti aku saat ini. Aku yang lebih kuat menapak
jalan berliku tajam dan berkerikil yang bisa saja menjatuhkanku. Aku yang telah
mampu menghapus airmata dengan kedua tanganku disaat rasa sakit datang untuk
kemudian tersenyum dan percaya bahwa Allah akan menggantikan airmata itu dengan
bahagia berlipat ganda. Dan sekali lagi kusadari, waktu pulalah yang akhirnya
menyembuhkanku. Membawaku berlayar mengarungi samudera kehidupan dengan hati
yang lebih baik.
Dan betapa mirisnya saat aku tau bahwa masih ada manusia
sepertimu yang dengan bergelora dan semangat yang tak pernah padam, masih
memikirkan masalah-masalahku, perasaaanku, hidupku dulu. Cerita yang telah
kututup lembarannya dan kusimpan ditempat terjauh. Sesuatu yang tak akan pernah lagi kulihat apalagi kusentuh. Tak sadar
jugakah kamu? Yang kamu lakukan saat ini hanya membuang-buang waktu. Sia-sia. Tak
ada artinya.
Categories
tentang Orestilla
Selasa, Oktober 2
A Special Letter for Special Man [my special friend]
Surat ini
kutulis untukmu, seseorang yang telah hadir sementara waktu dalam hidupku yang
saat itu serba sulit.
Sulit
karena aku baru saja kehilangan sesuatu yang benar-benar berharga dalam
hidupku.
Sulit
karena tak gampang menerima kenyataan yang tak pernah sedikitpun terbayangkan
dalam hari-hari yang kulalui.
Sulit
karena aku merasa sendiri, tanpa seorang pun yang mengerti bagaimana aku.
Tanpa
kusadari kamu datang, menawarkan segenggam obat mujarab yang baru sekarang
kusadari khasiatnya.
Dirimu
hadir tanpa isyarat kedatangan terlebih dahulu.
Kamu ada
dan baru sekarang kusadari betapa berharganya keberadaanmu.
Sekarang,
saat mau tak mau aku harus melupakanmu.
Bukan
karena aku membencimu.
Bukan juga
karena kamu membenciku.
Namun
keadaan menyuruhku untuk menghilang dari penglihatanmu.
Karena aku takut
akan perasaan yang mulai menjamah hatiku. Perasaan yang mungkin saja akan
membunuhku perlahan. Perasaan terlarang yang tak seharusnya ada dalam
persahabatan yang baru saja kurenda bersamamu. Perasaan yang kutaksir akan
menimbulkan gejolak kesedihan seorang hawa, seorang wanita yang mencintaimu
dengan tulus, seseorang yang memilikimu jauh sebelum aku mengenalmu.
Tapiii...
Seburuk
apapun rasa kehilangan itu kini, ada banyak ucap terimakasih yang belum sempat
kusampaikan padamu.
Semoga saja
suatu hari nanti kamu membaca surat ini.
Surat
istimewa untuk seseorang yang istimewa sepertimu bagiku. Seorang sahabat. Salah
satu teman terbaik yang kumiliki. Terimakasih.
Categories
poems
Langganan:
Postingan (Atom)
Selasa, Oktober 30
Helep miiii...
Help me.
Tolong selamatkan otakku yang mulai ngawur kemana-mana, tak mampu lagi berkompromi untuk memuntahkan berbagai macam kreativitas. Aaahhh...Im so boring. Berkutat dengan hal yang sama berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun. Namun terkadang menyebarluaskan kebosanan seakan-akan memvonisku menjadi manusia tak bersyukur dan tak berterimakasih pada Tuhan. And after that, tindakan nekatku itu akan merembes ke hal-hal lain yang sebenarnya tak berhubungan sama sekali. What this mean? Entahlah. Aku hanya sedang menulis apa saja yang saat ini bisa kupikirkan. Dan lahirlah kalimat-kalimat bodoh ini. Pembodohankah yang sedang kulakukan? Mana ku tau. Kalau anda merasa apa yang akan kuceritakan setelah ini tak menarik, tak berbobot, tak ada gunanya dan hanya menambah beban pikiran, just leave my blog. Haha. Mungkin saja suatu saat nanti blogy kesayanganku ini akan kukunci rapat, tak ada lagi yang bisa mengetuk pintunya, tak akan ada lagi yang duduk tertawa di berandaku, tak ada lagi yang menangis tersedu-sedu dalam kamar jelajahku. Akan kunikmati segalanya sendiri. Hanya untukku. Tapiiiiii..itu semua masih dalam pertimbangan. Why? Karena aku masih ingin berbagi banyak hal dengan anda-anda semuaaaaa..
Ditengah kesibukan kantor dan tugas-tugas kuliah yang sama sekali tak membuatku berminat bahkan hanya untuk sekedar meliriknya saja, aku sedang mengingat-ingat makanan busuk apa yang tadi pagi, kemaren atau hari-hari lalu yang pernah nangkring diperutku. Ada semacam "keanehan" yang terjadi hari ini. Keanehan yang justru membuatku benar-benar merasa menjadi manusia paling aneh yang ujung-ujungnya malah memaksaku tertawa terbahak-bahak. Bagaimana mungkin aku mengitari hampir seperempat kota kecil ini tanpa kesadaran penuh, membawaku ke rumah salah seorang sahabat dan kemudian tertegun karena aku sendiri tak tau mengapa dan bagaimana aku bisa sampai kesana. Atau jangan-jangan otakku telah dijejali sesuatu oleh alien, makhluk angkasa yang mungkin saja sekarang bersama koloninya sedang menyiapkan berbagai manuver untuk mendepak kita semua dari muka bumi ini. Haha. Bicara alien lagi bisa-bisa membuat sahabat-sahabatku memonyongkan mulutnya dan berkata "Tilla kumat..!!" Bukan salahku bila setiap malam ku tongkrongi film-film keluaran hollywood yang beberapa tahun terakhir seringkali menampilkan sosok-sosok alien. Bukan salahku juga bila hobi menontonku tak bisa ku rem dan kuhentikan. Jadi, salahkan siapa coba? Salahkan ALIEN..!!! Hahahahahahahahaha. Hari ini kacau. Sekacau tulisanku. Lebih baik kuakhiri, sebelum anda pusing dan mungkin saja (maaf) muntah. Bubye. See u again.
Tolong selamatkan otakku yang mulai ngawur kemana-mana, tak mampu lagi berkompromi untuk memuntahkan berbagai macam kreativitas. Aaahhh...Im so boring. Berkutat dengan hal yang sama berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun. Namun terkadang menyebarluaskan kebosanan seakan-akan memvonisku menjadi manusia tak bersyukur dan tak berterimakasih pada Tuhan. And after that, tindakan nekatku itu akan merembes ke hal-hal lain yang sebenarnya tak berhubungan sama sekali. What this mean? Entahlah. Aku hanya sedang menulis apa saja yang saat ini bisa kupikirkan. Dan lahirlah kalimat-kalimat bodoh ini. Pembodohankah yang sedang kulakukan? Mana ku tau. Kalau anda merasa apa yang akan kuceritakan setelah ini tak menarik, tak berbobot, tak ada gunanya dan hanya menambah beban pikiran, just leave my blog. Haha. Mungkin saja suatu saat nanti blogy kesayanganku ini akan kukunci rapat, tak ada lagi yang bisa mengetuk pintunya, tak akan ada lagi yang duduk tertawa di berandaku, tak ada lagi yang menangis tersedu-sedu dalam kamar jelajahku. Akan kunikmati segalanya sendiri. Hanya untukku. Tapiiiiii..itu semua masih dalam pertimbangan. Why? Karena aku masih ingin berbagi banyak hal dengan anda-anda semuaaaaa..
Ditengah kesibukan kantor dan tugas-tugas kuliah yang sama sekali tak membuatku berminat bahkan hanya untuk sekedar meliriknya saja, aku sedang mengingat-ingat makanan busuk apa yang tadi pagi, kemaren atau hari-hari lalu yang pernah nangkring diperutku. Ada semacam "keanehan" yang terjadi hari ini. Keanehan yang justru membuatku benar-benar merasa menjadi manusia paling aneh yang ujung-ujungnya malah memaksaku tertawa terbahak-bahak. Bagaimana mungkin aku mengitari hampir seperempat kota kecil ini tanpa kesadaran penuh, membawaku ke rumah salah seorang sahabat dan kemudian tertegun karena aku sendiri tak tau mengapa dan bagaimana aku bisa sampai kesana. Atau jangan-jangan otakku telah dijejali sesuatu oleh alien, makhluk angkasa yang mungkin saja sekarang bersama koloninya sedang menyiapkan berbagai manuver untuk mendepak kita semua dari muka bumi ini. Haha. Bicara alien lagi bisa-bisa membuat sahabat-sahabatku memonyongkan mulutnya dan berkata "Tilla kumat..!!" Bukan salahku bila setiap malam ku tongkrongi film-film keluaran hollywood yang beberapa tahun terakhir seringkali menampilkan sosok-sosok alien. Bukan salahku juga bila hobi menontonku tak bisa ku rem dan kuhentikan. Jadi, salahkan siapa coba? Salahkan ALIEN..!!! Hahahahahahahahaha. Hari ini kacau. Sekacau tulisanku. Lebih baik kuakhiri, sebelum anda pusing dan mungkin saja (maaf) muntah. Bubye. See u again.
Dengar, ini jawabanku.
Pada yang masih bertanya tentang kisah cintaku terdahulu yang
makin hari makin habis dimakan waktu, pada hidupku yang dulu begitu terpuruk
dan terlihat bagai tak lagi mampu bahkan hanya untuk sekedar berpijak diatas
kakiku sendiri, pada kepedihanku yang bagi sebagian orang menjadi bahan sedap
untuk dibicarakan, dijadikan olok-olokan, menjadi buah dari mulut ke mulut yang
mereka nikmati dengan begitu lahapnya, baca dan pahami ini.
Aku, wanita yang baru saja tersadar akan sebuah kemunafikan.
Aku, wanita yang disadarkan oleh waktu. Karena waktu membunuhku perlahan,
menyayat hatiku sedemikian pedihnya hingga tak kuyakini hatimu mampu menahan
rasa sakitnya seperti yang kulalui di waktu lalu. Aku, wanita yang menempuh
kedewasaan setelah waktu memperlihatkan kepadaku bahwa hidup bahagia yang dulu kujalani
hanyalah bagian kecil dari keseluruhan hidup yang menantiku didepan sana.
Namun, kekecewaan dan kesakitan itulah cambuk yang membuatku
akhirnya mampu menjadikan aku seperti aku saat ini. Aku yang lebih kuat menapak
jalan berliku tajam dan berkerikil yang bisa saja menjatuhkanku. Aku yang telah
mampu menghapus airmata dengan kedua tanganku disaat rasa sakit datang untuk
kemudian tersenyum dan percaya bahwa Allah akan menggantikan airmata itu dengan
bahagia berlipat ganda. Dan sekali lagi kusadari, waktu pulalah yang akhirnya
menyembuhkanku. Membawaku berlayar mengarungi samudera kehidupan dengan hati
yang lebih baik.
Dan betapa mirisnya saat aku tau bahwa masih ada manusia
sepertimu yang dengan bergelora dan semangat yang tak pernah padam, masih
memikirkan masalah-masalahku, perasaaanku, hidupku dulu. Cerita yang telah
kututup lembarannya dan kusimpan ditempat terjauh. Sesuatu yang tak akan pernah lagi kulihat apalagi kusentuh. Tak sadar
jugakah kamu? Yang kamu lakukan saat ini hanya membuang-buang waktu. Sia-sia. Tak
ada artinya.
Selasa, Oktober 2
A Special Letter for Special Man [my special friend]
Surat ini
kutulis untukmu, seseorang yang telah hadir sementara waktu dalam hidupku yang
saat itu serba sulit.
Sulit
karena aku baru saja kehilangan sesuatu yang benar-benar berharga dalam
hidupku.
Sulit
karena tak gampang menerima kenyataan yang tak pernah sedikitpun terbayangkan
dalam hari-hari yang kulalui.
Sulit
karena aku merasa sendiri, tanpa seorang pun yang mengerti bagaimana aku.
Tanpa
kusadari kamu datang, menawarkan segenggam obat mujarab yang baru sekarang
kusadari khasiatnya.
Dirimu
hadir tanpa isyarat kedatangan terlebih dahulu.
Kamu ada
dan baru sekarang kusadari betapa berharganya keberadaanmu.
Sekarang,
saat mau tak mau aku harus melupakanmu.
Bukan
karena aku membencimu.
Bukan juga
karena kamu membenciku.
Namun
keadaan menyuruhku untuk menghilang dari penglihatanmu.
Karena aku takut
akan perasaan yang mulai menjamah hatiku. Perasaan yang mungkin saja akan
membunuhku perlahan. Perasaan terlarang yang tak seharusnya ada dalam
persahabatan yang baru saja kurenda bersamamu. Perasaan yang kutaksir akan
menimbulkan gejolak kesedihan seorang hawa, seorang wanita yang mencintaimu
dengan tulus, seseorang yang memilikimu jauh sebelum aku mengenalmu.
Tapiii...
Seburuk
apapun rasa kehilangan itu kini, ada banyak ucap terimakasih yang belum sempat
kusampaikan padamu.
Semoga saja
suatu hari nanti kamu membaca surat ini.
Surat
istimewa untuk seseorang yang istimewa sepertimu bagiku. Seorang sahabat. Salah
satu teman terbaik yang kumiliki. Terimakasih.
Langganan:
Postingan (Atom)