Hidup memang tak selalu berpihak pada kita, pada keinginan dan harapan yang tumbuh mekar setiap harinya. Harapan akan kebahagiaan, harapan akan pengakuan dan banyak harapan lainnya. Namun ada luka menganga tatkala terungkap semburat lisan dari seorang yang tak sedikitpun terlintas akan memberikan sebuah kesakitan dalam perjalanan hidup yang kita punya.
Dan inilah yang akan kukisahkan kali ini. Ceritaku yang lagi-lagi ingin kubagi agar bisa menjadi pelajaran berharga untukmu, untuk semua yang selalu menunggu tuangan pikiranku di sini, diduniaku.
Berawal dari sebuah kesalahpahaman yang sampai saat ini tak mampu kupahami. Salahkah jika sekali waktu aku memanfaatkan media maya untuk mengungkapkan kekesalan yang tak mampu kuredam sendiri? Kekesalan pada seseorang yang datang saat hatiku tengah bersemayam di wilayah kesensitifan seorang perempuan. Rasa sensitif yang mungkin tak bisa dimengerti oleh semua orang, bahkan oleh semua perempuan di muka bumi ini. Harapanku saat itu cuma satu, bebanku menguap dan dia yang membuatku geram, mengerti bahwa masalah yang dia kirimkan sangat mengganggu kenyamananku, mengganggu seluruh aktivitasku, mematikan kreatifitasku, menumpulkan banyak ide brilian dalam otakku.
Namun yang terjadi kemudian sungguh diluar nalar, sangat jauh dari yang diharapkan. Tiba-tiba berkunjung seorang teman yang kupikir sama sekali tak ada hubungannya dengan kekesalanku hari itu. Datang dengan kemarahan, caci maki dan banyak pernyataan yang sama sekali tak kumengerti. Hey, ada apa dengannya? Aku hanya termangu, menelaah kata demi kata yang dia tujukan untukku. Meyakinkanku bahwasanya ada sesuatu tak wajar yang terjadi antara diriku dan dirinya. Tapi kesalahan seperti apakah itu? Sungguh tak ada jalan terang yang kutemukan. Dan waktulah yang akhirnya menjawab. Kekesalanku hari itu, keputusanku untuk mengumbarnya pada publik hanya untuk menenangkan hatiku, kedatangannya yang membuatku sangat bingung, membuatku mengerti bahwa aku bukanlah orang yang baik dari sudut pandangnya. Bahkan begitu buruk, sehingga mengungkapkannya disinipun aku tak mampu.
Hari itu tak akan pernah kulupakan. Hanya dengan kesalahpahaman kecil yang harusnya tak menjadi sebuah masalah, aku menemukan begitu banyak rahasia. Rahasia yang sampai hari ini masih meninggalkan tanda tanya besar untukku. Rahasia yang suatu saat nanti akan kutemukan kebenarannya. Ya. Seburuk apapun rahasia itu.
Aku tak pernah membencinya. Marah pun tidak. Bahkan membalas semua kata-kata kasarnya pun tak terpikirkan olehku. Aku hanya bersyukur karena dengan semua pengakuannya, aku semakin menyadari bahwa aku hanya seorang perempuan dengan banyak kekurangan dalam hidupku. Kekurangan yang dengan segenap kemampuan telah kucoba menggantinya dengan kelebihan. Walaupun mungkin tak akan pernah benar-benar menjadi kelebihan bagi sebagian orang yang kukenal. Hanya satu yang tak bisa kusanggah, tak bisa membohongi hatiku, ada kekecewaan mendalam untuknya.
Pelajaran berharga bagiku dan kamu, orang yang selalu berkata dan berbuat baik untukmu, terkadang akan menjadi orang yang menyimpan belati di belakang punggungnya, untuk kemudian menancapkannya tepat di jantungmu. Berhati-hatilah. Baca situasi dan akan terlihat siapa saja yang benar-benar tulus terhadapmu. Hari itu aku menemukan dua orang sekaligus.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan dikomentari. Kritikan pedas pun tetap saya terima sebagai ajang pembelajaran kedepannya. Terimakasih :)