Senin, Juni 16

MALDIVES

Diposting oleh Orestilla di 12.06.00 4 komentar


ini karena rajin kepoin semua akunnya Dian Pelangi.
dan foto-fotonya di ig sungguh bikin saya ngiler.
Maldives.
Namanya unik. Kaget karena itu nama sebuah negara. Maka jadilah saya berseluncur ria di internet nyari tau semua tentang negara kecil ini. dan tadaaaaaaa..sungguh terlalu jika saya tak berbagi.
ini dia:
Maldives, nama rasminya Republik Maldives, adalah sebuah negara pulau dengan gugusan kepulauan terumbu karang yang terletak di Lautan Hindi, di selatan pulau Lakshadweep, India. Ia terletak kira-kira 700 kilometer atau (435 batu) ke barat daya Sri Lanka. Terdapat 26 terumbu diwartakan sebagai wilayah yang mengandung sebanyak 1,192 kepulauan kecil. Namun begitu, hanya kira-kira 200 pulau saja yang didiami oleh manusia. Nama negara ini berasal daripada perkataan "Kepulauan Bergunung-gunung" (malai di dalam bahasa Tamil, bermaksud "gunung" dan teevu di dalam bahasa Tamil bermaksud "pulau") ia juga mungkin bermaksud "seribu pulau". Beberapa sarjana percaya bahawa nama "Maldives" diambil daripada perkataan Sanskrit maladvipa, bermaksud "susunan pulau-pulau", atau dari "mahila dvipa", bermaksud "pulau wanita". Ada juga yang mempercayai nama tersebut bermaksud "istana" (daripada perkataan Mahal di dalam bahasa Arab). Pada tahun 1965, Maldives mengisytiharkan kemerdekaannya dari Britain, dan pada 1968, sistem Kesultanan telah digantikan dengan Republik. Sepanjang 38 tahun, Maldives hanya pernah mempunyai 2 presiden.
Barisan paragraf tadi cukup bagi kita untuk membayangkan betapa hebatnya tempat ini. Jadi ingat kepulauan seribu yang dimiliki Indonesia. Mungkin jika pemerintah kita mau mengelola kepulauan seribu dengan lebih baik lagi, kita akan memiliki Maldives sendiri. Dan tak perlu mengeluarkan biaya yang banyak tentunya. Hahahaha.
Jujur, saya kurang suka dengan laut dan segala pesonanya. Namun untuk kali ini, saya takluk. Haha. Lagi males nulis sebenarnya, jadi monggo dinikmati aja ya foto-foto si Maldives.









Senin, Juni 2

PREY

Diposting oleh Orestilla di 09.13.00 3 komentar


Saat ini tengah malam. Seluruh rumah gelap. Ketiga anakku terserang rasa mual yang parah. Anak laki-laki dan anak perempuanku terdengar muntah di kamar mandi yang berlainan. Beberapa menit lalu kutengok mereka untuk memeriksa apa yang mereka muntahkan. Aku khawatir tentang si kecil, namun ia pun terpaksa kubuat mengeluarkan isi perut. Hanya itu harapan yang dimilikinya.
Keadaanku lumayan baik, paling tidak untuk sementara waktu. Aku tidak tahu apakah kami akan selamat: sebagian besar orang yang terlibat urusan ini sudah mati. Dan begitu banyak hal yang tidak kuketahui dengan pasti.
Fasilitasnya telah kami hancurkan, tetapi aku tidak yakin tindakan kami itu tidak terlambat.
Aku masih menunggu Mae. Ia pergi ke lab di Palo Alto dua belas jam lalu, Moga-moga ia berhasil. Moga-moga ia membuat orang-orang di sana mengerti betapa gawat situasinya. Aku menunggu-nunggu dihubungi lab, tetapi sampai sekarang belum ada kabar apa pun.
Telingaku berdering-dering, dan itu pertanda buruk. Aku juga merasakan getaran di rongga dada dan rongga perut. Moga-moga aku tidak jatuh pingsan. Anak-anak membutuhkanku, terutama si kecil. Mereka ketakutan. Dan itu wajar saja.
Aku pun demikian.
Ketika duduk dalam kegelapan ini, rasanya sulit dipercaya bahwa seminggu yang lalu masalahku yang terbesar adalah mendapatkan pekerjaan. Betapa konyol rasanya sekarang.
Tetapi begitulah, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan.


Narasi pembuka pada novel ini mengingatkan saya akan satu hal. Coba tebak!
Apa?
Iya.
ALIEN.
Haha.
Dan saya salah. Hahaha.
Tapi tentu saja cerita yang dirangkum Crichton dalam 598 halamannya yang mendebarkan tetap menarik dan menguras keringat (sekali lagi tema science fiction membuat saya merasa tengah menonton adegan demi adegan dalam sebuah film).
Si “aku” dalam cerita ini adalah Jack Forman, seorang bapak dari tiga orang anak (satu laki-laki dan dua perempuan) yang baru saja berhenti dari pekerjaannya sebagai kepala divisi program di perusahaan MediaTronics. Ia bersama timnya bertugas membuat program pemrosesan parallel terdistribusi atau program berbasis agen.
Tidak mengerti?
Sama! Saya juga bingung dengan semua istilah yang ditampilkan ketika memulai halaman pertama novel ini. Namun percaya saja, semakin banyak halaman yang kita baca, semakin banyak ilmu yang kita renda dan yaaaa tentu saja semakin banyak tanya yang akhirnya terjawab dengan sendirinya. Betapa mengagumkannya buku ini.
Jack yang tengah menikmati sibuknya menjadi bapak rumah tangga akhirnya dipanggil oleh sebuah perusahaan yang tengah disibukkan oleh ulah partikel-partikel yang menggila karena kesalahan pemrograman. Dan kebetulan yang tragis sekali karena perusahaan tersebut juga menjadi ladang bisnis istrinya sendiri, Julia.
Partikel yang menggila..
Kumpulan nano partikel yang sedianya disiapkan sebagai kamera khusus yang akan digunakan oleh Pentagon untuk mengamati wilayah musuh dalam penyempurnaan taktik perang, berubah haluan menjadi monster yang akhirnya merenggut banyak nyawa, termasuk beberapa orang pintar yang terlibat dalam tim pemrograman tersebut. Dalam novel ini, kumpulan nano partikel (robot mikro) yang diproduksi di gurun Nevada, digambarkan serupa debu yang beterbangan. Mereka berhasil lolos dari laboratorium dan mulai bereproduksi. Robot mikro ini juga mampu hidup mandiri layaknya manusia.
Pada awalnya, nano partikel ini diprogram sebagai predator. Program yang dahulunya dirancang oleh Jack. Kemudian mereka mulai berevolusi dan semakin mematikan dalam hitungan jam.
Kumpulan nano partikel akan memasuki tubuh makhluk hidup yang ia temui, menggerogotinya dan membunuhnya dalam hitungan detik. Mengerikan memang. Novel ini memperlihatkan kepada kita bagaimana teknologi mampu menjadi pembunuh keji layaknya virus.
Novel ini memang hanya sebuah rekaan. Namun program-program riset yang mendasarinya benar-benar ada. Terdapat 44 referensi yang bisa menuntun pembaca yang berminat untuk mempelajari genetika, nanoteknologi dan kecerdasan terdistribusi. Salah satunya adalah Evolutionary Design by Computers oleh Peter Bentley.
Bicara ilmu pengetahuan, ada banyak poin yang bisa kita petik di dalam novel ini. Yang paling membuat saya takjub ada di halaman 448. Tentang Rayap Afrika.
Rayap Afrika mampu membuat gundukan tanah menyerupai kastil selebar puluhan meter, dengan menara-menara yang menjulang setinggi 1,8 meter. Sebagai perbandingan, andai rayap seukuran manusia, maka gundukan tersebut menjadi pencakar langit dengan tinggi 1.600 meter dan lebar 8.000 meter. Dan sama seperti pencakar langit, sarang rayap juga memiliki arsitektur internal yang rumit, yang berfungsi memasukkan udara segar, membuang kelebihan CO2 dan panas, dan sebagainya. Di dalam struktur itu terdapat kebun untuk menumbuhkan makanan, tempat tinggal bagi kalangan petinggi, serta hunian bagi sampai dengan dua juta ekor rayap. Setiap sarang berbeda dari yang lain; masing-masing dibangun secara khusus berdasarkan tuntutan dan kelebihan lokasi tertentu.


Bagaimana akhir cerita si nano partikel?
Jack dan sahabatnya, Mae, mampu menghentikan pembiakan robot mikro ini dengan meledakkan tempat pembiakannya. Sementara itu mereka harus rela kehilangan hampir seluruh rekan kerja yang sudah terjangkiti sedari awal, termasuk Julia. Namun ada beberapa kisah menarik yang tak akan saya beberkan dalam laman ini. Kenapa? Karena saya ingin teman-teman semua menyelesaikan sendiri novel keren ini. Hahaha.
Untuk yang menyenangi bidang teknologi dan biologi, saya sarankan untuk menuntaskannya sesegera mungkin. Selamat membaca.
Salam!

Judul
:
Prey
Penulis
:
Michael Crichton
Halaman
:
598
Penerbit
:
Gramedia Pustaka Utama

Senin, Juni 16

MALDIVES

Diposting oleh Orestilla di 12.06.00 4 komentar


ini karena rajin kepoin semua akunnya Dian Pelangi.
dan foto-fotonya di ig sungguh bikin saya ngiler.
Maldives.
Namanya unik. Kaget karena itu nama sebuah negara. Maka jadilah saya berseluncur ria di internet nyari tau semua tentang negara kecil ini. dan tadaaaaaaa..sungguh terlalu jika saya tak berbagi.
ini dia:
Maldives, nama rasminya Republik Maldives, adalah sebuah negara pulau dengan gugusan kepulauan terumbu karang yang terletak di Lautan Hindi, di selatan pulau Lakshadweep, India. Ia terletak kira-kira 700 kilometer atau (435 batu) ke barat daya Sri Lanka. Terdapat 26 terumbu diwartakan sebagai wilayah yang mengandung sebanyak 1,192 kepulauan kecil. Namun begitu, hanya kira-kira 200 pulau saja yang didiami oleh manusia. Nama negara ini berasal daripada perkataan "Kepulauan Bergunung-gunung" (malai di dalam bahasa Tamil, bermaksud "gunung" dan teevu di dalam bahasa Tamil bermaksud "pulau") ia juga mungkin bermaksud "seribu pulau". Beberapa sarjana percaya bahawa nama "Maldives" diambil daripada perkataan Sanskrit maladvipa, bermaksud "susunan pulau-pulau", atau dari "mahila dvipa", bermaksud "pulau wanita". Ada juga yang mempercayai nama tersebut bermaksud "istana" (daripada perkataan Mahal di dalam bahasa Arab). Pada tahun 1965, Maldives mengisytiharkan kemerdekaannya dari Britain, dan pada 1968, sistem Kesultanan telah digantikan dengan Republik. Sepanjang 38 tahun, Maldives hanya pernah mempunyai 2 presiden.
Barisan paragraf tadi cukup bagi kita untuk membayangkan betapa hebatnya tempat ini. Jadi ingat kepulauan seribu yang dimiliki Indonesia. Mungkin jika pemerintah kita mau mengelola kepulauan seribu dengan lebih baik lagi, kita akan memiliki Maldives sendiri. Dan tak perlu mengeluarkan biaya yang banyak tentunya. Hahahaha.
Jujur, saya kurang suka dengan laut dan segala pesonanya. Namun untuk kali ini, saya takluk. Haha. Lagi males nulis sebenarnya, jadi monggo dinikmati aja ya foto-foto si Maldives.









Senin, Juni 2

PREY

Diposting oleh Orestilla di 09.13.00 3 komentar


Saat ini tengah malam. Seluruh rumah gelap. Ketiga anakku terserang rasa mual yang parah. Anak laki-laki dan anak perempuanku terdengar muntah di kamar mandi yang berlainan. Beberapa menit lalu kutengok mereka untuk memeriksa apa yang mereka muntahkan. Aku khawatir tentang si kecil, namun ia pun terpaksa kubuat mengeluarkan isi perut. Hanya itu harapan yang dimilikinya.
Keadaanku lumayan baik, paling tidak untuk sementara waktu. Aku tidak tahu apakah kami akan selamat: sebagian besar orang yang terlibat urusan ini sudah mati. Dan begitu banyak hal yang tidak kuketahui dengan pasti.
Fasilitasnya telah kami hancurkan, tetapi aku tidak yakin tindakan kami itu tidak terlambat.
Aku masih menunggu Mae. Ia pergi ke lab di Palo Alto dua belas jam lalu, Moga-moga ia berhasil. Moga-moga ia membuat orang-orang di sana mengerti betapa gawat situasinya. Aku menunggu-nunggu dihubungi lab, tetapi sampai sekarang belum ada kabar apa pun.
Telingaku berdering-dering, dan itu pertanda buruk. Aku juga merasakan getaran di rongga dada dan rongga perut. Moga-moga aku tidak jatuh pingsan. Anak-anak membutuhkanku, terutama si kecil. Mereka ketakutan. Dan itu wajar saja.
Aku pun demikian.
Ketika duduk dalam kegelapan ini, rasanya sulit dipercaya bahwa seminggu yang lalu masalahku yang terbesar adalah mendapatkan pekerjaan. Betapa konyol rasanya sekarang.
Tetapi begitulah, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan.


Narasi pembuka pada novel ini mengingatkan saya akan satu hal. Coba tebak!
Apa?
Iya.
ALIEN.
Haha.
Dan saya salah. Hahaha.
Tapi tentu saja cerita yang dirangkum Crichton dalam 598 halamannya yang mendebarkan tetap menarik dan menguras keringat (sekali lagi tema science fiction membuat saya merasa tengah menonton adegan demi adegan dalam sebuah film).
Si “aku” dalam cerita ini adalah Jack Forman, seorang bapak dari tiga orang anak (satu laki-laki dan dua perempuan) yang baru saja berhenti dari pekerjaannya sebagai kepala divisi program di perusahaan MediaTronics. Ia bersama timnya bertugas membuat program pemrosesan parallel terdistribusi atau program berbasis agen.
Tidak mengerti?
Sama! Saya juga bingung dengan semua istilah yang ditampilkan ketika memulai halaman pertama novel ini. Namun percaya saja, semakin banyak halaman yang kita baca, semakin banyak ilmu yang kita renda dan yaaaa tentu saja semakin banyak tanya yang akhirnya terjawab dengan sendirinya. Betapa mengagumkannya buku ini.
Jack yang tengah menikmati sibuknya menjadi bapak rumah tangga akhirnya dipanggil oleh sebuah perusahaan yang tengah disibukkan oleh ulah partikel-partikel yang menggila karena kesalahan pemrograman. Dan kebetulan yang tragis sekali karena perusahaan tersebut juga menjadi ladang bisnis istrinya sendiri, Julia.
Partikel yang menggila..
Kumpulan nano partikel yang sedianya disiapkan sebagai kamera khusus yang akan digunakan oleh Pentagon untuk mengamati wilayah musuh dalam penyempurnaan taktik perang, berubah haluan menjadi monster yang akhirnya merenggut banyak nyawa, termasuk beberapa orang pintar yang terlibat dalam tim pemrograman tersebut. Dalam novel ini, kumpulan nano partikel (robot mikro) yang diproduksi di gurun Nevada, digambarkan serupa debu yang beterbangan. Mereka berhasil lolos dari laboratorium dan mulai bereproduksi. Robot mikro ini juga mampu hidup mandiri layaknya manusia.
Pada awalnya, nano partikel ini diprogram sebagai predator. Program yang dahulunya dirancang oleh Jack. Kemudian mereka mulai berevolusi dan semakin mematikan dalam hitungan jam.
Kumpulan nano partikel akan memasuki tubuh makhluk hidup yang ia temui, menggerogotinya dan membunuhnya dalam hitungan detik. Mengerikan memang. Novel ini memperlihatkan kepada kita bagaimana teknologi mampu menjadi pembunuh keji layaknya virus.
Novel ini memang hanya sebuah rekaan. Namun program-program riset yang mendasarinya benar-benar ada. Terdapat 44 referensi yang bisa menuntun pembaca yang berminat untuk mempelajari genetika, nanoteknologi dan kecerdasan terdistribusi. Salah satunya adalah Evolutionary Design by Computers oleh Peter Bentley.
Bicara ilmu pengetahuan, ada banyak poin yang bisa kita petik di dalam novel ini. Yang paling membuat saya takjub ada di halaman 448. Tentang Rayap Afrika.
Rayap Afrika mampu membuat gundukan tanah menyerupai kastil selebar puluhan meter, dengan menara-menara yang menjulang setinggi 1,8 meter. Sebagai perbandingan, andai rayap seukuran manusia, maka gundukan tersebut menjadi pencakar langit dengan tinggi 1.600 meter dan lebar 8.000 meter. Dan sama seperti pencakar langit, sarang rayap juga memiliki arsitektur internal yang rumit, yang berfungsi memasukkan udara segar, membuang kelebihan CO2 dan panas, dan sebagainya. Di dalam struktur itu terdapat kebun untuk menumbuhkan makanan, tempat tinggal bagi kalangan petinggi, serta hunian bagi sampai dengan dua juta ekor rayap. Setiap sarang berbeda dari yang lain; masing-masing dibangun secara khusus berdasarkan tuntutan dan kelebihan lokasi tertentu.


Bagaimana akhir cerita si nano partikel?
Jack dan sahabatnya, Mae, mampu menghentikan pembiakan robot mikro ini dengan meledakkan tempat pembiakannya. Sementara itu mereka harus rela kehilangan hampir seluruh rekan kerja yang sudah terjangkiti sedari awal, termasuk Julia. Namun ada beberapa kisah menarik yang tak akan saya beberkan dalam laman ini. Kenapa? Karena saya ingin teman-teman semua menyelesaikan sendiri novel keren ini. Hahaha.
Untuk yang menyenangi bidang teknologi dan biologi, saya sarankan untuk menuntaskannya sesegera mungkin. Selamat membaca.
Salam!

Judul
:
Prey
Penulis
:
Michael Crichton
Halaman
:
598
Penerbit
:
Gramedia Pustaka Utama

 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea