Minggu, Februari 26

Mimpiku disiang bolong (Efek Galau) :D

Diposting oleh Orestilla di 09.50.00 0 komentar

Ada masanya ketika kejenuhan dan himpitan puluhan beban membuatku bosan dan ingin lari sejauh mungkin ke tempat asing yang tak seorang manusiapun ada di sana. Dan disinilah aku. Dalam ruangan 8x20 meter (aku pun tak yakin), mencoba menyimak kata demi kata yang keluar dari mulut seorang pria paruh baya yang kupanggil Bapak Dosen. Tak ada sedikitpun makna dan ilmu yang kuperoleh walau telah dengan susah payah kukerahkan kekuatan otak yang kupunya.
Aahh..kenapa rasa lelah baru datang saat ini?

Mungkin karena begitu banyak hal yang harus kupikirkan untuk segera diselesaikan. Tidak adakah sedikit waktu untuk menenangkan hati dan otakku yang sudah hampir mencapai kelumpuhan? Dan esok akan tetap menjelang. Esok yang belum kulewati tapi sudah menghantui hidupku beberapa hari terakhir ini. Bisakah aku? Mampukah? Namun mereka yang mengerti kegalauanku terus-menerus berkata bahwa aku akan mampu, seperti mampunya mereka. Dan mendengarnya saja sudah menyuntikkan begitu banyak semangat dan harapan akan kebaikan. Ya. Semoga saja. Waktuku tak sampai 24 jam lagi terhitung dari detik ini. Mau tak mau aku akan menemuinya, menemui sang waktu. Esok. Esok yang akan tetap datang walau bagaimanapun aku tak ingin bertemu dengannya.




Huaaa..tiba-tiba terlintas gambaran indah didepanku. Seandainya aku punya banyak waktu luang dan materi yang melimpah ruah, aku akan memberikan ragaku kesempatan untuk melanglang buana ke negeri antah berantah yang jauh dari jangkauan mereka yang ku kenal. Hmm..betapa menyenangkannya hal itu. Menikmati kesendirianku, meninggalkan banyak kelelahan dan masalah, membenamkan diri sepenuhnya dalam kebebasan, memeluk diriku sendiri dalam kebahagiaan.



*Pletak
 Dan itu hanya akan menjadi mimpi di siang bolong. 

Realita hidup yang ada didepan mata belum menyuruhku untuk menikmati keindahan itu. Belum. Bukan berarti tidak akan. Maka yang akan kulakukan sekarang hanyalah bersabar. Lagi dan lagi. Dan itu harus. Bersabar untuk waktu yang belum ku tau berapa lamanya. 

Inilah satu yang kupahami sampai saat ini. Ketika berat beban yang ada dipundakku tak mampu lagi untuk kupikul, aku akan menuliskannya disini, berbagi denganmu, siapapun itu. Dan ajaibnya, dalam hitungan menit saja aku sudah mampu melupakannya (untuk sementara waktu), menyiapkan lagi hati dan pikiranku untuk menjamah banyak asa di waktu yang akan datang. Terimakasih untukmu. Berharap esok akan benar-benar terlewati dengan baik. Amin.

Senin, Februari 20

Enyahlah dari hidupku

Diposting oleh Orestilla di 08.22.00 0 komentar
Pagiku yang awalnya bercahaya seakan kehilangan kerlipnya hanya dalam hitungan detik dan itu semua karena mendengarmu, lagi dan lagi.
Telah begitu banyak kesabaran dariku ketika asa yang bertahun-tahun kurajut berhamburan, hancur dan tak akan bisa lagi kurengkuh.
Telah kucoba untuk menerima kesakitan ini sebagai sebuah jalan pilihan yang telah dituliskan Sang Khalik untukku.
Telah begitu kuatnya aku berusaha untuk berdiri tegak kembali dengan kekuatan yang lebih banyak lagi dari yang telah lalu, hanya untuk memperlihatkan padamu bahwa aku bisa dan aku mampu.
Telah kubutakan mataku untuk tak lagi melihat indahnya bahagiamu dan telah kutulikan telingaku untuk tak mendengar tawa kebahagiaan itu.
Masih salahkah aku..??
Coba bicaralah dan terangkan padaku dimana letak kesalahan itu.
Coba sekali saja jiwamu hidup dalam ragaku, mampukah kamu menanggung beban terberat ini dalam hidupmu?
Cobalah untuk tak lagi mengganggu hidupku dengan alasan apapun yang kamu punya, sebanyak apapun alasan itu sekarang.
Biarkan aku bebas lepas, menikmati apa yang kupunya.
Ketika semakin banyak kata-kata itu terucap darimu, semakin aku tak mampu untuk mempercayainya.
Berbahagialah dan secepat mungkin enyahlah dari hidupku.

Jumat, Februari 17

Untukmu sang pecundang

Diposting oleh Orestilla di 10.40.00 0 komentar
Seorang ibu berjalan tertatih untuk kemudian duduk didepanku, menatap mataku, lama. Ada semburan kelelahan di mata tuanya. Ada gumpalan kekecewaan tertanam di naluri terdalamnya. Ketiadaan yang terbaca olehku walau tanpa pengucapan tegas dari mulutnya.

Ingin menggenggam tangannya, memeluk tubuh ringkihnya dan berkata, "Kelak..Tuhan akan mengembalikan lagi apa yang sudah tercatat sebagai milikmu selama ini". Tapi jawaban yang kudapat hanya deraian airmata. Dimanakah putra yang telah memberikan kesakitan itu di raga tuanya? Tak ada kah sedikitpun kasih sayang atau bahkan secuil rasa iba dihatinya? Betapa hanya untuk kesenangan dunia, dia telah melupakan kehadiran seorang wanita yang telah mengantarkannya hidup di dunia ini.


Kamu..seseorang yang telah menghadiahkan luka dihatinya..
Seandainya ada kekuatan lebih padaku, akan kujemput dan kulemparkan tubuhmu untuk bersujud dikakinya. Memintamu untuk tidak lagi menjadi seorang pecundang yang hanya bisa tertawa diatas penderitaan seorang wanita yang sangat menyayangimu. Tapi aku tak bisa melakukan apapun. Hanya menemaninya dengan airmata yang sama. Mengantarkan permintaanku pada Sang Khalik, Sang Maha Pemberi Bantuan yang kupercaya akan membantuku untuk menyampaikan sebuah hidayah untukmu. Berbalik arahlah. Tatap mata sendunya dan peluklah ia. Bahagiakan hatinya disaat Tuhan masih memberimu kesempatan, disaat masih ada satu tarikan nafas di raga tuanya. Ingatlah ketika semua orang meninggalkanmu, hanya dirinya yang mampu mendekap tubuhmu dengan kehangatan.

Rabu, Februari 15

Asa yang telah pergi

Diposting oleh Orestilla di 15.46.00 0 komentar
Asa yang telah pergi, terimakasih untukmu. Kepergianmu melahirkan jutaan kebahagiaan untukku, hari ini. Laksana pelangi yang merekah ketika hantaman hujan berlalu. Meninggalkan keindahan tiada tara yang tak akan ada tanpa kedatanganmu.

Asa yang telah hilang, tersenyumlah disana. Tanpa hadiah kesakitan darimu, aku tak akan pernah menjadi manusia seperti hari ini. Manusia yang dengan kekuatannya mampu berdiri dengan kepala tegak dan mengembangkan kedua sayapku untuk kemudian terbang, berusaha menjangkau asa yang lebih tinggi lagi.

Wahai asa yang pernah ada..
Sentakanmu menjadi cambuk bagiku untuk berlari menerjang kerasnya dunia.
Cacianmu menjadi doa bagiku untuk menjamah likuan jalan hidup berikutnya.
Tamparanmu menjadi dorongan bagiku untuk melangkah maju tanpa ada lagi guratan hampa.

Asa yang kini telah benar-benar lenyap dalam detakan duniaku, tanpamu tak akan ada cerita ini. Tanpamu, tak akan ada aku yang saat ini sanggup menengadah dengan semburat senyum di wajahku. Tanpamu, kebahagiaanku hari ini tak akan lengkap. Tanpamu, aku tak akan pernah tahu, apa dan bagaimana sesungguhnya aku.

Surat cintaku (Aku mencintai caramu mencintaiku)

Diposting oleh Orestilla di 08.01.00 0 komentar
Ya Rabb..saatku bersedih, Kau hadirkan orang-orang terbaik tuk menghiburku. Kau hadirkan insan-insan berhati mulia yang senantiasa mengajarkanku tuk mencintai-Mu dan ku tahu Kau selalu ada di sampingku, tersenyum padaku..

Saatku mulai lelah dengan perjalanan panjang tak berujung, lelah mengejar cita dan cinta yang tak kunjung dapat ku gapai, Kau beri aku bingkisan indah, sebuah jalan terbaik yang tak pernah terpikir olehku. Dan saatku mulai bimbang dengan pilihanku, Kau bimbing aku menuju cahaya-Mu.

Saat ku mulai malas berinteraksi dengan surat cinta-Mu, saat novel terlihat lebih menggiurkan tuk dilahap, saat otak begitu menuntutku tuk diisi dengan agenda permasalahan dunia, saat itulah Kau tegur aku. Saat itulah hati mulai terasa hampa. Namun tak Kau biarkan aku terbuai dengan pesona indahnya dunia yang hanya sementara. Kini kusadari kekuatanku ada saat ku dekat dengan surat cinta-Mu, ketenangan hadir saat lantunan ayat-ayat-Mu kubaca, dan kusadari kebersihan hatiku hanya kudapat saat jiwa ini tak lepas dari Al-Quran surat cinta-Mu yang begitu agung nan syahdu.


Saat diri ini mulai malas menunaikan berbagai amanah, saat tubuh ini begitu ingin diistirahatkan, saat jiwa petualangku begitu menuntut tuk lari bersama angin meninggalkan semuanya, kembali Kau ingatkan aku bahwa kewajiban yang ada memang lebih banyak dari waktu yang tersedia. Kesenangan yang ku damba di dunia tak kan seberapa dibandingkan dengan kenikmatan abadi di akhirat nanti yang telah disediakan oleh-Mu atas setiap pengorbanan dari insan yang rela berjuang di jalan-Mu . Kau ingatkan aku akan azab melalaikan amanah. Hingga kesenanganku menikmati kebebasan sirna seketika karena dihantui rasa bersalah hingga mengajakku kembali kepada-Mu..kembali untuk mengemban segala amanah yang ada di pundakku..

Saat udara dingin mengurungkan niatku menemui-Mu di sepertiga malam, saat mataku terpejam terlalu dalam, saat tubuhku terlalu malas tuk bangkit, saat itulah teguran itu mulai kurasakan. Pagi yang cerah seolah kehilangan keceriaannya, setiap kata yang terucap seolah jadi tak bermakna dan begitu hambar. Jangankan bisa menyentuh hati lawan bicara, hati sendiri pun seolah kehilangan ruhnya.

Saat pikiranku mulai melayang dengan angan yang tak tentu arah, saat mengingat-Mu tak lagi sempurna, saat itulah Kau tegur segala kelalaianku. Kau buat aku menyadari betapa kecilnya anganku itu dan betapa besarnya cita-cita yang seharusnya layak ku gapai serta betapa banyaknya tugas yang membutuhkan uluran tangan dan tanggung jawabku. Bukankah kita semua menyadari akan harapan dan cita-cita besar kita? Sungguh, tak ada waktu tuk berleha-leha dan tak ada waktu tuk memikirkan hal-hal yang tak berkaitan dengan segala harapan dan cita-cita itu.

Saat waktuku terlalu sibuk mengejar kesenangan dunia dan terlalu sibuk mencari cinta manusia, Kau ingatkan aku betapa ruginya menukar cinta-Mu yang Maha Penyayang dengan itu semua. Padahal cinta-Mu pasti menundukkan kecintaan seisi langit dan bumi.

Ya Rabb.. Sungguh, cara-Mu menegurku begitu indah, begitu manis dan penuh cinta. Terkadang ku harus sakit, ku harus jatuh dan ku harus menangis. Namun dalam hatiku yang penuh noda ini tetap Kau sisipkan sebuah celah tuk memasukkan cahaya hidayah-Mu agar aku bisa memahami kasih sayang-Mu. Cahaya itulah yang menyadarkanku akan teguran-Mu dan mengembalikan jiwaku yang lalai agar kembali mengingat-Mu.

Sesungguhnya di kala kurenungkan selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa namun hanya orang-orang berimanlah yang mampu memetik hikmah itu. Hanya hati yang bersih yang mampu menerima cahaya hidayah-Mu. Hanya hati yang terbuka yang mampu membaca cinta-Mu dan hanya orang-orang berakallah yang mampu belajar serta memahami teguran-Mu sehingga berubah menjadi pribadi yang lebih mulia. Dan aku ingin menjadi salah seorang dari mereka Rabb.

Ya Rabb..Aku mencintai cara-Mu mencintaiku. Aku mencintai cara-Mu menegurku maka ajari aku untuk terus mencintai-Mu dan tetapkan iman di dadaku hingga akhir waktu. Amin.

_Wanita Sholehah, Mutiara Muslimah Sejati_

Selasa, Februari 14

Membunuhmu

Diposting oleh Orestilla di 08.43.00 0 komentar
Terinspirasi dari tulisan sebelumnya yang dilahirkan saudara sepupuku nun jauh di sana, postingan kali ini akan menjadi benar-benar berbeda. Aku coba. Kali ini tak lagi menjadi sosok perempuan lemah dengan banyak dilema dan kegalauan. Tapi berdiri tepat dan tegak sebagai seorang perempuan kejam tak berperasaan. Uuuhhh..miris. Namun tak ada yang salah ketika aku ingin memposisikan diriku menjadi pembunuh perasaan berdarah dingin seperti itu. Haha. Kita lihat saja. Mampukah aku?

Dalam kebekuan hari dan dinginnya angin kali ini, ada sesuatu yang mendidih dalam tubuh rapuhku. Apakah itu? Akupun tak tau. Rasa panas menyebar melewati kulit porselenku dan berhenti pada wajah yang secepat kilat menimbulkan rona kemerahan. Bukan malu karena tersanjung. Tapi kemarahan yang mengangkasa. Kemarahan yang mengganggu lelapku beberapa malam ini. Kemarahan yang membuatku ingin meludahi wajahmu dan berkata, "Enyahlah kau dari gemerlapnya dunia. Matilah dengan kehinaan dan tunggu pembalasan terkejam untukmu di neraka sana".


Tubuhmu yang kuat bak algojo diseberang sana melahirkan hasrat membunuh tak berkesudahan dalam nadiku. Ingin kusambar sebuah pisau tua berkarat dan menikamkannya tepat dijantungmu. Untuk kemudian membanjiri tempatmu dengan genangan darah hitam yang siratkan legam kejahatanmu. Kurapatkan sepuluh jariku, mengumpulkan darah kotormu dalam genggaman dan kuhadiahkan pada binatang-binatang yang haus akan darah. Betapa indahnya menatapmu dalam selimut kematian. Tangisan kesakitanmu membuatku benar-benar terbahak. Lolongan perihmu bagai selentingan musik pengantar tidurku. Dan disinilah aku dan kamu. Aku yang berdiri kokoh dengan pisau bergelimang darah ditangan kiriku dan kamu yang terpojok disudut sana dengan taman darah disekelilingmu. Masih berpikirkah kamu bahwa aku akan menyongsongmu dan membasuh luka-luka itu? TIDAK. Aku hanya akan menatapmu. Menjemput kematianmu perlahan tepat didepan kedua bola mataku.

-The End-

Sadaaapppp..Susah juga ternyata jadi orang berhati kejam minus perasaan seperti itu. Agak-agak ngeri gimanaaa gitu. Yah. Hanya mampu menelurkan 2 paragraf singkat.Namun percobaan untuk menjadi jiwa yang berbeda sudah kulakukan dan berharap di waktu berikutnya aku bisa menjadi seseorang yang lain, lagi.

Senin, Februari 13

Masa Depan

Diposting oleh Orestilla di 16.10.00 0 komentar
Ini tulisannya adek gantengku -- Priangga Emilsyah (kakakmu langsung posting dek karena suka) ^^

Phrase I

Hah, saat ini terlalu lelah jika hanya berdiri tanpa bertindak
Masalah-masalah ini membuatku seperti terbelenggu, didalam sebuah pipa pembuangan
Baunya seperti kaos kaki dicampur dengan bawang putih , mereka membakar setiap bagian tulang-tulang ini, sampai-sampai mendidih karna nya.
Tapi apapun itu, ketahuilah, itu hanya Metafora belaka

Kadang tak cukup waktu untuk membuat kalian semua bangga padaku
Tetap menganggapku tak berguna dan rendahan , walaupun hal yg tinggi telah kuraih.
Persetan dengan kalian ! kan  kutikam kalian dengan pisau yang kudapat dari paman syawal situkang sandwich keliling
dan akan kubersihkan darah kalian dengan pembersih sepeda lamaku

Senin , selasa , rabu dan seterusnya tak pernah ada kegiatan yang berbeda
Hanya aktifitas bodoh yang terus kukerjakan
Ke tempat belajar, Bercengkrama dengan teman, bercerita lucu , tertawa bahkan berkelahi,
"Hei !! kurasa waktu bisa berhenti untuk itu,dan sekarang bukan waktunya menonton kartun, kurasa ada yang lebih penting yang harus dilakukan daripada hal-hal seperti itu"

Kadang rasanya aku muak dengan semuanya, ingin kuteriak memanggil seseorang,
mengikatnya di tiang bendera upacara sd, sendirian selama 2 jam
Agar ada seseorang, yang akhirnya tau perasaanku saat ini.

Menulis lagu bukanlah keahlianku
aku hanya sedikit belajar dari marshall, idolaku
dia berkata "keluarkan masalahmu dengan menulis lirikmu sendiri, aku senang jadi orang yang apa adanya , jelek kukatakan jelek, baik kukatakan baik, tapi jika ada yang merendahkanku, aku tak segan-segan menembak kepalanya"

Ya, marshall, aku sadar, mungkin itu yang kubutuhkan
Karna aku mengenalmu melebihi aku mengenal pamanku sendiri , aku fans terbesarmu
Jadi mulai malam ini, pena yang biasanya ada di tas robekku, akan bergerak mengikuti sang tuan berjalan.
Terserah apa yang mau kalian katakan
Persetan dengan semua itu, karena aku akan memulai lyric ini.

Poin pertama kalian tak tau aku, tapi berusaha menjatuhkanku, dalam undang-undang itu tak masalah, karna kalian punya hak untuk berbicara.
Tapi hei "kadang undang-undang tak berlaku dalam hidup bebasku"
Karna aku punya  undang-undang sendiri.
Maka sebaiknya berpikirlah sebelum bertindak, karna yang kalian lihat hanya fatamorgana,
Tangan tak sebesar jari kaki, Buktikanlah. apa kalian bisa berjalan dengan tangan??
Sementara itu , jari kaki yang menopang kalian berjalan.
Jadi berpikirlah sebelum bertindak, karna otak lebih besar dari semuanya.
Jika kalian tetap tak mengerti, arti semua ini,
Tak ada salahnya jika kita pergi kepoin kedua, dimana otak kalian tak terpakai, dan kalian cuma  cacing kecil sedangkan aku ular berbisa yang akan mencabik-cabik segalanya.


Reff

Memang bagaimanapun aku, seburuk apapun aku, takkan pernah ada yang ingin menjadi aku.
Hanya berbisik, "kenapa harus begini, tak seharusnya tuhan memberikan takdir seperti ini", tapi kemudian ada suara kecil,bisikan dan kurasa itu hati kecilku.
suara itu mengatakan "Biarlah apa yang mereka terus katakan tentangku, mencela, membakar dan mencampakkan aku ketempat yang kotor ini"
Toh, tak ada yang akan rugi dan tak ada yang untung jika kelak aku akan berhasil atau gagal.
Jadi yang saat ini kudengarkan hanya suara hatiku sendiri, menatap masa depan yang tak pernah mengatakan "kau pasti gagal"
tak pernah, bahkan sekali pun tak pernah.
Taukah kalian? masa depan selalu diam dan memberikan setiap semangat yang ada.
Dan saat ini kukatakan, Persetan dengan  kalian, mereka dan siapapun yang menghalangi jalanku
Bersiap-siaplah, karena masa depan akan segera kuraih .


Phrase II

Kadang aku lupa , kalau menyiksa itu dalam peraturan, tak boleh dilakukan.
Tapi kadang aku lupa apa arti  peraturan itu sendiri.
"Manusia adalah makhluk sosial", aku ingat kata-kata itu, buk guru yus yang memberikannya sewaktu kelas 5 sd.
Banyak yang tau artinya, tapi tak tahu maknanya
Lihatlah berapa banyak teman yang mengacuhkanmu ketika kamu sendirian, bersedih akan sesuatu, atau bahkan mungkin menangisi kejadian buruk dalam hidupmu.
Aku bertaruh dengan semua uang yang kumiliki, jika ada 4 orang saja yang akan menanggapi masalahmu,
Karna itu takkan terjadi, karna apa? karna banyak manusia tak tau, apa arti sosial dan persahabatan itu sesungguhnnya.

"Belajarlah disekolahan" dan kau akan pintar, itu yang orang besar katakan.
Tapi marshall berkata "membaca lah , apa saja dan dimana saja, maka kau akan menjadi bijak".
Aku tau marshall. karna aku adalah penggemar beratmu
Aku suka semangatmu ketika kau dibuang oleh ayahmu, kau tak menyerah,  tetap berjuang.
Aku suka ketika kau mengatakan sesuatu yang buruk ketika itu memang dibutuhkan
Tapi banyak orang yang menghinamu, begitu juga banyak orang yang menghina dan mencibir terhadapku
Menatapku tajam seakan-akan aku semut besar diantara semut-semut kecil, jadi

(back to reff)

Phrase III

Hei, 1,2,3. coba hitung berapa kali aku berbaik hati pada kalian . Pada hitungan ke berapa semua itu akan berakhir??
ha ha, tak da yang tau, bahkan waktupun tak kan bisa menjawab.

Bernafaslah dalam semangat, terbakarlah karna ejekan-ejekan dari semua lawanmu.
Kalau saja lebah-lebah itu membunuh binatang-binatang lain yang mengganggu mereka mencari madu
Pasti tak kan ada makanan untuknya,
Tapi sebaliknya, tak berpengaruh pada mereka.
jadi,acuhkan saja, anggap hal itu sebagai ujian pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
Dan di akhir lyric ini kukatakan padamu, "ikutilah hati, ikutilah jiwamu,
Karna itu akan menuntunmu ke arah yang kau inginkan"

(back to reff)

Yo, bagi setiap orang yang jatuh
bangunlah,
raih semua mimpi dengan semangat
dan bagi setiap orang yang mengganggumu,
katakan "kau dapat melakukan apa yang kau mau"
tapi tak akan bisa menghentikan langkahku.

(Priangga Emilsyah-Masa depan-1st rap lyric by myself)



P.S : this is in indonesian,for information, i made it by english. and real tittle's "future".

Jumat, Februari 10

Institut Pemerintahan DalamNegeri #Part2

Diposting oleh Orestilla di 10.48.00 1 komentar
Kebosanan membawaku lagi ke laman ini. Ya. Tempatku menumpahkan segala gundah, merangkai asa dan harapan, berbagi banyak kebahagiaan dengan semua sahabat yang selalu menyempatkan diri melongok duniaku ditengah kesibukan mereka yang kupastikan telah habis menyita 24 jam yang ada.

Postingan keduaku tentang tempat ini. Entah darimana awalnya, ada kerinduan yang begitu membuncah tatkala menelusuri kembali jejak-jejak perjalananku bersama mereka semua. Ratusan potret yang saat ini ada dalam genggamanku mentransfer jutaan rindu menuju hati. Hanya mampu menatapnya dengan senyum, dengan rasa syukur luar bisa untuk Khalik-ku karena memberiku kesempatan untuk bertemu dan merenda banyak cita bersama mereka, di sana, di Institut Pemerintahan Dalam Negeri.


Jutaan kenangan yang tersimpan rapi dalam memori masing-masing dari kita tak akan pernah bisa dibeli dengan harga setinggi apapun. Kenangan itu akan terbungkus dalam keabadian. Betapa bangganya memiliki mereka semua dalam hidup. Betapa membahagiakannya memiliki ribuan saudara yang saat ini ada di seluruh nusantara. Jayalah selalu almamaterku, jayalah selalu IPDNku. Semoga akan selalu melahirkan tunas-tunas bangsa yang akan mengabdikan jiwa dan raganya untuk Indonesia.

BHINNEKA NARA EKA BHAKTI, PRAJA....!!!!!

Lintas kenangan 2006 - 2009, let's check it ^^
















Kamis, Februari 9

Berhentilah, kumohon

Diposting oleh Orestilla di 16.03.00 0 komentar

Bagimu yang tak pernah jatuh terpuruk kekedalaman jurang kekecewaan, mungkin tak akan paham arti tetesan airmata yang membahana karena adanya kesakitan.

Mampukah kamu membayangkan bagaimana rasanya mendaki jalanan terjal penuh batu yang tak sedikit menggerogoti kakimu dan menghadiahkan luka bernanah?
Atau mampukah kamu merasakan bagaimana mirisnya hati saat lukamu yang belum tersembuhkan disirami ratusan tetes air garam?

TIDAK...!!!!

Kamu tak pernah memposisikan dirimu disana dan membuat rasamu tak mampu menjamah rasa sakit itu.  Tak ada berhak padaku untuk memaksamu mengerti, tidak sama sekali. Hanya tolong jangan lagi hadir dengan cara apapun yang kamu miliki.

Berhentilah, kumohon.
Selentingan denting irama kehidupan yang perlahan hilang ditelan hembusan angin dan tak lagi meninggalkan bekas, anggap saja itu aku.

Rabu, Februari 8

Hey cantik, tersenyumlah ^^

Diposting oleh Orestilla di 14.59.00 1 komentar
Tulisan ini sengaja kugoreskan untuk seorang sahabat yang akan segera mengejar asa berikutnya, jauh ke negeri seberang. Andin Niantima Primasari, S.IP.M.Si. Selamat ya sayang, Allah sedang mengulurkan kasih sayangnya buatmu lewat sebuah kesempatan besar yang tak akan pernah datang kedua kalinya dalam hidup. Siapa yang tak ingin mendapatkan mimpi seperti yang saat ini ada dalam genggamanmu? Aku dan sahabat-sahabat kita yang lain pasti juga menginginkannya. Dan saat ini, kamulah yang ditunjuk Sang Khalik, mempercayakan kesempatan ini padamu, percaya bahwa kamulah yang sekarang mampu menjalaninya dengan baik. Bahagia sekali ketika kabar gembira itu datang. Sahabatku berhasil menapaki mimpinya untuk melanjutkan pendidikan S3nya di Malang sana. Jauh memang. Dan itu berarti akan ada jarak dan waktu yang akan membentang diantara aku, kamu dan sahabat-sahabat kita yang lain. Namun inilah jalan hidup berikutnya yang akan kamu tempuh. Berbahagialah, berbesar hatilah dan rampungkan mimpi-mimpi itu.

Akan ada begitu banyak cerita nantinya. Akan ada begitu banyak suka dan airmata. Tapi aku yakin, kamu perempuan kuat yang akan menghadapi segalanya dengan kedewasaan, kesabaran dan hati yang penuh kasih. Seberat apapun cobaan yang lalu, sesakit apapun datangnya, aku percaya kamu akan melewatinya dengan kepala tegak dan senyuman diwajahmu.  Karena kamu perempuan berharga. Berharga bagi orang-orang yang menyayangimu dengan ketulusan.Dan itu semua terbukti hari ini, hari dimana Allah memberikan sebuah hadiah untuk semua kebaikan yang telah kamu pupuk selama ini.

Hanya doa yang akan mengantar keberangkatanmu esok. Berbaik hatilah selalu seperti yang selama ini kamu berikan untuk kami, sahabat-sahabatmu. Jaga dirimu dan persiapkanlah sebuah kabar gembira berikutnya untukku. Lupakan kesedihanmu. Jadikan kesakitan itu pelajaran untuk hidupmu mendatang. Dan percayalah, Allah tak pernah tidur untuk melihat dan merasakan apa yang saat ini tersimpan di dalam hatimu.

Hey cantik, tersenyumlah selalu ^^

Selasa, Februari 7

Tolonglah aku

Diposting oleh Orestilla di 15.26.00 0 komentar

Aku terjerembab jatuh ke sebuah lubang menganga berisi ribuan liter air yang bisa saja membuatku mati kehabisan udara.
Dimanakah letak salahnya?
Lubang kelam yang tak memberikan aba-aba akan keberadaannya, licinnya jalan yang kutempuh hingga terjatuh atau kebodohanku yang tidak pernah bisa berenang?
Aku tak tau itu.
Yang ku tau cuma satu, aku sedang terperangkap di sini. Mencoba menegakkan kepala agar udara di atas sana bisa kuraih dan kukirimkan ke paru-paru, membantuku untuk tetap hidup. Menggapai apapun yang bisa kusentuh agar ragaku bisa segera keluar dari lubang kelam ini. Atau mungkin aku bisa mengajarkan kakiku untuk mendayung agar tubuhku tetap mengambang, tak hanya diam menunggu kematian. Apapun akan kulakukan untuk meninggalkan kegelapan ini, secepat mungkin, sekuat yang aku bisa.

Dan tiba-tiba, tangan itu muncul.
Jantungku berdegup karena kegembiraan. Ya. Ada yang datang mengulurkan tangannya untukku. Betapa pertolongan itu sangat berarti. Aroma kematian seakan menguap pergi. Kuraih tangan itu dan mendorong badanku dengan sisa-sisa tenaga yang ku punya.

Tapi, apa ini?
Bukannya menarikku keluar dari si lubang kelam, tangan itu malah mendorongku, menghempaskan tubuh rapuhku jauh lebih dalam. Riakan air seakan memelukku erat dan tak ingin melepaskannya lagi walau hanya untuk sesaat. Airmataku jatuh, jatuh dan semakin deras. Aku takut. Siapa dia? Siapa yang dengan begitu teganya memberikanku harapan akan hidup dan menghancurkannya hanya dalam hitungan detik?

Air-air ini memasuki tenggorokanku, aahh..betapa perihnya. Mereka mulai menggerayangi mata, hidung dan telingaku. Tak ada lagi udara. Sesak. Dan segalanya menghitam, legam. Siapapun kamu, tolong. Tolonglah aku.

Minggu, Februari 26

Mimpiku disiang bolong (Efek Galau) :D

Diposting oleh Orestilla di 09.50.00 0 komentar

Ada masanya ketika kejenuhan dan himpitan puluhan beban membuatku bosan dan ingin lari sejauh mungkin ke tempat asing yang tak seorang manusiapun ada di sana. Dan disinilah aku. Dalam ruangan 8x20 meter (aku pun tak yakin), mencoba menyimak kata demi kata yang keluar dari mulut seorang pria paruh baya yang kupanggil Bapak Dosen. Tak ada sedikitpun makna dan ilmu yang kuperoleh walau telah dengan susah payah kukerahkan kekuatan otak yang kupunya.
Aahh..kenapa rasa lelah baru datang saat ini?

Mungkin karena begitu banyak hal yang harus kupikirkan untuk segera diselesaikan. Tidak adakah sedikit waktu untuk menenangkan hati dan otakku yang sudah hampir mencapai kelumpuhan? Dan esok akan tetap menjelang. Esok yang belum kulewati tapi sudah menghantui hidupku beberapa hari terakhir ini. Bisakah aku? Mampukah? Namun mereka yang mengerti kegalauanku terus-menerus berkata bahwa aku akan mampu, seperti mampunya mereka. Dan mendengarnya saja sudah menyuntikkan begitu banyak semangat dan harapan akan kebaikan. Ya. Semoga saja. Waktuku tak sampai 24 jam lagi terhitung dari detik ini. Mau tak mau aku akan menemuinya, menemui sang waktu. Esok. Esok yang akan tetap datang walau bagaimanapun aku tak ingin bertemu dengannya.




Huaaa..tiba-tiba terlintas gambaran indah didepanku. Seandainya aku punya banyak waktu luang dan materi yang melimpah ruah, aku akan memberikan ragaku kesempatan untuk melanglang buana ke negeri antah berantah yang jauh dari jangkauan mereka yang ku kenal. Hmm..betapa menyenangkannya hal itu. Menikmati kesendirianku, meninggalkan banyak kelelahan dan masalah, membenamkan diri sepenuhnya dalam kebebasan, memeluk diriku sendiri dalam kebahagiaan.



*Pletak
 Dan itu hanya akan menjadi mimpi di siang bolong. 

Realita hidup yang ada didepan mata belum menyuruhku untuk menikmati keindahan itu. Belum. Bukan berarti tidak akan. Maka yang akan kulakukan sekarang hanyalah bersabar. Lagi dan lagi. Dan itu harus. Bersabar untuk waktu yang belum ku tau berapa lamanya. 

Inilah satu yang kupahami sampai saat ini. Ketika berat beban yang ada dipundakku tak mampu lagi untuk kupikul, aku akan menuliskannya disini, berbagi denganmu, siapapun itu. Dan ajaibnya, dalam hitungan menit saja aku sudah mampu melupakannya (untuk sementara waktu), menyiapkan lagi hati dan pikiranku untuk menjamah banyak asa di waktu yang akan datang. Terimakasih untukmu. Berharap esok akan benar-benar terlewati dengan baik. Amin.

Senin, Februari 20

Enyahlah dari hidupku

Diposting oleh Orestilla di 08.22.00 0 komentar
Pagiku yang awalnya bercahaya seakan kehilangan kerlipnya hanya dalam hitungan detik dan itu semua karena mendengarmu, lagi dan lagi.
Telah begitu banyak kesabaran dariku ketika asa yang bertahun-tahun kurajut berhamburan, hancur dan tak akan bisa lagi kurengkuh.
Telah kucoba untuk menerima kesakitan ini sebagai sebuah jalan pilihan yang telah dituliskan Sang Khalik untukku.
Telah begitu kuatnya aku berusaha untuk berdiri tegak kembali dengan kekuatan yang lebih banyak lagi dari yang telah lalu, hanya untuk memperlihatkan padamu bahwa aku bisa dan aku mampu.
Telah kubutakan mataku untuk tak lagi melihat indahnya bahagiamu dan telah kutulikan telingaku untuk tak mendengar tawa kebahagiaan itu.
Masih salahkah aku..??
Coba bicaralah dan terangkan padaku dimana letak kesalahan itu.
Coba sekali saja jiwamu hidup dalam ragaku, mampukah kamu menanggung beban terberat ini dalam hidupmu?
Cobalah untuk tak lagi mengganggu hidupku dengan alasan apapun yang kamu punya, sebanyak apapun alasan itu sekarang.
Biarkan aku bebas lepas, menikmati apa yang kupunya.
Ketika semakin banyak kata-kata itu terucap darimu, semakin aku tak mampu untuk mempercayainya.
Berbahagialah dan secepat mungkin enyahlah dari hidupku.

Jumat, Februari 17

Untukmu sang pecundang

Diposting oleh Orestilla di 10.40.00 0 komentar
Seorang ibu berjalan tertatih untuk kemudian duduk didepanku, menatap mataku, lama. Ada semburan kelelahan di mata tuanya. Ada gumpalan kekecewaan tertanam di naluri terdalamnya. Ketiadaan yang terbaca olehku walau tanpa pengucapan tegas dari mulutnya.

Ingin menggenggam tangannya, memeluk tubuh ringkihnya dan berkata, "Kelak..Tuhan akan mengembalikan lagi apa yang sudah tercatat sebagai milikmu selama ini". Tapi jawaban yang kudapat hanya deraian airmata. Dimanakah putra yang telah memberikan kesakitan itu di raga tuanya? Tak ada kah sedikitpun kasih sayang atau bahkan secuil rasa iba dihatinya? Betapa hanya untuk kesenangan dunia, dia telah melupakan kehadiran seorang wanita yang telah mengantarkannya hidup di dunia ini.


Kamu..seseorang yang telah menghadiahkan luka dihatinya..
Seandainya ada kekuatan lebih padaku, akan kujemput dan kulemparkan tubuhmu untuk bersujud dikakinya. Memintamu untuk tidak lagi menjadi seorang pecundang yang hanya bisa tertawa diatas penderitaan seorang wanita yang sangat menyayangimu. Tapi aku tak bisa melakukan apapun. Hanya menemaninya dengan airmata yang sama. Mengantarkan permintaanku pada Sang Khalik, Sang Maha Pemberi Bantuan yang kupercaya akan membantuku untuk menyampaikan sebuah hidayah untukmu. Berbalik arahlah. Tatap mata sendunya dan peluklah ia. Bahagiakan hatinya disaat Tuhan masih memberimu kesempatan, disaat masih ada satu tarikan nafas di raga tuanya. Ingatlah ketika semua orang meninggalkanmu, hanya dirinya yang mampu mendekap tubuhmu dengan kehangatan.

Rabu, Februari 15

Asa yang telah pergi

Diposting oleh Orestilla di 15.46.00 0 komentar
Asa yang telah pergi, terimakasih untukmu. Kepergianmu melahirkan jutaan kebahagiaan untukku, hari ini. Laksana pelangi yang merekah ketika hantaman hujan berlalu. Meninggalkan keindahan tiada tara yang tak akan ada tanpa kedatanganmu.

Asa yang telah hilang, tersenyumlah disana. Tanpa hadiah kesakitan darimu, aku tak akan pernah menjadi manusia seperti hari ini. Manusia yang dengan kekuatannya mampu berdiri dengan kepala tegak dan mengembangkan kedua sayapku untuk kemudian terbang, berusaha menjangkau asa yang lebih tinggi lagi.

Wahai asa yang pernah ada..
Sentakanmu menjadi cambuk bagiku untuk berlari menerjang kerasnya dunia.
Cacianmu menjadi doa bagiku untuk menjamah likuan jalan hidup berikutnya.
Tamparanmu menjadi dorongan bagiku untuk melangkah maju tanpa ada lagi guratan hampa.

Asa yang kini telah benar-benar lenyap dalam detakan duniaku, tanpamu tak akan ada cerita ini. Tanpamu, tak akan ada aku yang saat ini sanggup menengadah dengan semburat senyum di wajahku. Tanpamu, kebahagiaanku hari ini tak akan lengkap. Tanpamu, aku tak akan pernah tahu, apa dan bagaimana sesungguhnya aku.

Surat cintaku (Aku mencintai caramu mencintaiku)

Diposting oleh Orestilla di 08.01.00 0 komentar
Ya Rabb..saatku bersedih, Kau hadirkan orang-orang terbaik tuk menghiburku. Kau hadirkan insan-insan berhati mulia yang senantiasa mengajarkanku tuk mencintai-Mu dan ku tahu Kau selalu ada di sampingku, tersenyum padaku..

Saatku mulai lelah dengan perjalanan panjang tak berujung, lelah mengejar cita dan cinta yang tak kunjung dapat ku gapai, Kau beri aku bingkisan indah, sebuah jalan terbaik yang tak pernah terpikir olehku. Dan saatku mulai bimbang dengan pilihanku, Kau bimbing aku menuju cahaya-Mu.

Saat ku mulai malas berinteraksi dengan surat cinta-Mu, saat novel terlihat lebih menggiurkan tuk dilahap, saat otak begitu menuntutku tuk diisi dengan agenda permasalahan dunia, saat itulah Kau tegur aku. Saat itulah hati mulai terasa hampa. Namun tak Kau biarkan aku terbuai dengan pesona indahnya dunia yang hanya sementara. Kini kusadari kekuatanku ada saat ku dekat dengan surat cinta-Mu, ketenangan hadir saat lantunan ayat-ayat-Mu kubaca, dan kusadari kebersihan hatiku hanya kudapat saat jiwa ini tak lepas dari Al-Quran surat cinta-Mu yang begitu agung nan syahdu.


Saat diri ini mulai malas menunaikan berbagai amanah, saat tubuh ini begitu ingin diistirahatkan, saat jiwa petualangku begitu menuntut tuk lari bersama angin meninggalkan semuanya, kembali Kau ingatkan aku bahwa kewajiban yang ada memang lebih banyak dari waktu yang tersedia. Kesenangan yang ku damba di dunia tak kan seberapa dibandingkan dengan kenikmatan abadi di akhirat nanti yang telah disediakan oleh-Mu atas setiap pengorbanan dari insan yang rela berjuang di jalan-Mu . Kau ingatkan aku akan azab melalaikan amanah. Hingga kesenanganku menikmati kebebasan sirna seketika karena dihantui rasa bersalah hingga mengajakku kembali kepada-Mu..kembali untuk mengemban segala amanah yang ada di pundakku..

Saat udara dingin mengurungkan niatku menemui-Mu di sepertiga malam, saat mataku terpejam terlalu dalam, saat tubuhku terlalu malas tuk bangkit, saat itulah teguran itu mulai kurasakan. Pagi yang cerah seolah kehilangan keceriaannya, setiap kata yang terucap seolah jadi tak bermakna dan begitu hambar. Jangankan bisa menyentuh hati lawan bicara, hati sendiri pun seolah kehilangan ruhnya.

Saat pikiranku mulai melayang dengan angan yang tak tentu arah, saat mengingat-Mu tak lagi sempurna, saat itulah Kau tegur segala kelalaianku. Kau buat aku menyadari betapa kecilnya anganku itu dan betapa besarnya cita-cita yang seharusnya layak ku gapai serta betapa banyaknya tugas yang membutuhkan uluran tangan dan tanggung jawabku. Bukankah kita semua menyadari akan harapan dan cita-cita besar kita? Sungguh, tak ada waktu tuk berleha-leha dan tak ada waktu tuk memikirkan hal-hal yang tak berkaitan dengan segala harapan dan cita-cita itu.

Saat waktuku terlalu sibuk mengejar kesenangan dunia dan terlalu sibuk mencari cinta manusia, Kau ingatkan aku betapa ruginya menukar cinta-Mu yang Maha Penyayang dengan itu semua. Padahal cinta-Mu pasti menundukkan kecintaan seisi langit dan bumi.

Ya Rabb.. Sungguh, cara-Mu menegurku begitu indah, begitu manis dan penuh cinta. Terkadang ku harus sakit, ku harus jatuh dan ku harus menangis. Namun dalam hatiku yang penuh noda ini tetap Kau sisipkan sebuah celah tuk memasukkan cahaya hidayah-Mu agar aku bisa memahami kasih sayang-Mu. Cahaya itulah yang menyadarkanku akan teguran-Mu dan mengembalikan jiwaku yang lalai agar kembali mengingat-Mu.

Sesungguhnya di kala kurenungkan selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa namun hanya orang-orang berimanlah yang mampu memetik hikmah itu. Hanya hati yang bersih yang mampu menerima cahaya hidayah-Mu. Hanya hati yang terbuka yang mampu membaca cinta-Mu dan hanya orang-orang berakallah yang mampu belajar serta memahami teguran-Mu sehingga berubah menjadi pribadi yang lebih mulia. Dan aku ingin menjadi salah seorang dari mereka Rabb.

Ya Rabb..Aku mencintai cara-Mu mencintaiku. Aku mencintai cara-Mu menegurku maka ajari aku untuk terus mencintai-Mu dan tetapkan iman di dadaku hingga akhir waktu. Amin.

_Wanita Sholehah, Mutiara Muslimah Sejati_

Selasa, Februari 14

Membunuhmu

Diposting oleh Orestilla di 08.43.00 0 komentar
Terinspirasi dari tulisan sebelumnya yang dilahirkan saudara sepupuku nun jauh di sana, postingan kali ini akan menjadi benar-benar berbeda. Aku coba. Kali ini tak lagi menjadi sosok perempuan lemah dengan banyak dilema dan kegalauan. Tapi berdiri tepat dan tegak sebagai seorang perempuan kejam tak berperasaan. Uuuhhh..miris. Namun tak ada yang salah ketika aku ingin memposisikan diriku menjadi pembunuh perasaan berdarah dingin seperti itu. Haha. Kita lihat saja. Mampukah aku?

Dalam kebekuan hari dan dinginnya angin kali ini, ada sesuatu yang mendidih dalam tubuh rapuhku. Apakah itu? Akupun tak tau. Rasa panas menyebar melewati kulit porselenku dan berhenti pada wajah yang secepat kilat menimbulkan rona kemerahan. Bukan malu karena tersanjung. Tapi kemarahan yang mengangkasa. Kemarahan yang mengganggu lelapku beberapa malam ini. Kemarahan yang membuatku ingin meludahi wajahmu dan berkata, "Enyahlah kau dari gemerlapnya dunia. Matilah dengan kehinaan dan tunggu pembalasan terkejam untukmu di neraka sana".


Tubuhmu yang kuat bak algojo diseberang sana melahirkan hasrat membunuh tak berkesudahan dalam nadiku. Ingin kusambar sebuah pisau tua berkarat dan menikamkannya tepat dijantungmu. Untuk kemudian membanjiri tempatmu dengan genangan darah hitam yang siratkan legam kejahatanmu. Kurapatkan sepuluh jariku, mengumpulkan darah kotormu dalam genggaman dan kuhadiahkan pada binatang-binatang yang haus akan darah. Betapa indahnya menatapmu dalam selimut kematian. Tangisan kesakitanmu membuatku benar-benar terbahak. Lolongan perihmu bagai selentingan musik pengantar tidurku. Dan disinilah aku dan kamu. Aku yang berdiri kokoh dengan pisau bergelimang darah ditangan kiriku dan kamu yang terpojok disudut sana dengan taman darah disekelilingmu. Masih berpikirkah kamu bahwa aku akan menyongsongmu dan membasuh luka-luka itu? TIDAK. Aku hanya akan menatapmu. Menjemput kematianmu perlahan tepat didepan kedua bola mataku.

-The End-

Sadaaapppp..Susah juga ternyata jadi orang berhati kejam minus perasaan seperti itu. Agak-agak ngeri gimanaaa gitu. Yah. Hanya mampu menelurkan 2 paragraf singkat.Namun percobaan untuk menjadi jiwa yang berbeda sudah kulakukan dan berharap di waktu berikutnya aku bisa menjadi seseorang yang lain, lagi.

Senin, Februari 13

Masa Depan

Diposting oleh Orestilla di 16.10.00 0 komentar
Ini tulisannya adek gantengku -- Priangga Emilsyah (kakakmu langsung posting dek karena suka) ^^

Phrase I

Hah, saat ini terlalu lelah jika hanya berdiri tanpa bertindak
Masalah-masalah ini membuatku seperti terbelenggu, didalam sebuah pipa pembuangan
Baunya seperti kaos kaki dicampur dengan bawang putih , mereka membakar setiap bagian tulang-tulang ini, sampai-sampai mendidih karna nya.
Tapi apapun itu, ketahuilah, itu hanya Metafora belaka

Kadang tak cukup waktu untuk membuat kalian semua bangga padaku
Tetap menganggapku tak berguna dan rendahan , walaupun hal yg tinggi telah kuraih.
Persetan dengan kalian ! kan  kutikam kalian dengan pisau yang kudapat dari paman syawal situkang sandwich keliling
dan akan kubersihkan darah kalian dengan pembersih sepeda lamaku

Senin , selasa , rabu dan seterusnya tak pernah ada kegiatan yang berbeda
Hanya aktifitas bodoh yang terus kukerjakan
Ke tempat belajar, Bercengkrama dengan teman, bercerita lucu , tertawa bahkan berkelahi,
"Hei !! kurasa waktu bisa berhenti untuk itu,dan sekarang bukan waktunya menonton kartun, kurasa ada yang lebih penting yang harus dilakukan daripada hal-hal seperti itu"

Kadang rasanya aku muak dengan semuanya, ingin kuteriak memanggil seseorang,
mengikatnya di tiang bendera upacara sd, sendirian selama 2 jam
Agar ada seseorang, yang akhirnya tau perasaanku saat ini.

Menulis lagu bukanlah keahlianku
aku hanya sedikit belajar dari marshall, idolaku
dia berkata "keluarkan masalahmu dengan menulis lirikmu sendiri, aku senang jadi orang yang apa adanya , jelek kukatakan jelek, baik kukatakan baik, tapi jika ada yang merendahkanku, aku tak segan-segan menembak kepalanya"

Ya, marshall, aku sadar, mungkin itu yang kubutuhkan
Karna aku mengenalmu melebihi aku mengenal pamanku sendiri , aku fans terbesarmu
Jadi mulai malam ini, pena yang biasanya ada di tas robekku, akan bergerak mengikuti sang tuan berjalan.
Terserah apa yang mau kalian katakan
Persetan dengan semua itu, karena aku akan memulai lyric ini.

Poin pertama kalian tak tau aku, tapi berusaha menjatuhkanku, dalam undang-undang itu tak masalah, karna kalian punya hak untuk berbicara.
Tapi hei "kadang undang-undang tak berlaku dalam hidup bebasku"
Karna aku punya  undang-undang sendiri.
Maka sebaiknya berpikirlah sebelum bertindak, karna yang kalian lihat hanya fatamorgana,
Tangan tak sebesar jari kaki, Buktikanlah. apa kalian bisa berjalan dengan tangan??
Sementara itu , jari kaki yang menopang kalian berjalan.
Jadi berpikirlah sebelum bertindak, karna otak lebih besar dari semuanya.
Jika kalian tetap tak mengerti, arti semua ini,
Tak ada salahnya jika kita pergi kepoin kedua, dimana otak kalian tak terpakai, dan kalian cuma  cacing kecil sedangkan aku ular berbisa yang akan mencabik-cabik segalanya.


Reff

Memang bagaimanapun aku, seburuk apapun aku, takkan pernah ada yang ingin menjadi aku.
Hanya berbisik, "kenapa harus begini, tak seharusnya tuhan memberikan takdir seperti ini", tapi kemudian ada suara kecil,bisikan dan kurasa itu hati kecilku.
suara itu mengatakan "Biarlah apa yang mereka terus katakan tentangku, mencela, membakar dan mencampakkan aku ketempat yang kotor ini"
Toh, tak ada yang akan rugi dan tak ada yang untung jika kelak aku akan berhasil atau gagal.
Jadi yang saat ini kudengarkan hanya suara hatiku sendiri, menatap masa depan yang tak pernah mengatakan "kau pasti gagal"
tak pernah, bahkan sekali pun tak pernah.
Taukah kalian? masa depan selalu diam dan memberikan setiap semangat yang ada.
Dan saat ini kukatakan, Persetan dengan  kalian, mereka dan siapapun yang menghalangi jalanku
Bersiap-siaplah, karena masa depan akan segera kuraih .


Phrase II

Kadang aku lupa , kalau menyiksa itu dalam peraturan, tak boleh dilakukan.
Tapi kadang aku lupa apa arti  peraturan itu sendiri.
"Manusia adalah makhluk sosial", aku ingat kata-kata itu, buk guru yus yang memberikannya sewaktu kelas 5 sd.
Banyak yang tau artinya, tapi tak tahu maknanya
Lihatlah berapa banyak teman yang mengacuhkanmu ketika kamu sendirian, bersedih akan sesuatu, atau bahkan mungkin menangisi kejadian buruk dalam hidupmu.
Aku bertaruh dengan semua uang yang kumiliki, jika ada 4 orang saja yang akan menanggapi masalahmu,
Karna itu takkan terjadi, karna apa? karna banyak manusia tak tau, apa arti sosial dan persahabatan itu sesungguhnnya.

"Belajarlah disekolahan" dan kau akan pintar, itu yang orang besar katakan.
Tapi marshall berkata "membaca lah , apa saja dan dimana saja, maka kau akan menjadi bijak".
Aku tau marshall. karna aku adalah penggemar beratmu
Aku suka semangatmu ketika kau dibuang oleh ayahmu, kau tak menyerah,  tetap berjuang.
Aku suka ketika kau mengatakan sesuatu yang buruk ketika itu memang dibutuhkan
Tapi banyak orang yang menghinamu, begitu juga banyak orang yang menghina dan mencibir terhadapku
Menatapku tajam seakan-akan aku semut besar diantara semut-semut kecil, jadi

(back to reff)

Phrase III

Hei, 1,2,3. coba hitung berapa kali aku berbaik hati pada kalian . Pada hitungan ke berapa semua itu akan berakhir??
ha ha, tak da yang tau, bahkan waktupun tak kan bisa menjawab.

Bernafaslah dalam semangat, terbakarlah karna ejekan-ejekan dari semua lawanmu.
Kalau saja lebah-lebah itu membunuh binatang-binatang lain yang mengganggu mereka mencari madu
Pasti tak kan ada makanan untuknya,
Tapi sebaliknya, tak berpengaruh pada mereka.
jadi,acuhkan saja, anggap hal itu sebagai ujian pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
Dan di akhir lyric ini kukatakan padamu, "ikutilah hati, ikutilah jiwamu,
Karna itu akan menuntunmu ke arah yang kau inginkan"

(back to reff)

Yo, bagi setiap orang yang jatuh
bangunlah,
raih semua mimpi dengan semangat
dan bagi setiap orang yang mengganggumu,
katakan "kau dapat melakukan apa yang kau mau"
tapi tak akan bisa menghentikan langkahku.

(Priangga Emilsyah-Masa depan-1st rap lyric by myself)



P.S : this is in indonesian,for information, i made it by english. and real tittle's "future".

Jumat, Februari 10

Institut Pemerintahan DalamNegeri #Part2

Diposting oleh Orestilla di 10.48.00 1 komentar
Kebosanan membawaku lagi ke laman ini. Ya. Tempatku menumpahkan segala gundah, merangkai asa dan harapan, berbagi banyak kebahagiaan dengan semua sahabat yang selalu menyempatkan diri melongok duniaku ditengah kesibukan mereka yang kupastikan telah habis menyita 24 jam yang ada.

Postingan keduaku tentang tempat ini. Entah darimana awalnya, ada kerinduan yang begitu membuncah tatkala menelusuri kembali jejak-jejak perjalananku bersama mereka semua. Ratusan potret yang saat ini ada dalam genggamanku mentransfer jutaan rindu menuju hati. Hanya mampu menatapnya dengan senyum, dengan rasa syukur luar bisa untuk Khalik-ku karena memberiku kesempatan untuk bertemu dan merenda banyak cita bersama mereka, di sana, di Institut Pemerintahan Dalam Negeri.


Jutaan kenangan yang tersimpan rapi dalam memori masing-masing dari kita tak akan pernah bisa dibeli dengan harga setinggi apapun. Kenangan itu akan terbungkus dalam keabadian. Betapa bangganya memiliki mereka semua dalam hidup. Betapa membahagiakannya memiliki ribuan saudara yang saat ini ada di seluruh nusantara. Jayalah selalu almamaterku, jayalah selalu IPDNku. Semoga akan selalu melahirkan tunas-tunas bangsa yang akan mengabdikan jiwa dan raganya untuk Indonesia.

BHINNEKA NARA EKA BHAKTI, PRAJA....!!!!!

Lintas kenangan 2006 - 2009, let's check it ^^
















Kamis, Februari 9

Berhentilah, kumohon

Diposting oleh Orestilla di 16.03.00 0 komentar

Bagimu yang tak pernah jatuh terpuruk kekedalaman jurang kekecewaan, mungkin tak akan paham arti tetesan airmata yang membahana karena adanya kesakitan.

Mampukah kamu membayangkan bagaimana rasanya mendaki jalanan terjal penuh batu yang tak sedikit menggerogoti kakimu dan menghadiahkan luka bernanah?
Atau mampukah kamu merasakan bagaimana mirisnya hati saat lukamu yang belum tersembuhkan disirami ratusan tetes air garam?

TIDAK...!!!!

Kamu tak pernah memposisikan dirimu disana dan membuat rasamu tak mampu menjamah rasa sakit itu.  Tak ada berhak padaku untuk memaksamu mengerti, tidak sama sekali. Hanya tolong jangan lagi hadir dengan cara apapun yang kamu miliki.

Berhentilah, kumohon.
Selentingan denting irama kehidupan yang perlahan hilang ditelan hembusan angin dan tak lagi meninggalkan bekas, anggap saja itu aku.

Rabu, Februari 8

Hey cantik, tersenyumlah ^^

Diposting oleh Orestilla di 14.59.00 1 komentar
Tulisan ini sengaja kugoreskan untuk seorang sahabat yang akan segera mengejar asa berikutnya, jauh ke negeri seberang. Andin Niantima Primasari, S.IP.M.Si. Selamat ya sayang, Allah sedang mengulurkan kasih sayangnya buatmu lewat sebuah kesempatan besar yang tak akan pernah datang kedua kalinya dalam hidup. Siapa yang tak ingin mendapatkan mimpi seperti yang saat ini ada dalam genggamanmu? Aku dan sahabat-sahabat kita yang lain pasti juga menginginkannya. Dan saat ini, kamulah yang ditunjuk Sang Khalik, mempercayakan kesempatan ini padamu, percaya bahwa kamulah yang sekarang mampu menjalaninya dengan baik. Bahagia sekali ketika kabar gembira itu datang. Sahabatku berhasil menapaki mimpinya untuk melanjutkan pendidikan S3nya di Malang sana. Jauh memang. Dan itu berarti akan ada jarak dan waktu yang akan membentang diantara aku, kamu dan sahabat-sahabat kita yang lain. Namun inilah jalan hidup berikutnya yang akan kamu tempuh. Berbahagialah, berbesar hatilah dan rampungkan mimpi-mimpi itu.

Akan ada begitu banyak cerita nantinya. Akan ada begitu banyak suka dan airmata. Tapi aku yakin, kamu perempuan kuat yang akan menghadapi segalanya dengan kedewasaan, kesabaran dan hati yang penuh kasih. Seberat apapun cobaan yang lalu, sesakit apapun datangnya, aku percaya kamu akan melewatinya dengan kepala tegak dan senyuman diwajahmu.  Karena kamu perempuan berharga. Berharga bagi orang-orang yang menyayangimu dengan ketulusan.Dan itu semua terbukti hari ini, hari dimana Allah memberikan sebuah hadiah untuk semua kebaikan yang telah kamu pupuk selama ini.

Hanya doa yang akan mengantar keberangkatanmu esok. Berbaik hatilah selalu seperti yang selama ini kamu berikan untuk kami, sahabat-sahabatmu. Jaga dirimu dan persiapkanlah sebuah kabar gembira berikutnya untukku. Lupakan kesedihanmu. Jadikan kesakitan itu pelajaran untuk hidupmu mendatang. Dan percayalah, Allah tak pernah tidur untuk melihat dan merasakan apa yang saat ini tersimpan di dalam hatimu.

Hey cantik, tersenyumlah selalu ^^

Selasa, Februari 7

Tolonglah aku

Diposting oleh Orestilla di 15.26.00 0 komentar

Aku terjerembab jatuh ke sebuah lubang menganga berisi ribuan liter air yang bisa saja membuatku mati kehabisan udara.
Dimanakah letak salahnya?
Lubang kelam yang tak memberikan aba-aba akan keberadaannya, licinnya jalan yang kutempuh hingga terjatuh atau kebodohanku yang tidak pernah bisa berenang?
Aku tak tau itu.
Yang ku tau cuma satu, aku sedang terperangkap di sini. Mencoba menegakkan kepala agar udara di atas sana bisa kuraih dan kukirimkan ke paru-paru, membantuku untuk tetap hidup. Menggapai apapun yang bisa kusentuh agar ragaku bisa segera keluar dari lubang kelam ini. Atau mungkin aku bisa mengajarkan kakiku untuk mendayung agar tubuhku tetap mengambang, tak hanya diam menunggu kematian. Apapun akan kulakukan untuk meninggalkan kegelapan ini, secepat mungkin, sekuat yang aku bisa.

Dan tiba-tiba, tangan itu muncul.
Jantungku berdegup karena kegembiraan. Ya. Ada yang datang mengulurkan tangannya untukku. Betapa pertolongan itu sangat berarti. Aroma kematian seakan menguap pergi. Kuraih tangan itu dan mendorong badanku dengan sisa-sisa tenaga yang ku punya.

Tapi, apa ini?
Bukannya menarikku keluar dari si lubang kelam, tangan itu malah mendorongku, menghempaskan tubuh rapuhku jauh lebih dalam. Riakan air seakan memelukku erat dan tak ingin melepaskannya lagi walau hanya untuk sesaat. Airmataku jatuh, jatuh dan semakin deras. Aku takut. Siapa dia? Siapa yang dengan begitu teganya memberikanku harapan akan hidup dan menghancurkannya hanya dalam hitungan detik?

Air-air ini memasuki tenggorokanku, aahh..betapa perihnya. Mereka mulai menggerayangi mata, hidung dan telingaku. Tak ada lagi udara. Sesak. Dan segalanya menghitam, legam. Siapapun kamu, tolong. Tolonglah aku.
 

ORESTILLA Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea